Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, CILODONG - Ketika kebanyakan orang terlelap tidur, Hadi Sunoto (40) masih terjaga membuka warung kelontongnya pukul 03.00 WIB.
Tanpa pernah menduga, Kamis (14/2/2020) dini hari itu kesialan menimpa Hadi.
Ia didatangi lima orang bandit, satu di antaranya memakai topeng tengkorak.
Kelima orang itu berboncengan dua motor.
Mereka menyerang secara membabi buta sambil mengibaskan celurit, menyisakan luka robek di bahu kiri Hadi.
Meski kalah jumlah, Hadi tak ciut nyali.
Ia berusaha melawan mereka yang mencoba merampas handphone miliknya.
"Tiga orang turun pakai celurit langsung menyerang saya," ungkap Hadi di warung kelontongnya, Cilodong, Kota Depok, Jumat (14/2/2020).
"Mereka mau ngambil handphone."
"Tapi saya lawan," imbuh dia.
Para bandit makin belingsatan dan kembali melayangkan celurit hingga mengenai hidung Hadi.
Darah mengucur, sementara Rizkiani, istri Hadi, yang tengah tertidur lelap langsung terjaga.
"Saya jatuh, istri saya bangun langsung panik," ucap Hadi.
"Itu posisinya istri saya bangun mereka (pelaku) masih ada di lokasi," beber dia.
Akibat sabetan senjata tajam, Hadi mendapat lima jahitan di bahu kiri dan tiga jahitan di bawah hidung.
Dari kejadian mengerikan dini hari itu, Hadi hanya mengingat satu dari pelaku memakai topeng.
"Itu saja yang saya ingat soalnya kan malam jadi gelap," katanya.
Ia langsung melaporkan musibah yang dialaminya ke Markas Polsek Sukmajaya.
"Sudah lapor, maunya cepat ketangkap," ucap Hadi.
"Soalnya saya mau pulang kampung keluarga pada khawatir."
"Jadi sebelum pulang kampung saya harap pelakunya sudah ketangkap," ucap dia.
Istri Ikut Melawan
Kesadaran Rizkiani belum sepenuhnya kembali, tapi seketika melek melihat suaminya dikepung para bandit.
Hadi sudah terkapar saat badannya kena sabet celurit.
"Pas saya keluar posisinya suami saya sudah dibacok, terkapar di jalanan," kata Rizkiani.
Rizkiani masuk ke dalam warung mengambil senjata tajam untuk melawan para bandit.
"Istri saya langsung masuk ngambil senjata tajam."
"Pas keluar bawa celurit mereka (pelaku) langsung pada kabur," kata Hadi.
Baru 13 Hari Jualan
Hadi dan Rizkiani berharap besar toko kelontongnya bisa memperbaiki roda ekonomi kehidupan mereka.
Namun, belum genap sebulan sudah disatroni para bandit.
"Baru buka 13 hari, memang biasa saya kalau malam di depan warung sambil ngopi main handphone," ungkap Hadi.
Ia mengalami kerugian karena handphone yang dimainkannya dini hari itu berhasil direbut para bandit.
Tapi gara-gara mempertahankan handphonenya, Hadi harus menerima jahitan akibat sabetan celurit.
Hadi kalah karena menggunakan tangan kosong saat meladeni para bandit.
"Yang nyerang saya ada tiga orang pakai celurit semua, satu ada yang pakai topeng tengkorak."
"Saya lawan benar-benar pakai tangan kosong," kata Hadi.
Dalam waktu dekat, ia berniat pulang ke kampung halaman untuk menemui anaknya yang cemas dan khawatir.
Niat tersebut masih belum bisa terlaksana.
Hadi sangat penasaran dengan para bandit yang menyerangnya.
"Takutnya kalau saya pulang kampung pelakunya ketangkap."
"Saya mau lihat siapa pelakunya," Hadi menegaskan.
TONTON JUGA: