Ia tak tahu Senin sore itu anaknya berenang di Kanal Banjir Barat.
"Kemarin dia memang perginya sama sekitar delapan temannya anak deket rumah," ucap Sapri.
"Tapi, katanya di sini ada banyak anak-anak lain juga yang pada berenang."
"Saya juga kurang paham, tahunya pas udah kejadian," aku dia.
Sampai menjelang Magrib, Sapri tak beranjak di pinggir pagar pembatas, menyaksikan permukaan air Kanal Banjir Barat yang keruh cokelat.
Pria 55 tahun yang rambutnya sudah beruban itu harus lebih sabar menunggu, di hari kedua anaknya belum juga ketemu.
Tampak arus tak terlalu deras, namun banyak pusaran air di permukaan Kanal Banjir Barat.
Urung Menyelam
Komandan Tim SAR gabungan dari Basarnas Jakarta, Rizki, mengakui jarak pandang di bawah permukaan terbatas karena air keruh.
"Enggak kelihatan sama sekali, belum lagi banyak lumpurnya," ungkap Rizki di lokasi pencarian pada Selasa sore.
Sempat tim SAR gabungan menambah radius penyusuran kali untuk proses pencarian Andi.
Semula hanya dua kilometer dari lokasi tenggelamnya Andi, memanjang sampai radius enam kilometer.
"Kami menggunakan empat perahu karet menyusuri dari lokasi kejadian sampai dermaga Basarnas di Pantai Mutiara," ucap Rizki.
Ia menambahkan, "Jaraknya enam kilometer."
Sebelumnya sempat ada tiga opsi untuk mencari Andi: melalui jalur air, kedua lewat darat dan ketiga penyelaman.