TRIBUNJAKARTA.COM - Semenjak era Liga Super Indonesia (ISL) 2008-2009 hingga Liga 1 2020 ada tujuh klub termasuk Persija Jakarta dan Persib Bandung yang belum pernah terdegradasi.
Semenjak era profesional, sejumlah klub terus berbenah meningkatkan kualitas klub hingga pengelolaan manajemen.
Hal tersebut membuat klub-klub yang berkompetisi di level teratas sepak bola Indonesia terus bersaing menjadi yang terbaik dari sisi prestasi maupun finansial.
Hal ini membuat kompetisi teratas seperti ISL atau Liga 1 memiliki persaingan yang ketat dan keras.
Kerasnya kompetisi Liga Indonesia membuat hampir sebagian besar klub harus naik turun kasta.
• Istri Bek Persija Alfath Faathier Ceritakan Sempat Ketakutan Saat Akad Nikah di Tengah Wabah Corona
• Cerita Top Skor Liga 1 2018 Aleksandar Rakic yang Terpisah dengan Anak Istri di Tengah Wabah Corona
• Pemain Persib Bandung Wander Luiz Dinyatakan Positif Covid-19, Luzinho Yakin Pemainnya Bisa Sembuh
• Cara Suporter Klub Liga 1 2020 Perangi Covid-19: The Jakmania Galang Dana, Bonek Lakukan Disinfeksi
Termasuk di era baru kompetisi Liga 1 yang pertama dimulai pada 2017.
Dua klub besar telah menjadi korban persaingan ketat Liga 1.
Musim pertama, Persiba Balikpapan dipaksa turun kasta untuk setelah menempati peringkat ke-17 klasemen.
Persiba hanya mampu mengoleksi 27 poin dengan catatan 7 kali menang, 6 kali imbang, dan 21 kali kalah.
Di musim kedua, giliran Sriwijaya FC yang harus rela terdegradasi.
Sriwijaya FC menghuni posisi 17 klasemen akhir Liga 1 2018 dengan catatan 39 poin.
Sriwijaya FC dan Persiba pun gagal mempertahankan rekor tak terdegradasi sejak era ISL 2008.
Kini, tersisa tujuh tim yang belum pernah terdegradasi dari kasta tertinggi Liga Indonesia sejak 2008.
Ketujuh tim tersebut antara lain Persipura Jayapura, Persib Bandung, Persela Lamongan, Persija Jakarta, PSM Makassar, Madura United, dan Arema FC.
Musim ini, ancaman degradasi tertuju pada kontestan asal Jawa Timur, Persela Lamongan.
Hal tersebut sudah tampak pada performa tim beraliaskan Laskar Joko Tingkir itu di tiga laga awal Liga 1 2020.
Persela menjadi juru kunci klasemen setelah menelan tiga kekalahan beruntun di Liga 1 2020.
Rapor jeblok ini turut menyeret nama Shunsuke Nakamura dan Jasmin Mecinovic yang kemudian dicoret dari skuad Persela.
Di akhir tenggang waktu transfer, manajemen Persela mendatangkan Brian Ferreira (eks PSS Sleman) dan Marquinhos (eks Perseru Badak Lampung FC) untuk mengganti posisi keduanya.
Melihat posisi Brian dan Marquinhos, praktis Persela saat ini tak memiliki pemain asing di sektor pertahanan.
Bahkan, Persela juga telah ditinggal sejumlah pilar kunci seperti Arif Satria, Kei Hirose, hingga sang top scorer musim lalu Alex dos Santos Goncalves.
Pusing Pikirkan Nasib Wasit
Federasi sepak bola Indonesia (PSSI) memutuskan menghentikan sementara kompetisi Liga 1 2020 dan Liga 2 akibat penyebaran virus corona di Indonesia.
Penghentian sementara kompetisi sepak bola di Indonesia membuat pihak-pihak yang terlibat di dalamnya terkena imbasnya.
Selain klub peserta, perangkat pertandingan yang terdiri dari match commissioner dan wasit harus merasakan dampak besar.
Sebab, tidak ada pemasukan karena kompetisi sepak bola di Indonesia dihentikan untuk sementara waktu.
Ketua Komite Wasit PSSI, Sonhadji mengatakan, pihaknya masih berupaya mencari jalan keluar mengenai permasalahan tersebut.
"Saat ini kami memang memikirkan ke arah sana dengan kompetisi yang seperti ini, perangkat pertandingan nasibnya bagaimana," kata Sonhadji kepada awak media, Rabu (1/4/2020).
Menurutnya, Komite Wasit berupaya memperjuangkan perangkat pertandingan agar mendapatkan hak dan kewajibannya dengan baik.
"Sekarang posisi kami sudah berdikusi dengan PSSI dan PT LIB, yang jelas kami pasti memikirkan nasib mereka," tambahnya.
Sonhadji mengatakan, wasit mendapatkan pemasukan dari setiap kali memimpin pertandingan di kompetisi resmi.
"Sekarang kan wasit dibayar perpertandingan, kalau tidak ada pertandingan mereka pasti tidak dibayar dan tidak ada pemasukan. Sebenarnya kami ingin semua bisa terbayar tapi kondisinya sekarang PT LIB pun sedang cari solusi yang tepat," tutur Sonhadji.