TERKUAK Tipu Daya Predator Remaja Pasuruan, Siswi SMA Disekap 3 Hari & Dicabuli 5 Kali di Rumah

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Siti Nawiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TERKUAK Tipu Daya Predator Remaja Pasuruan, Siswi SMA Sempat Disekap 3 Hari & Dicabuli 5 Kali di Rumah

TRIBUNJAKARTA.COM - Sosok Mustofa alias Musdalifa, warga Dusun Kenayan, Desa Sumberagung, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan telah diamankan polisi akibat perbuatannya.

Mustofa menyekap STN, seorang remaja yang duduk di bangku SMA selama tiga hari.

Tak cuma itu, tersangka diduga mencabuli korbannya saat penyakapan tersebut.

TONTON JUGA:

Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Adrian Wimbarda menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan kepolisian, tersangka mengakui selama tiga hari tersebut dirinya melakukan perbuatan atau pelecehan seksual terhadap korban.

Corona Merebak, Najwa Shihab Ungkap Persiapan Tayangan Langsung: Sesuatu yang Tak Bisa Diwakilkan

"Untuk sementara ini, tersangka mengaku baru empat kali menyodomi korbannya," imbuh Kasatreskrim saat rilis di Mapolres Pasuruan, Selasa (17/3/2020) siang.

Meski demikian, Kasatreskrim menuturkan, pihaknya masih akan mendalami apa memang benar tersangka ini melakukan pelecehan seksual lima kali.

"Ini masih kami dalami. Untuk sementara mengakunya masih lima kali saja. Ini masih kami kembangkan, termasuk dugaan masih ada korban tersangka lainnya yang belum terungkap," aku Kasatreskrim.

Fakta-fakta Siswi SMK Sidoarjo Dibunuh & Dibuang di Sungai: Pelaku Mantan Pacar, Ini Motifnya

Tipu daya pelaku

Pelaku cabul Mustofa alias Musdalifa membantah melakukan hiptonis terhadap korban berinisial STN yang masih ABG.

STN diketahui masih remaja dan duduk di bangku SMA di Pasuruan.

Mustofa alias Musdalifa nekat melakukan penculikan, penyekapan dan pencabulan terhadap STN.

Entah benar atau tidak, namun Mustofa alias Musdalifa mengaku, sempat menepuk punggung korban.

Tepukan itu bukan berarti menghipnotis.

Fakta-fakta Pegawai Telkom Asal Bekasi Meninggal Positif Corona, Istri dan Anak Ikut Tertular

Mustofa alias Musdalifa kala itu berada di dalam masjid setelah pulang dari pesarehan atau makam.

Setelah itu, Mustofa alias Musdalifa bertemu dengan korban.

Pertemuan itu rupanya membuat Mustofa alias Musdalifa jatuh hati pada korban berinisial STN.

Mustofa alias Musdalifa lantas mengajak korban ke rumahnya.

"Dia mau. Ya sudah, saya ajak menginap di rumah saya," jelas dia.

Mustofa alias Musdalifa mengatakan, korban diperlakukan istimewa.

Sederet Fakta Anggota DPRD Diduga Terinfeksi Corona Usai dari Pekanbaru, Anggota Lain Isolasi Diri

Siapa sangka jika, Mustofa alias Musdalifa mengajak korban ke Kota Malang.

"Saya ajak ke Malang, jalan - jalan. Saya bonceng sama sepeda saya. Di sana saya makan - makan sama dia, terus pulang," kata dia.

Pada hari ketiga, Mustofa alias Musdalifa mengajak korban ke pasar.

"Setelah saya ajak ke Pasar, saya yang melepaskan dia. Saya suruh dia pulang ke rumah dan jangan bilang ke siapa - siapa," tambah dia.

Menurut pihak kepolisian, tersangka sempat mengancam korban.

Namun, menurut tersangka, dirinya tidak pernah mengancam ke korban.

Bibi Ardiansyah Positif Narkoba, Pengacara Ungkap Mertua Vanessa Angel Tanyakan Ini di Polres

"Dia juga mau. Dia tak suruh berhubungan juga tidak menolak. Saya tidak mengancam dia, saya hanya bilang jangan bilang siapa - siapa," papar dia.

Mustofa alias Musdalifa juga tidak mengaku bahwa kartu yang diamankan polisi dirumahnya adalah kartu lintrik atau kartu yang dipercaya sebagai sarana untuk menghipnotis orang.

"Itu kartu untuk main saja. Saya belinya di toko, saya tidak beli di dukun atau di siapa," pungkas dia.

Pernah jadi korban pencabulan

Mustofa alias Musdalifa mengaku, pernah menjadi korban pencabulan.

Mustofa alias Musdalifa menyebut, perlakukan pelecehan seksual itu pernah dialaminya di waktu masa kecilnya.

"Saya tidak dendam meski saya pernah dicabuli seorang laki - laki, cuma memang gimana ya, saya tidak suka sama perempuan, saya lebih suka laki - laki," kata pria yang berusia 47 tahun ini.

Mustofa alias Musdalifa menceritakan, saat itu, dirinya masih duduk di bangku kelas 4 SD.

Mustofa alias Musdalifa mengaji di sebuah rumah ustaz yang dipercaya orang tuanya.

Saat itu, orang tuanya menginginkan dirinya menjadi anak yang Sholeh.

"Saya dicabuli disana, ya itu saya trauma. Saya takut bercerita ke orang tua, saya redam sendiri saja. Sekarang mungkin dia (pelaku) sudah menikah dan punya anak," tambah dia.

Sejak saat itulah, rasa menyukai dan mencintai perempuan perlahan sirna.

Mustofa alias Musdalifa mulai menyukai laki - laki.

Tak tanggung-tanggung, Mustofa alias Musdalifa mulai menyukai busana perempuan.

Bahkan, Mustofa alias Musdalifa secara perlahan memulai mengenakan baju perempuan.

"Saya pernah dihajar sama orang tua saya karena suka dan sering memakai baju perempuan. Saya dimarahi habis - habisan sama bapak saya. Saat kecil, saya tidak bisa berontak dan patuh terhadap orang tua," jelasnya.

Akan tetapi, Mustofa alias Musdalifa menyebut, lulus SMA, ia pun memberanikan diri untuk berontak. Ia lepas dari orang tuanya. Ia kabur dan hidup di Jakarta.

Di sanalah, Mustofa alias Musdalifa merasa kehidupan yang sesungguhnya dimulai.

"Di Jakarta saya setiap hari pakai baju perempuan. Di Jakarta pula, saya mulai melacurkan diri saya. Saya menjajakan diri saya di sebuah tempat prostitusi. Saya sedikit lupa, karena sudah lama tahun 1987 dulu," jelas dia. (TRIBUNJAKARTA/TRIBUNJATIM)

Berita Terkini