Antisipasi Virus Corona di DKI

Semenjak Work From Home, Sampah di DKI Jakarta Berkurang Drastis, Sampah Masker Meningkat

Penulis: Pebby Ade Liana
Editor: Suharno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sampah plastik di lautan. Ilmuwan menyatakan bahwa 99 persen plastik m ikroskopik di lautan hilang, kemungkinan dimakan hewan.

Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Jumlah rata-rata sampah di DKI Jakarta menurun drastis beberapa minggu terakhir semenjak diberlakukan work from home (WFH) guna mencegah penularan Covid-19.

Berdasarkan data yang diberikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih, jumlah rata-rata sampah di Jakarta menurun sekitar 1000 ton per harinya pada periode 25 Maret hingga 7 April lalu.

"Sebelum WFH, rata-rata sampah DKI itu 9.346 ton perhari. Dua minggu terakhir ini rata-ratanya jadi 7.992 ton per hari dari tanggal 25 Maret sampai 7 April," ungkap Andono, Sabtu (11/4/2020).

Penurunan jumlah rata-rata sampah tersebut, jelas Andono dihitung semenjak tanggal 25 Maret.

Padahal, data terakhir sebelum diterapkan WFH jumlah rata-rata sampah Jakarta mencapai 9.346 ton per harinya.

Tak Ingin Ditegur Petugas Check Point saat Penerapan PSBB, Perhatikan Peraturan Ketika Berkendara

Jumlah rata-rata sampah ini memiliki menurunan hingga 1.354 ton perhari.

Banyak Limbah Masker Dari Rumah Tangga

Untuk diketahui, sebelumnya Andono Warih mengatakan Dinas Lingkungan Hidup telah memberlakukan penerapan protokol pengelolaan masker bekas.

Peningkatan kesadaran masyarakat untuk memakai alat pelindung diri dari bahaya Covid-19 menyebabkan sampah yang potensial masuk kategori limbah bahan beracun berbahaya (B3) mengalami peningkatan.

Seperti sampah masker, juga sarung tangan.

Berikut Tiga Langkah Mudah Daftar Kartu Pra-Kerja dan Dokumen yang Harus Disiapkan

Sampah jenis ini biasanya hanya terkonsentrasi pada fasilitas-fasilitas kesehatan saja. Namun kini banyak ditemui di rumah tangga.

“Sebelumnya, limbah jenis ini terkonsentrasi di fasilitas pelayanan kesehatan, namun sekarang sampah jenis ini juga banyak timbul dari rumah tangga,” kata Andono, Jumat (10/4/2020).

Protokol pengelolaan limbah B3 rumah tangga ini bertujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Sebab, limbah jenis ini diungkapkan Andono potensial masuk dalam kategori infeksius atau berpotensi menyebabkan penyebaran penyakit sehingga dibutuhkan penanganan khusus.

Halaman
12

Berita Terkini