Lebaran 2020

Cerita Lebaran Petugas Makam untuk Jenazah Protap Covid-19, Tak Bisa Pulang Demi Tugas Mulia

Penulis: Elga Hikari Putra
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asep, petugas makam di TPU Tegal Alur yang tak bisa berkumpul dengan keluarga di hari Lebaran karena bertugas memakamkan jenazah protap Covid-19.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KALIDERES - Lebaran tahun ini terasa begitu berbeda bagi Asep (50).

Dia tak bisa berkumpul bersama keluarganya yang ada di Serang, Banten.

Tugasnya sebagai petugas makam yang menangani jenazah protap Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat tak bisa ditinggalkan.

Jenazah dengan protap Covid-19 yang harus dimakamkan olehnya masih terus berdatangan tiap harinya, termasuk di Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah ini.

Di hari ini saja sudah ada empat jenazah yang ia makamkan. 

"Biasanya kita kalau Lebaran sistem piket liburnya bergiliran. Tapi sekarang Kita masuk semua seperti biasa," kata Asep di TPU Tegal Alur, Minggu (24/5/2020).

Asep menuturkan, sudah nyaris dua bulan ini, ia tak pulang menemui keluarganya di rumah.

Tepatnya, sejak 20 Maret 2020, atau saat TPU Tegal Alur menangani pemakaman jenazah dengan protap Covid-19.

Berasalan tak mau sebagai pembawa virus kepada keluarganya, ia rela menahan rindu.

"Padahal mah rindu banget. Tapi terpaksa saya tahan karena harus jaga keluarga saya dari virus dan demi tugas mulia ini mengurus jenazah hingga dimakamkan," ucap Asep.

Karena itu, ia memohon kepada masyarakat mematuhi aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Salah satunya dengan tetap berada di rumah saja.

Bukan malah keluyuran hingga membuat kerumunan.

Sebab, sejatinya, ia dan para petugas makam sudah sangat lelah dengan keadaan saat ini.

Selain resikonya berat harus karena harus memakamkan jenazah pasien atau terduga Covid-19, jumlah jenazah yang cukup banyak tiap harinya membuatnya kelelahan.

Terkadang, ia harus bekerja sampai larut malam demi memakamkan tiap jenazah yang tiba.

"Kami mengimbau ke masyarakat tolong hargai perjuangan kami petugas Covid-19. Kita juga lelah banget, waktu istirahat aja enggak ada. Bahkan untuk ketemu keluarga aja sudah enggak bisa. Saya dari 20 Maret belum ketemu keluarga saya, makanya tolong hargai perjuangan kita ini," ujarnya.

Pajang peti mati

Peti jenazah dipajang di pintu masuk TPU Tegal Alur sebagai peringatan bagi masyarakat yang membandel langgar PSBB. (TribunJakarta/Elga Hikari Putra)

Sebagai bentuk peringatan sekaligus sindiran kepada masyarakat yang membandel, peti mati berwarna putih dipajang di pintu masuk TPU Tegal Alur.

Peti mati itu diletakan di atas dua kursi yang berhadapan.

Di atas peti mati dipasang spanduk dari Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat.

Isinya peringatan untuk masyarakat tetap di rumah saja demi mencegah penyebaran Covid-19.

Sebab, bila masyarakat membandel, bisa saja mereka malah berada di rumah sakit atau malah di rumah duka.

Nia Ramadhani Siapkan Karpet Besar, Ini Doa Ardi Bakrie Rayakan Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19

Yunus Tewas Berkelahi Melawan Ayah dan Adik Kandung: Dipicu Pertanyaan Keberadaan Uang

Sindir Masyarakat Membandel, Peti Mati Dipajang di TPU Tegal Alur 

"Daripada di rumah sakit, apalagi di rumah duka. Mending di rumah saja. #DirumahAja #BersatuMelawanCorona," demikian yang tertulis di atas spanduk tersebut.

Asep berharap dengan adanya sindiran itu membuat masyarakat tersadar untuk mematuhi aturan pencegahan penyebaran Covid-19.

"Semoga aja masyarakat sadar dan mau menghargai perjuangan kami ini sehingga corona cepat berlalu," harapnya

Berita Terkini