Impian Delis yang Ditemukan Tewas di Drainase Pupus, Curhat di Catatan Tak Mau Repotkan Orangtua

Penulis: Siti Nawiroh
Editor: Kurniawati Hasjanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah kerabat berupaya menenangkan Wati Candrawati (46), ibu kandung Desi Sulistina (13) alias Delis, saat pemakaman jenazah Delis di pemakaman Lewo, tak begitu jauh dari rumah Wati di Kampung Sindangjaya, Desa Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Rabu (29/1/2020).

TRIBUNJAKARTA.COM, TASIKMALAYA - Desi Sulistina atau Delis (13) ternyata memiliki impian atau cita-cita yang mulia.

Hal itu diungkapkan Delis melalui sebuah catatan sebelum akhirnya ia tewas di tangan ayah kandungnya sendiri, Budi Rahmat (45).

Karena masalah uang, sang ayah tega menghabisi nyawa Delis dengan cara dicekik.

Delis merupakan bocah yang masih duduk di bangku SMP di Tasikmalaya yang mempunyai cita-cita kelak di masa depannya.

Orangtuanya, Budi dan Wati telah bercerai 10 tahun silam.

Sebelum dinyatakan hilang dan ditemukan tewas di gorong-gorong atau drainase depan SMPN 6 Tasikmalaya, Delis sempat menghampiri Budi di tempat kerjanya.

Rupanya saat itu Delis ingin meminta uang Rp 400 ribu untuk keperluan biaya study tour sekolah.

Wati Masih Penasaran: Mengapa Sang Anak Buat Keputusan Ini Sebelum Ditemukan Tewas di Gorong-gorong?

Alih-alih mendapatkan uang, nyawa Delis malah melayang akibat Budi tak bisa tahan emosi ketika sang anak merengek meminta uang.

Budi mencekik Delis hingga meninggal dunia dan jasadnya disembunyikan di gorong-gorong, Kamis (23/1/2020).

Hingga akhirnya sebulan setelah jasad Delis ditemukan, polisi berhasil menangkap Budi sebagai tersangka.

Wati masih sangat berduka ditinggalkan anak kesayangannya yang dikenal ramah dan rajin beribadah itu.

Baim Wong Marah Dijemput di Bandara Gara-gara Ini, Paula Verhoeven: Dia Gak Tahu Perjuangan Kita!

Bahkan Wati membeberkan curahan hati Delis yang ditulis di sebuah catatan mengenai cita-cita dan sekolahnya.

Dengan tulisan tangannya, Delis mengungkapkan harapan di masa depan kelak ingin menjadi Polisi Wanita (Polwan).

"Bila besar nanti saya ingin menjadi Polwan," tulis Delis di catatan tersebut dikutip dari Kompas.com.

Delis mempunyai tujuan mulia memilih Polwan sebagai cita-citanya, ia ingin memberantas kejahatan.

Dijenguk Atta Halilintar & Dibawakan Ini, Aurel Hermansyah Kegirangan: Emang Mau Ngasih dari Hati?

"Mengapa saya ingin menjadi Polwan karena saya ingin memberantas kejahatan dan kejahatan akan berkurang."

Untuk menggapai cita-citanya tersebut, Delis mengaku akan belajar yang rajin di SMPN 6 Tasikmalaya.

"Di SMP 6 Negeri saya akan belajar dengan tekun agar tercapai cita-cita saya saat besar nanti dan bila di kelas SMP 6 Negeri saya akan mendengarkan bila ibu guru meneragkan."

"Bila bu guru memberi tugas di rumah saya akan mengerjakannya degan senang hati agar mendapatkan ilmu yang bermanfaat,"

Setelah Selesai Nyanyi Lagu Cinta Sejati, BCL Lakukan Ini ke Noah & Ibunda dari Atas Panggung

Dikenal baik oleh orang sekitarnya, Delis juga tak ingin memberatkan orangtuanya.

Ia memilih SMPN 6 Tasikmalaya sebagai tujuannya melanjutkan pendidikan kala itu agar tak membebani orangtua masalah biaya.

