"Tapi memang kepikiran waktu berangkat, pas mau sampai di Tangkuban Perahu, bus sempat susah naik di tanjakan tapi akhirnya naik juga sih," katanya.
Kepergian Muniroh dan rekan-rekan dari 15 Posyandu yang ada di Depok ini dikataka Muniroh sebagai bagian dari perpisahan dengan seorang bidan yang telah delapan tahun mengabdi.
Muniroh mengatakan, kejadian musibah tersebut terjadi pada pukul 17.20 dengan tujuan akhir ke Depok setelah dari Tangkuban Perahu.
Muniroh mengisahkan, teman sebangkunya sempat mengaku bermimpi bahwa tak jadi pergi ke Tangkuban Perahu.
"Tapi saya bilang, sudah bu enggak ada apa-apa, kita berdoa saja insya Allah enggak ada apa-apa," tuturnya.
Dengan peristiwa yang membuat kaki dan tangannya luka-luka ringan serta dadanya sesak ini tak sampai melahirkan trauma mendalam baginya.
Tak ada ketakutan untuk kembali naik bus atau rekreasi.
"Ini kan musibah ya, kalau yang namanya musibah kan bisa di mana aja," katanya.
Wakil Wali Kota Depok: Mereka Kader Andalan
Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna mengatakan rombongan ibu-ibu kader Posyandu tersebut sedang bertamasya dalam rangka mengekspresikan kegembiraannya.
Sebab, belum lama ini para kader tersebut baru saja meraih penghargaan peringkat pertama di program Peningkatakan Peran Wanita Menuju Keluarga Sehat (P2WKSS).
"Jadi memang mereka-mereka ini kader-kader andalan, jadi untuk mengekspresikan kegembiraannya mereka bertamasya," kata Pradi seusai penyerahan tujuh jenazah di Masjid Assobariyah, Cipayung, Depok, Minggu (19/1/2020).
Sembari menahan kesedihannya, Pradi mengatakan dari puluhan korban, tujuh warganya dinyatakan meninggal dunia di lokasi.
Dari ketujuh korban meninggal itu, Pradi mengaku salah seorang diantaranya adalah kerabatnya.
"Masih ada family, makanya sangat mengharukan sekali buat saya," tutur Pradi.