Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Pandemi virus corona atau covid 19 yang meresahkan warga belakangan ini turut berdampak negatif ke usaha warteg di Ibu Kota.
Pemilik usaha Warteg Bahari, Sundari, mengaku pendapatannya merosot jauh.
Di jam makan siang, tak banyak pelanggan yang datang memesan makanan.
Suasana sepi menyelimuti warungnya itu di Kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Sundari kehilangan banyak langganannya yang sebagian besar dari para pekerja kantoran, dan kuli bangunan.
"Penurunannya hampir 80 persen. Semenjak wabah Corona jadi sepi. Kebanyakan ojek daring (pembeli) aja yang lewat," ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (1/4/2020).
Meski pendapatannya menurun, Sundari tak menaikkan harga makanan.
Ia harus mensiasati berapapun pendapatannya untuk belanja bahan pangan.
"Harga enggak naik, tapi dengan pendapatan seadanya tetap masak untuk pelanggan," lanjutnya.
Belum lagi, ia juga harus menggaji dua karyawannya.
Tak Pulang Kampung
Sundari juga batal untuk pulang kampung saat lebaran karena situasinya tak memungkinkan di tengah wabah Corona.
Apalagi, kampungnya, juga sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar.
"Biasanya lebaran balik (kampung) tapi kondisinya begini. Enggak," katanya.
• Update Corona Tangsel Selasa 1 April 2020: ODP 336, PDP 139, Positif 38, Meninggal 6, Sembuh 6
• Mantan Kiper Liverpool Ceritakan Sesak Nafas Selama 25 Menit Akibat Virus Corona
• Pemkab Kepulauan Seribu Siapkan 2 Pulau Jadi Tempat Isolasi ODP dan PDP Covid-19
Sundari akan balik ke kampung bila keadaan telah aman.
Pelayan warung bubur kacang hijau di Kawasan Cilandak, Uus (28), juga batal pulang kampung ke Kuningan, Jawa Barat.
"Situasinya masih buruk saya enggak mudik sampai situasinya stabil," pungkasnya.