Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Tujuh korban kecelakaan mobil di perlintasan kereta api wilayah Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi pada Sabtu (21/12/2019) merupakan satu anggota keluarga.
Saat kejadian, Bahrudin (51) dan Didit (12) yang merupakan ayah dan anak, Martinah (50), Yanto (55) yang merupakan pasangan suami istri (Pasutri).
Yanda (32) dan Santi (30) yang juga Pasutri, serta Syarifudin (49) baru saja pulang dari rumah kerabatnya Firman di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi.
"Bahrudin, Syarifudin, dan Martinah itu kakak kandung saya. Santi itu anaknya Martinah, Yanda suaminya Santi. Kalau Didit keponakan saya," kata adik ketiga korban, Firman di Matraman, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2019).
Mereka baru saja bertolak dari kediaman Firman yang kini dalam masa pemulihan usai terjatuh sekitar lima bulan lalu dan kini berjalan dibantu tongkat.
Kepergian mereka dari rumah Firman sekira pukul 22.00 WIB jadi pertemuan terakhir sebelum mobil yang dinaiki dihantam kereta api Argo Parahyangan.
"Habis dari rumah saya, nengokin saya. Bulan lalu juga mereka datang jenguk saya. Sekalian silaturahmi, mendoakan biar saya cepat sembuh," ujarnya.
• Keluar dari Penjara, Begini Penyambutan Penggemar Kepada Kris Hatta
• Korban Tabrak Lari, Pengendara Motor Tewas di Jalan Daan Mogot
• Ibu di Boyolali Jadi Korban Penyiraman Air Keras, Keluarga Akui Trauma hingga Anak Tak Mau Sekolah
Firman menyebut jenazah Bahrudin, Syarifudin, Didit, Martinah, dan Yanto dimakamkan di TPU Kemiri, Rawamangun, Pulogadung.
Sementara jenazah Yanda dan Santi dimakamkan rencananya dimakamkan di wilayah Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.
"Yanda dan Santi ini baru menikah, mereka juga belum punya anak. Memang biasanya kalau keluarga besuk saya mereka juga ikut," tuturnya.