Antisipasi Virus Corona di DKI

Sampai Minggu 5 April, 210 Jenazah Dimakamkan dengan SOP Covid-19 di TPU Tegal Alur

Penulis: Elga Hikari Putra
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ada tidaknya nisan, sambung Sanur, tergantung kesepakatan dengan ahli waris atau keluarga.

"Dari Dinas kita terima hanya jenazah saja yang sudah dimasukkan ke dalam peti dan dibungkus plastik," terang dia.

Petugas makam membawa jenazah untuk dimakamkan di liang kubur yang sudah disediakan di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (27/3/2020). (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Sampai Jumat sore, ada tujuh liang kubur yang sudah diselesakan Sanur dan teman-temannya sesama penggali kubur.

Lillahi Taala

Gubuk sederhana di area makam Blok AA I jadi tempat petugas TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, menunggu panggilan tugas. 

Sudah sepekan ini, mereka lebih sibuk dibanding biasanya dan sudah tahu tugas masing-masing.

Rasa takut juga menghinggapi para penggali kubur yang memakamkan jenazah pasien Covid-19, tapi mereka serahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Rasa takut pasti ada, tapi kita Lillahi taala karena ini bagian dari tugas," kata Sanur.

Ia mengakui punya tugas baru, tak hanya menggali kubur tapi juga memakamkan jenazah korban virus corona atau Covid-19.

Sanur membenarkan setiap harinya jumlah korban corona yang dimakamkan di TPU Tegal Alur kian bertambah.

Di sela waktu ketika tak ada jenazah yang datang, para petugas makam memanfaatkan untuk menggali liang lahat sebanyak mungkin.

Kedalaman lubang untuk jenazah korban corona lebih dalam dibanding  jenazah umum untuk lebih aman.

Kendati sebenarnya Sanur memastikan jenazah yang dimakamkan sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan virus. 

Sebab, SOP yang diterapkan sangat ketat. Jenazah sudah dimasukan ke dalam peti dan dilapisi plastik.

Area makam juga disemprot disinfektan saat jenazah tiba dan selesai pemakaman.

Sedangkan untuk petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.

Asep menambahkan penjelasan rekan kerjanya itu.

Setiap harinya sebelum pulang ke rumah, ia terlebih dahulu berganti pakaian. 

Setibanya di rumah, pakaian bekas ia bekerja langsung direndam. 

Sedangkan jas hujan plastik serta sarung tangan plastik yang ia kenakan saat memakamkan jenazah langsung dibakarnya.

Sebab, keduanya hanya untuk sekali pakai.

"Saya juga langsung mandi. Setelah bersih baru ketemu keluarga karena ngeri juga namanya ada anak istri di rumah," kata Asep.

Baik Sanur dan Asep terus berharap agar tak semakin banyak korban corona yang meninggal serta wabah ini segera berakhir.

"Semoga aja virus ini segera berakhir dan kita semua bisa sehat," ucap Asep.

Dilarang Mendekat

Di bawah pohon, beberapa orang hanya bisa menyaksikan dari jauh jenazah kerabat mereka dikuburkan.

Sayup-sayup tangis terdengar dari sekumpulan pria dan wanita anggota keluarga almarhum.

Satu perwakilan keluarga diminta untuk mendekat jika ingin mengazankan langsung sebelum jenazah dikubur.

Setelah pemakaman usai, area makam kembali disemprot disinfektan oleh petugas. 

Pihak keluarga barulah boleh mendekati makam. Itu pun lebih dulu harus memakai masker dan disemprot disinfektan oleh petugas makam.

Para penggali kubur yang sudah memakamkam, kembali ke tempat peristirahatan dan disemprot menggunakan disinfektan.

• Kronologi Pria di Tebet ODP Corona Jatuh Pingsan Setelah Naik Tangga hingga Tak Bergerak

APD yang dipakai seperti jas hujan hanya bisa sekali pakai untuk kemudian dibuang.

Penyemprotan kembali disinfektan berlaku untuk keluarga atau ahli waris yang sudah selesai ziarah kubur.

Keluarga hanya memandang dari jauh saat petugas memakam menguburkan jenazah keluarga mereka di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (27/3/2020) siang. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Pantauan TribunJakarta.com, selama di sana sudah tiga jenazah dimakamkam.  

Tak Ada Blok Khusus

Selain TPU Tegal Alur, Pemprov DKI Jakarta memilih TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, untuk keperluan serupa.

Lahan di dua TPU ini luas, begitu penjelasan Kabid Pemakaman Dinas Pertamanan dan Hutan DKI Jakarta, Siti Hasni, kepada TribunJakarta.com, Rabu (25/3/2020).

Tak hanya Covid-19, jenazah yang meninggal karena penyakit menular lainnya juga biasa dimakamkan di TPU Tegal Alur.

Jenazah ditempatkan satu area dengan jenazah lain yang lebih dulu dimakamkan.

Dinas terkait tak membagi blok khusus untuk pemakaman jenazah dengan penyakit menular.

Siti menjamin jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di kedua TPU itu tak akan menulari warga sekitar.

• Ceritakan Gejala Awal Terpapar Corona, Pasien Sembuh Covid-19 Beri Tips Agar Imunitas Tak Menurun

"Dinas Kesehatan memperlakukan jenazah sudah sesuai SOP mereka dan mereka yakinkan bahwa tidak akan terjadi penularan apapun," ujar dia.

SOP untuk jenazah pasien Covid-19, sejak dari rumah sakit sudah dikafani dan dibungkus plastik tebal, sebelum dimasukkan ke dalam peti mati.

Setelah proses pemakaian selesai, keluarga dipersilakan memanjatkan doa di makam almarhum di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (27/3/2020). Sebelum mendekati makam, keluarga harus memakai masker dan lebih dulu disemprot disinfektan. Setelah dari makam, kembali disemprot disinfektan. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)

Pemakaman korban Covid-19 yang dimakamkan di TPU milik Pemprov DKI Jakarta mengacu pada Pasal 3 Perda Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemakaman.

Mereka yang dimakamkan, yakni warga ber-KTP DKI Jakarta, baik yang meninggal di Jakarta maupun di luar Jakarta.

"Serta warga luar Jakarta yang meninggal di wilayah Jakarta," kata Siti.

Berita Terkini