Meski mapan secara ekonimi, Yati suka mengobrol dengan tetangga dan warga, tak pernah pilih-pilih status sosial lawan bicaranya.
"Istrinya memang terkenal baik, suka ngobrol sama warga sini. Beda kalau suaminya jarang kelihatan keluar," terang Muhayar.
Yati asal Jawa Tengah ini sangat peduli dengan warga Kampung Nagrak, tak sekali membantu mereka yang kesusahan.
"Dia (Yati, red) baik. Baik banget. Suka bantu-bantu warga kalau lagi susah. Meskipun rumahnya besar dia tidak pilih teman," tegas dia.
Selama ini Muhayar dan warga tidak pernah sekalipun mendengar keluarga ini berantem apa lagi ribut-ribut.
Setelah sekian lama berumahtangga, di tengah mabuk minuman keras, nyawa Yati melayang di tangan Edi pada Sabtu (8/2/2020) dini hari.
Jerit Tengah Malam
Dani (38) yang sedang ronda bersama sejumlah warga, tiba-tiba terkesiap mendengar lolong jeritan dari dalam rumah Yati dan Edi.
Selidik punya selidik, itulah suara anak gadis mereka yang masih berusia 17 tahun.
Dani dan sejumlah warga segera menyambangi muasal suara lalu masuk ke dalam rumah gedong, tak percaya melihat apa yang dilihat.
Yati sudah tak berdaya, dari tubuhnya bersimbah darah yang membasahi lantai rumah.
"Ada delapan luka tusukan di belakang, dan tujuh luka tusukan di depan tubuh korban," cerita Dani kepada TribunJakarta.com.
Ia tak mengetahui pasti siapa gerangan yang melukai Yati sehingga mendapat 15 luka tuskan mematikan itu.
Warga hanya menduga, Edi lah yang menusuk Yati hingga penuh luka.
"Pelakunya dugaannya suami korban. Tapi belum tahu karena apa," ucap Dani.