Virus Corona di Indonesia

Komentar Dokter Reisa Soal Survei Kecemasan Warga Turun Usai Dirinya Muncul Jelaskan Update Covid-10

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta
Editor: Rr Dewi Kartika H
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Reisa saat menyampaikan informasi update kasus corona atau Covid-19, Rabu (9/6/2020).

TRIBUNJAKARTA.COM - Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho menggungah postingan yang menggambarkan hasil sebuah survei menunjukan tingkat kecemasan warga atas pemberitaan Covid-19.

Dalam grafik tersebut angka awalnya naik, namun pada kuartal Juni II turun menjadi 20 persen.

Dalam cuitan di Twitter, Selasa (9/6/2020) dia ingin menjelaskan bergabungnya Reisa Broto Asmoro menjadi tim juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 membawa dampak.

"Hasil Survei Inikantor memperlihatkan penunjukkan Dr @Reisa_BA sebagai jubir penanganan Covid-19 berpengaruh pada penurunan tingkat kecemasan warga atas pemberitaan Covid-19. Survei per 9 Juni 2020. Jumlah Responden: 1 orang. Margin error: 0,5 persen," tulis Emerson Yuntho.

Survei penunjukan jubir Gugus Tugas Dokter Reisa Broto Asmoro. (ISTIMEWA/tangkap layar akun Twitter @emerson_yuntho)

Siapa sangka dokter yang dikenal lewat acara DR Oz Indonesia dalam tayangan stasiun tv swasta, tiba-tiba muncul dan mengomentari cuitan tersebut.

"Ternyata Alhamdulilah kalau bisa menurunkan kecemasan mas @emerson_yuntho Tangan melipat karena yg paling penting adalah waspada jangan panik. Hehehe," tulis Reisa Broto Asmoro.

Tidak ada maksud apapun dari cuitan ini, tapi semoga demikian tidak ada lagi kecemasan pada masyarakat soal penyebaran virus corona.

Apa beda tugas Reisa Broto Asmoro dengan Achmad Yurianto?

Sosok dokter Reisa Broto Asmoro yang hadir dalam siaran update virus corona Gugus Tugas Covid-19 pukul 15:30 WIB Senin (8/6/2020) lalu, mengundang pertanyaan publik.

Ada yang mengira posisi Achmad Yurianto sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 diganti oleh dokter Reisa.

Yuri, demikian Achmad Yurianto biasa disapa kemudian mengklarifikasi kabar tersebut.

Dokter Reisa didapuk menjadi Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Covid-19.

Tugas pokok dan fungsi utama dokter Reisa sebagai Tim Komunikasi Publik yaitu menyampaikan edukasi new normal atau kenormalan baru kepada masyarakat.

 

dr. Reisa Broto Asmoro (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Kebutuhan mengedukasi masyarakat soal kenormalan baru secara masif merupakan alasan utama dokter Reisa ditunjuk menjadi Tim Komunikasi Publik.

"Saatnya edukasi secara masif ke semua masyarakat untuk menjalankan adaptasi kebiasaan baru agar
aman dan produktif. Semua potensi kita ajak untuk berbicara, tidak hanya birokrat tetapi juga pihak lain.
Reisa seorang dokter yang juga mewakili generasi muda dari luar birokrat," kata dia.

Menurut Yuri, edukasi kenormalan baru kepada masyarakat merupakan tema besar pemerintah saat ini.

Dokter Reisa saat menyampaikan informasi update kasus corona atau covid-19, Senin (8/6/2020). (ISTIMEWA/Tangkap layar Kompas TV)

"Ini (edukasi new normal, red) tema besar kita. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh gugus tugas di
daerah dengan pertimbangan daerah masing masing," ujarnya.

Ditegaskan, dirinya sebagai Jubir Pemerintah dan dokter Reisa di Tim Komunikasi Publik bekerjasama dalam satu tim di Gugus Tugas Covid-19.

