"Ini enggak bisa dijelasin pakai logis, intinya Garaga anaknya baik banget," terang Panji.
"Tuh dia anteng banget," lanjutnya sambil menunjukan reaksi tenang Garaga.
Hal itu pun disetujui oleh Ana Cikey, ia setuju bahwa sikap Garaga saat bertemu dengannnya begitu tenang.
"Iya, ganteng banget baik banget. Ya memang hal ini tidak bisa dijelaskan dengan logika, tapi kita bisa lihat dengan nyata," kata Ana Cikey.
"Tapi jujur kalau teteh merasanya, karena teteh memang pertama kagum, dan teteh melihat dari Garaga itu ada 'energi' lebih, dan teteh yakin ketika kita tulus tidak ada niat apa pun, (perasaan) ke mereka juga sampai," jelas Ana.
Kemudian, Panji Petualang mencoba mengajak Ana Cikey untuk berfoto selfi bersama Garaga.
"Nah sekarang mah kita cobain ajak dia selfie," ujar Panji sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya.
"Oh gitu ya," kata Ana.
Ketika Panji Petualang menyalakan layar ponselnya, secara spontan Garaga seolah bergerak memerhatikan ponsel yang dipegang Panji.
"Eh eh kok (dia) lihat, lagi ambil handphone lihat Garaga?" tanya Ana Cikey.
Panji kemudian mencoba menenangkan Garaga, dan mengutarakan niatnya untuk berfoto selfi bersama Garaga.
"Iya, mau selfie Garaga, diem dulu yah," kata Panji kepada Garaga.
Panji kemudian mengatur posisi Ana Cikey untuk lebih dekat dengan Garaga.
Panji pun memposisikan ponselnya agar bisa berfoto bersama Garaga dan Ana Cikey.
Seolah paham bahwa dirinya akan difoto, Garaga tampak berdiri diam sambil mengarahkan wajahnya ke kamera ponsel.