Banjir di Bekasi

3.955 Korban Banjir di Bekasi Terserang Penyakit, Pemkot Telah Tetapkan Status KLB

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban banjir Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Jatiasih Bekasi saat mengungsi di posko Gedung Kantor Ligostistik BNPB Bekasi.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar

TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan banjir yang terjadi di wilayahnya telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes), 3.955 orang terserang penyakit.

"Kita sudah tetapkan sebagai kejadian luar biasa, karena hampir di semua kecamatan di Kota Bekasi terdapat titik banjir," kata Tri saat dijumpai di Bendungan Bekasi, Minggu  (5/1/2020) malam.

Dia menjelaskan, hingga kemarin dari data catatan hasil pemeriksaan warga yang terdampak banjir.

Ada sebanyak 3.955 orang yang melakukan pengobatan di puskesmas maupun posko kesehatan siaga banjir yang dibuka Dinkes Kota Bekasi.

"Sampai kemarin datanya ada 3.955 yang sakit, mereka hadir ke tempat-tempat yang sudah kita siapkan," jelasnya.

"Karena kita minta bahwa setiap puskesmas hadir pada titik-titik (lokasi banjir), sehingga kita wajibkan warga kalau perlu datang ke puskesmas yang ada untuk melakukan pemerisaan kesehatan," tambahnya.

Jenis penyakit yang diderita warga korban banjir cukup beragam, mulai dari luka akibat terkena benturan saat evakuasi banjir hingga menderita penyakit kulit.

"Rata-rata mereka memderita ya diare, gatal, demam, ada ISPA," ujar Tri.

Dia memastikan kehadiran tim medis di tengah-tengah korban banjir akan dioptimalkan sampai kondisi lingkungan membaik dan korban banjir dapat kembali beraktivitas seperti sedia kala.

"Dengan kita jemput bola menggunakan mobil ambulans yang kita miliki, kita optimalkan dengan seluruh kekuatan yang kita miliki dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat," tegasnya.

Sementara itu, untuk korban jiwa akibat banjir besar ini, Tri memastikan sampai saat ini jumlahnya sebanyak sembilan orang.

"Korban jiwa sampai hari ini terupdate ada 9 orang, terakhir itu pada saat anak kecil umur 11 tahun yang kita temukan pada saat mereka berenang di sungai, terbawa arus," kata Tri.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat di jumpai di Bendungan Bekasi, Jalan Mayor Hasibuan Bekasi Timur, Minggu malam, (5/1/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/Yusuf Bachtiar)

Sembilan warga yang meninggal dunia ini berasal dari Kecamatan Rawalumbu sebanyak tiga orang.

Lalu Kecamatan Pondok Melati sebanyan dua orang, Kecamatan Medan Satria satu orang dan Kecamatan Bekasi Barat tiga orang.

Untuk kondisi terkini, Tri mengaku sudah berkeliling ke beberapa titik. Sejauh ini kata dia, mayoritas warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

"Hampir di seluruh lokasi (banjir) di Bekasi per hari ini sudah tidak ada lagi genangan air dan kemudian pengungsian sudah kembali ke rumah masing-masing kecuali di PGP (Pondok Gede Permai) yang tinggal 24 KK atau 80an orang," kata Tri.

Bocah Terseret Arus Saat Berenang, Total 9 Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir di Bekasi

Banjir besar yang melanda wilayah Bekasi sejauh ini telah menelan 9 korban jiwa.

Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat dijumpai di Bendungan Bekasi, Minggu (5/1/2020) malam.

"Korban jiwa sampai hari ini terupdate ada 9 orang, terakhir itu pada saat anak kecil umur 11 tahun yang kita temukan pada saat mereka berenang di sungai, terbawa arus," kata Tri.

Sembilan warga yang meninggal dunia ini berasal dari Kecamatan Rawalumbu sebanyak tiga orang.

Lalu Kecamatan Pondok Melati sebanyan dua orang, Kecamatan Medan Satria satu orang dan Kecamatan Bekasi Barat tiga orang.

Tri mengungkapkan, bencana banjir yang terjadi sejak tahun baru, Rabu (1/1/2020) ini merupakan yang terparah.

Pemerintah Kota Bekasi sajauh ini menetapkan bencana ini sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Untuk kondisi terkini, Tri mengaku sudah berkeliling ke beberapa titik.

Sejauh ini, kata dia, mayoritas warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing.

"Hampir di seluruh lokasi (banjir) di Bekasi per hari ini sudah tidak ada lagi genangan air dan kemudian pengungsian sudah kembali ke rumah masing-masing kecuali di PGP (Pondok Gede Permai) yang tinggal 24 KK atau 80an orang," kata Tri.

