Keluh Petani Timun Suri di Tangsel, Penjualan Mampet, Tetangga Sampai Bosan Diberi

Penulis: Jaisy Rahman Tohir
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panen timun suri di Kelurahan Benda Baru, Pamulang, Tangsel, Senin (11/5/2020).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, PAMULANG - Rahmat Tile, petani timun suri di Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), hanya bisa pasrah di saat pandemi virus corona atau Covid-19.

Rahmat mengatakan, penjualan buah musimannya itu macet.

Sudah hampir tiga pekan bulan Ramadan, hasil penjualan masih jauh dari modal awal saat menanam.

Dari segi harga, penurunan sudah sangat drastis. Satu timun suri ukuran cukup besar, yang biasanya dijual Rp 15 ribu, kini bisa dijual seharga Rp 3 ribu.

"Harga jual biasanya untuk ukuran seperti ini bisa 15 ribu 10 ribu, sekarang kalau sudah sore enggak laku 3 ribu juga dijual," ujar Rahmat di ladangnya, Senin (11/5/2020).

Rahmat harus membanting harga agar timunnya bisa terjual dan tidak hanya busuk di pohon.

Tidak sedikit buah yang busuk di ladangnya lantaran tidak dipanen karena tidak ada permintaan.

Bek Naturalisasi Persija Sarankan Liga 1 Dilanjutkan Tanpa Penonton

Siasat Paman Tega Hamili Keponakannya yang Masih SD, Ngaku Sudah Anggap Anak Sendiri: Saya Khilaf

Kabar Baik 15 Mei THR PNS, TNI-Polri dan Pensiunan Sudah di Tangan, Ini Besarannya

Tetangga dan keluarga bahkan sudah bosan diberi timun suri oleh Rahmat.

"Banyak, banyak yang busuk. Soalnya buat apa, dipanen enggak laku. Bagi-bagi ke keluarga ke tetangga, sudah bosan," ujarnya.

Berita Terkini