"Saya menggunakan pedekatan atribusi sosial, bahwa sebetulnya yang melatari memborong atau menimbun tadi ada empat hal," ucapnya.
• Disebut Said Didu Tertular Virus Kebohongan, Yusuf Mansur Bijak: Saya Mau Nemuin Bapak Bila Berkenan
TONTON JUGA
Ke empat faktor tersebut adalah, eksternal, internal, spontan, dan pertimbangan.
"Secara internal, eksternal, spontan, dan secara pertimbangan," jelasnya.
Oriza Sativa menjelaskan faktor internal bersumber dari pengetahuan suatu individu itu sendiri terhadap sebuah permasalahan.
Ia mencontohkan apabila seseorang memiliki pengetahuan soal efek virus corona, maka hal tersebut akan mendorongnya untuk melakukan sesuatu, misal memborong dan menimbun sembako hingga masker.
• Numpang Tidur di Rumah Ibadah, 2 Pria Ini Dipergoki Warga Dalam Keadaan Telanjang saat Lampu Mati
"Yang pertama mungkin orang melakukan itu baik itu menimbun atau memborong itu karena adanya pengetahuan-pengetahuan yang dia miliki," kata Oriza Sativa.
Oriza Sativa mengatakan faktor yang kedua adalah eksternal.
Perilaku seseorang memborong dan menimbum sembako dapat dipengaruhi dari informasi tak benar terkait virus corona yang didapatnya.
"Yang kedua faktor eksternal kita bisa terpengaruh karena orang lain juga karena berita-berita yang tidak benar," ucap Oriza Sativa.
• Aksinya di Tengah Panic Buying Viral, Pemilik Toko Sembako Berpesan ke Pembeli: Pulang Sembahyang Ya
Faktor ketiga adalah spontan, menurut Oriza Sativa satu dari empat orang dewasa di DKI Jakarta mengalami gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan tersebut memiliki gejala, salah satunya adalah mudah panik.
"Yang ketiga faktor spontan, kalau secara psikologi kita mengamati adanya kepanikan tadi, ini baru namanya panic buying," ujar Oriza Sativa.
"Kepanikan itu sendiri merupakan bagian dari kecemasan,"
"Sedangkan dari jurnal penelitian mengatakan satu dari empat orang dewasa terutama di kota besar, itu pasti menderita kecemasan,"