Pihaknya mengaku akan terus memberikan pelayanan berupa, layanan medis, distribusi bantuan hingga dapur umum.

"Dapur umum masih kita operasionalkan kita tunggu sampai besok, kalau besok sudah terjadi penurunan permintaan mungkin kita akan kurangi jumlahnya," ujarnya.

"Memang di situ (PGP) aja yang masih dalam proses re-covery lebih pada kita sekarang kaitannya seperti pengangkutan sampah kemudian pengobatan, kemudian tetap juga kesiapan bahan makanan karena memang mereka tidak sempat masak dan lain sebagainya," tandasnya.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat, korban terdampak banjir yang terjadi pada awal tahun ini mencapai 336.274 jiwa di 12 kecamatan di wilayah setempat.

"Itu secara keseluruhan yang terdampak banjir se-Kota Bekasi," kata Ketua BPBD Kota Bekasi, Haryono, Minggu, (5/1/2020).

Kondisi di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Dia menjelaskan, banjir yang melanda beberapa hari ini sudah ditetapkan sebagai tanggap darurat bencana oleh Wali Kota Bekasi.

Sebab, hampir 70 persen wilayah terdampak banjir akibat luapan air kali.

89 Titik Infrastruktur Tanggul Kali di Kota Bekasi Rusak Setelah Banjir Besar

Air Surut, Korban Banjir Kampung Makasar Mulai Beraktivitas Normal

"Hampir semuanya kena banjir di tiap kecamatan sehingga dari itu ditetapkan tanggap darurat banjir dan tanah longsor dan mulai hari Kamis, 2 Januari 2020, kemarin," ujarnya.

Dari total 12 kecamatan di Kota Bekasi, ada sebanyak 93 titik yang terdampak banjir sejak malam tahun baru kemarin.

Haryono mengatakan, kecamatan paling banyak terdapat titik banjir adalah Bekasi Barat dengan 16 titik disusul Bekasi Selatan dengan 11 titik.

"Tapi dampak paling parah atau banjir paling parah dialami di Jatiasih, tepatnya di Perumahan PGP (Pondok Gede Permai), karena kedalaman banjirnya paling tinggi bisa sampai kurang lebih 6 meter," jelas dia.

89 Titik Infrastruktur Tanggul Kali di Kota Bekasi Rusak Setelah Banjir Besar

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan sekitar 89 titik tanggul kali di Kota Bekasi mengalami kerusakan pascabanjir besar yang melanda wilayah setempat.

"Tanggul itu yang rusak ada sekitar kurang lebih 89 titik di kota bekasi yang berada di sepanjang kali bekasi masuk ke prioritas karena dalam kondisi hujan normal pun itu sudah berpotensi air itu keluar dari kali," kata Tri, Minggu (5/1/2020) malam.

Dia menjelaskan kerusakan yang terjadi cukup bervariatif.

Mulai dari konstruksi yang jebol atau roboh atau rusak berusak kebocoran-kebocoran.

Tri menjelaskan, pihaknya sudah berkordinasi dengan Kementerian PUPR.

Ada sedikitnya 257 tim ahli yang disebar kementerian untuk penanganan infrastruktur kali yang rusak di Jabodetabek, 50 diantaranya disebar di Bekasi.

"Sekitar 20 persen tenaga ahlinya diperbantukan di Kota Bekasi dalam rangka untuk merevitaliasi kondisi kali bekasi yang memang sudah sangat parah dan mereka sudah bergerak terutama di Kali Bekasi," kata Tri.

Untuk langkah awal, perbaikan jangka pendek tentu bakal dilakukan sebagai upaya penanggulangan pascabanjir.

"Tanggulnya walaupun itu sifatnya sementara dioptimalkan memiliki kekuatan yang sama dengan tanggul sebelum terjadinya banjir besar kemarin," ujarnya.

Proses penanganan kerusakan infrastruktur tanggul ini diperkirakan memakan waktu cukup lama. Sebab, jumlah yang cukup banyak tentu menjadi kendala utamanya.

Meski begitu, pemerintah kata Tri, melakukan upaya antisipatif terjadinya potensi hujan besar pada 11-15 Januari 2020 sesuai prediksi BMKG.

"Beberapa yang terjadi kebocoran itu sudah mulai dilakukan penambalan tapi tentunya karena titiknya cukup banyak ini kan konsentrasinya tidak akan bisa dilaksanakan dalam waktu dekat, tapi intinya kita mempersiapkan diri tanggal 11 - 15 Januari ini," tegas dia.

Berita Terkini