Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - PT KAI dan PT KCI bekerja sama guna menangani jika terdapat penumpang yang terpapar virus corona (Covid-19).
Mereka telah melakukan simulasi perihal mengevakuasi jika ada ada penumpang yang terpapar Covid-19.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, menyatakan simulasi ini usai dilakukan kemarin (23/4/2020).
Saat simulasi tersebut, seorang penumpang KRL diskenariokan tidak sadarkan diri.
Petugas kemudian bersiap untuk kemungkinan terburuk, yaitu pengguna tersebut meninggal dan ada indikasi terpapar Covid-19.
"Untuk itu, petugas pengawalan kereta (walka) langsung menangani dengan melaporkan kepada Petugas Pelayanan KRL (PPK)," kata Soerjanto, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/4/2020).
"PPK kemudian melaporkan kepada masinis, yang selanjutnya menginformasikan kepada Pusat Kendali untuk menentukan stasiun tujuan sebagai lokasi evakuasi," sambungnya.
Personel walka pun sesegaranya mengisolasi kereta yang menjadi tempat penumpang yang rak sadarkan diri.
Pintu sambungan kereta lekas dikunci dan seluruh penumpang di KRL tersebut didata identitasnya.
• Tawuran Kerap Dipicu Saling Tantang via Media Sosial, Polisi Bakal Tingkatkan Patroli Siber
• Polres Jakarta Selatan Targetkan Nol Tawuran Selama Ramadan 2020
Di stasiun tempat evakuasi, walka akan meminta penumpang di kereta-kereta lainnya turun terlebih dahulu.
"Mereka yang berada satu kereta dengan penumpang yang tidak sadarkan diri, turun paling akhir," jelas Soerjanto.
Di stasiun lokasi evakuasi, pun ada serah terima penumpang dari petugas walka kepada petugas pengamanan setempat.
"Dua orang personel pengamanan stasiun juga menggunakan APD lengkap, serta tandu untuk evakuasi penumpang yang tidak sadarkan diri," tambahnya.
Kemudian, penumpang tersebut dibawa ke ruang isolasi (di stasiun evakuasi) untuk diperiksa petugas Pos Kesehatan Stasiun.
Petugas pos kesehatan selanjutnya menghubungi dinas kesehatan setempat, untuk evakuasi dari area stasiun dan penanganan lebih lanjut.
"Mereka juga mendata para petugas yang melakukan kontak langsung dengan pengguna yang tidak sadarkan diri," tutupnya.