Pasalnya, rumah Delis dan sekolahnya mempunyai jarak yang cukup dekat.

"Pertama, Saya ada dikelas 6 sebentar lagi saya akan melaksanakan perpisahan dan keluar dari SDN 2 Lewo."

Pelaku pembunuhan Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong adalah ayah kandungnya sendiri berhasil ditangkap Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota, Kamis (27/2/2020). ((KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA))

"Setelah saya keluar dari SDN 2 Lewo, saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri bila diterima, mengapa Saya akan meneruskan ke SMP 6 Negeri Kerena jaraknya dekat dari rumah dan tidak perlu buang-buang uang untuk biaya ongkos angkutan umum."

"Dan tidak perlu diberi uang yang banyak oleh orangtua cukup uang saku saja," tulisnya.

Selain itu, Delis juga memilih sekolah tersebut karena ingin mempunyai banyak teman.

"Saya memilih ke SMP 6 Negeri karena saya ingin mendapatkan banyak ilmu pengetahuan dan ingin mendapatkan banyak teman-teman," tulisnya.

Mimpi pedagang cilok

Teteng Sugianto (53), tukang cilok yang pertama kali menemukan jasad Delis Sulistina di dalam gorong-gorong depan SMP Negeri 6, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1) sore, mengaku bermimpi melihat Delis Sulistina duduk di atas gorong-gorong.

Dalam mimpi itu Delis Sulistina terlihat mengenakan baju seragam putih dan bergumam kenapa ayahnya tega membunuhnya.

Wati Candrawati (46), ibunda Desi Sulistina (13) alias Delis. (Tribun Jabar/Firman Suryaman)

Mimpi itu muncul sehari setelah Teteng secara tak sengaja menemukan jasad Delis di dalam gorong-gorong.

"Saya baru berani menceritakan mimpi yang saya alami sebulan lalu, karena polisi sudah berhasil menangkap pelaku pembunuhan terhadap Delis, yaitu BR (45), ayah kandungnya sendiri," ujar Teteng, saat ditemui, Minggu (1/3/2020).

Teteng mengaku bermimpi melihat Delis duduk di atas gorong-gorong sambil menangis dan bergumam kenapa ayahnya sampai tega membunuh dirinya.

"Saya langsung bangun setelah mimpi itu. Ketika saya dimintai keterangan oleh polisi hingga dini hari, mimpi saya juga disampaikan. Polisi tampak respon, tapi katanya mereka tidak bisa menuduh sembarangan karena harus ada bukti," ujar Teteng.

Teteng tidak mengerti kenapa ia sampai bermimpi seperti itu.

Wati Fatmawati (46), ibunda mendiang Delis Sulistina (13) siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang jenazahnya ditemukan di dalam gorong-gorong sekolahnya, Senin (27/1/2020). ((KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA))

Namun yang jelas, Teteng merupakan orang yang pertama kali menemukan jasad Delis dalam gorong-gorong.

Senin (27/1) sore itu ia masih jualan cilok persis di atas gorong-gorong dimana jasad Delis berada.

Sejak pagi sebenarnya sudah tercium bau tak sedap. Karena hingga sore masih tercium, ia berinisiatif menengok ke dalam gorong-gorong.

"Saya nengok ke dalam, dan ternyata di dalam gorong-gorong sekitar empat meter itu terdapat tubuh manusia," ujar Teteng.

Ia kemudian memindahkan roda ciloknya dan menggali dibantu seorang warga.

Benar saja setelah gorong-gorong tembus, terlihat ada tubuh manusia.

Makanya, lanjut Teteng, ketika polisi akhirnya menyebut Delis menjadi korban pembunuhan dan pelakunya adalah BR, dirinya tak begitu terkejut.

"Mimpi saya ternyata benar dan saya sendiri sejak awal sudah yakin Delis dibunuh ayahnya ," katanya.

(TribunJakarta/TribunJabar/Kompas)

Berita Terkini