Virus Corona di Indonesia

Warga Borong Masker hingga Bahan Pangan, 2 Pemulung Ini Pilih Pasrah: Berlebihan, Kayak Takut Mati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Samsudin (60), pemulung di Juanda, Bekasi yang tidak khawatir virus corona, Rabu (4/3/2020).(KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA)

Semakin stok menipis, harga pasti melambung tinggi.

Lagi-lagi, Memet cuma bisa pasrah.

“Ya kelaparan itu kan sudah makanan kami sehari-hari Mbak. Orang kalau kami lagi sakit, ya tetap kerja supaya tidak rasain lapar kelamaan,” ucap dia sambil becanda.

Berbeda dengan Memet, Samsudin tampak tak mengetahui informasi soal virus corona.

“Apa itu corona? Belum tahu saya mah, orang tidak pernah nonton televisi,” ujar Samsudin.

Samsudin tak ambil pusing akan virus yang sudah menyerang sejumlah negara itu.

Saat dijelaskan soal gejala-gejala virus yang mirip dengan flu itu, Samsudin pun menilai dirinya sudah terbiasa.

Sesak napas, pusing, demam, batuk, sebut Samsudin, sejak lama dia rasakan ketika hidup di jalanan.

“Saya saja kalau sakit pakai obat warungan, tidak takut ah,” ucap bapak tiga anak ini.

Serupa dengan Hasim (57), pedagang kaki lima di kawasan Juanda, Bekasi, juga tak punya persiapan khusus untuk menghadapi corona.

Hasim sudah memantau pemberitaan soal bahaya virus yang berasal dari Wuhan, China itu.

Awalnya, Hasim ingin membeli masker. Namun, mencari-cari ke sana sini, dia tak menemukannya.

“Tidak ada persiapan saya hanya berdoa aja, tadinya mau beli masker. Eh maskernya habis mana mahal,” ucap dia.

Hasim pun hanya berserah kepada Tuhan tentang apapun cobaan termasuk penyakit yang harus dihadapinya ke depan.

Sebab, menurut dia, jika Tuhan memberikan sebuah penyakit, artinya dia mampu menghadapi penyakit itu.

Halaman
123

Berita Terkini