TRIBUNJAKARTA.COM, MEDAN- Walau sudah mengaku sebagai prajurit TNI, Praka Bambang dan saudaranya tetap dikeroyok oleh orang yang diduga preman di Pasar Palapa Brayan, Medan, Minggu (1/3/2020).
Pengeroyokan tersebut bermula dari persoalan ayam. Praka Bambang disebut dipukuli karena tidak bersedia memberikan ayam milik saudaranya kepada preman pasar.
Simak selengkapnya:
1. Kronologi
Saat kejadian Praka Bambang yang disebut berdinas di Kesatuan Yonif 111 sedang cuti kedinasaan.
Dalam pengeroyokan itu, awalnya Nanang dan Bambang memarkirkan mobil yang bermuatan ayam potong yang akan dijual di Pajak Palapa (TKP).
Tak lama, kemudian kedua korban didatangi oleh seseorang laki-laki yang turun dari becak motor.
Laki-laki yang mendatangi kedua korban dalam keadaan mabuk, yakni Aban. Dalam kondisi mabuk, Aban minta ayam potong korban.
Tanpa izin dari pemilik mobil, Aban memanjat mobil korban secara paksa untuk mengambil ayam potong milik korban, sehingga terjadi perkelahian antara Aban dan Bambang.
Saat itu, Nanang mencoba melerai perkelahian tersebut. Namun teman Aban berisial AC (DPO) dan UM (DPO) menyerang Nanang dan Bambang.
Situasi bertambah ramai dan massa ikut memukuli kedua korban.
A dikabarkan memanggil rekannya. Kedatangannya pun untuk meminta maaf agar si preman A dilepaskan.
Mendengar permohonan itu, Praka Bambang lalu melepaskan pelaku. Setelah dilepaskan, diduga A tidak terima dan membawa kawan-kawannya untuk mengeroyok korban.
Para pelaku memukuli Praka Bambang hingga cedera.
Setelah puas menganiaya korban, para pelaku menyekap Praka Bambang di pasar tersebut. Keluarga yang mendapat informasi Praka Bambang dianiaya para preman, langsung menjemput ke Pasar Pajak Brayan.