TRIBUNJAKARTA,COM- Berdasarkan keterangan organisasi kesehatan dunia (WHO), belum ada obat atau antivirus untuk menyembuhkan pasien positif corona atau Covid-2020.
Meski demikian, selalu ada saja klaim-klaim dari beberapa orang yang mengaku telah menemukan obat atau antivirus menyembuhkan Covid-19.
Di Indonesia misalnya saja sudah ada dua orang yang mengaku menemukan obat penyakit virus corona penyebab Covid-19.
Kedua orang itu adalah pelaku pengobatan alternatif Ningsih Tinampi dan Prof Faisal Rizal dari Sumatera Selatan. Simak selengkapnya:
1. Obat dari guru besar
Dilansir dari Kompas.com, di Sumatera Selatan, seorang profesor mengklaim telah menemukan antivirus tersebut.
Antivirus yang diteliti pria bernama Faisal Rizal berupa produk gula.
Gula antivirus corona dia buat dengan menggunakan light technology.
Faisal mengatakan gula tersebut dibuat tanpa menggunakan bahan kimia, sehingga tidak menimbulkan efek negatif.
Bahkan dia menyatakan, gula tersebut tak memengaruhi gula darah.
"Saya tekankan, ini tidak akan memengaruhi gula darah," ujar Faisal dalam keterangan yang disampaikan Pemprov Sumsel, Selasa (21/4/2020).
Cara meminum antivirus tersebut seperti mengonsumsi gula pada umumnya.
Menurut Faisal, virus corona menyebar dan membelah diri ketika pasien diberi protein.
Sementara gula tersebut berfungsi memecah protein menjadi asam amino, sehingga bisa mempercepat pencegahan dan pengobatan Covid-19.
"Jadi protein digunakan Covid-19 untuk membelah atau memperbanyak turunannya dan glukosa adalah energinya. Dampaknya, kita memiliki imunitas yang kuat. Tidak ada dampak buruk yang dihasilkan," kata Faisal.
2. Diuji coba ke pasien
Faisal mengatakan telah mengujicobakan gula tersebut ke beberapa pasien positif Covid-19 di sejumlah rumah sakit.
Dia mengklaim gula tersebut sudah menunjukkan bukti keberhasilan setelah diuji kepada pasien.
Bahkan proses penyembuhan pasien hanya selesai dalam lima hari.
"Tingkat keberhasilannya sudah ada. Datanya kita dapat dari beberapa rumah sakit di luar Sumsel. Ada beberapa pasien yang sembuh. Proses penyembuhannya biasanya tidak lebih dari 5 hari," ujar dia.
3. Gubernur Sumsel ikut mencoba
Antivirus tersebut juga dipresentasikan di depan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru.
Herman mengapresiasi adanya penelitian tersebut.
Namun dia meminta agar gula tersebut diuji melalui penelitian yang lebih mendalam sebelum diproduksi secara massal.
"Tapi saya yakin ini baik. Apalagi dalam paparan yang dilakukan Prof Faisal disertai uji, sehingga ini sangat meyakinkan. Jika memang tidak ada dampak yang berarti, sebar saja ke masyarakat," kata Herman.
Gubernur pun mengaku akan mengonsumsi gula antivirus temuan Faisal itu.
"Saya secara pribadi langsung mengonsumsinya.
Mudah-mudahan ini bisa menjawab ketakutan masyarakat, karena beranggapan Covid-19 ini belum ada vaksinnya. Saat ini tinggal dinas terkait untuk menganalisis," ujar Herman.
Obat Corona dari Ningsih Tinampi
Sosok Ningsih Tinampi, pemilik usaha pengobatan alternatif tradisional beberapa waktu lalu mengklaim memiliki obat virus corona.
Perempuan yang tinggal di Pasuruan itu pun membanderol obat virus corona sangat murah, hanya Rp 35.000.
Namun, seperti diketahui, hingga hari ini, obat virus corona belum ditemukan oleh lembaga kesehatan manapun di dunia ini.
Gara-gara mengklaim menemukan obat virus corona di channel Youtubenya, tak lama kemudian masyarakat heboh.
Lantas, penjelasan apa yang disampaikan Gugus Tugas COVID-19 Jatim menanggapi klaim Ningsih Tinampi tersebut?
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi menjelaskan untuk menemukan suatu obat ada pendekatan ilmiah dan non-ilmiah.
• Cara Bek Senior Persija Jakarta Mengisi Waktu Selama Berada di Rumah
• Cara Bek Senior Persija Jakarta Mengisi Waktu Selama Berada di Rumah
• Polisi Bongkar Lokasi Sabung Ayam di Bekasi, 25 Orang Jadi Tersangka Perjudian dan Tak Patuhi PSBB
"Penemuan itu harus melalui fase-fase dan saking panjangnya kadang-kadang kita tidak sabar, tapi kalau yang non-ilmiah kadang ada efek sampingnya," ucap Joni, Senin (20/4/2020).
Dari sisi medis, Joni mengungkapkan pihaknya tetap berpandangan bahwa menemukan suatu obat harus memenuhi syarat-syarat tertentu, dengan teori yang bagus dan dilakukan percobaan terlebih dahulu di laboratorium, percobaan di binatang, baru clinical trial.
"Memang cukup panjang fase nya," lanjutnya
Sebelumnya, Ningsih Tinampi juga mengaku sudah memasukkan corona ke dalam tubuhnya sehingga sudah mengetahui rasa sakit yang disebabkan. (Kompas/Surya)