Mengkomunikasikan update kasus Covid-19 merupakan tugas dirinya.

Mengedukasi masyarakat soal kenormalan baru menjadi tugas dokter Reisa.

"Kita bekerja bersama-sama, dalam satu tim. Up date (kasus Covid-19, red) proporsinya hanya 25%. Data kita olah
dalam bentuk informasi yang kita analisa, kebutuhan edukasinya ini 75% proporsinya," kata Yuri memastikan.

Berbagi trik pakai masker

 Dokter Reisa Broto Asmoro memulai tugas barunya dalam Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dokter. Ia pun berbagi tips pemakaian masker.

Mantan Puteri Indonesia Lingkungan 2010 ini mengingatkan agar penggunaan masker penutup hidung dan mulut diganti setelah empat jam pemakaian.

Dokter Reisa ---demikian dia bisa disapa--dalam konferensi pers terkait berbagai informasi dan pesan-pesan mengenai pengendalian Covid-19, serta adaptasi kebiasaan varu yang produktif dan aman dari Covid-19, di Selasa (9/6/2020).

"Penggunaan masker disarankan maksimal hanya 4 jam, dan harus diganti dengan yang baru, atau yang bersih,” kata Reisa.

Selain itu, masker juga wajib diganti apabila sudah basah atau terlalu lembab.

 

dr Reisa Broto Asmoro sebagai Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. (Tribunnews.com/ Reza Deni)

Oleh sebab itu, ia menganjurkan agar masyarakat membawa persediaan masker apabila harus pergi keluar rumah.

“Masyarakat disarankan untuk membawa beberapa buah masker ketika harus pergi keluar rumah untuk beraktivitas,” jelasnya.

Reisa yang mulai aktif bertugas sejak Senin (8/6/2020) lalu mendampingi Juru Bicara Pemerintah Untuk Covid-19 Achmad Yurianto juga mengatakan bahwa penggunaan masker harus tepat.

Masker harus dipastikan benar-benar menutupi hidung, mulut hingga dagu.

"Penggunaan masker pun harus tepat, misalnya menutupi hidung sampai dengan dagu,” jelasnya.

Selain itu, sebaiknya tidak menarik atau menurunkan masker dan tidak menyentuh bagian depan masker setelah digunakan beberapa saat.

Untuk melepaskannya, cukup dengan memegang bagian tali atau pengait tanpa menyentuh bagian kain dan kemudian dibuang atau dicuci kembai untuk jenis masker kain.

Pengemudi ojek online (ojol) menaikkan penumpang di Jalan Blora, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2020). Memasuki pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta memperbolehkan ojek online untuk membawa penumpang namun harus menerapkan protokol kesehatan, seperti pengemudi dan penumpang memakai masker serta memakai hand sanitizer untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Tribunnews/Herudin (Tribunnews/Herudin)

"Cukup pegang bagian tali masker tanpa menyentuh bagian kain,” jelasnya.

Kemudian, penggunaan masker ini hanya dapat efektif apabila seseorang yang memakainya juga menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

“Cuci tangan sebelum menggunakan masker, hindari memegang area wajah, terutama mata, hidung, dan mulut. Jangan megang kain bagian depan masker, ketika digunakan,” katanya.

Reisa juga mengimbau bahwa dalam konteks pandemi COVID-19, semua orang meskipun menggunakan masker, tetap harus menghindari kerumunan dan tempat ramai serta menjaga jarak fisik minimal satu meter dari orang lain.

"Terutama, dari mereka yang bergejala, atau mengalami gangguan pernapasan, seperti batuk, bersin, demam, dan lain-lain. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan bila tidak ada, gunakanlah hand rub berbasis alkohol,” jelasnya.

Warga melakukan proses pembuatan masker berbahan kain di Balai Latihan Kerja (BLK) Larangan, Tangerang, Banten, Kamis (16/4/2020). Pemerintah Kota Tangerang memanfaatkan BLK yang ada di Kota Tangerang serta memberdayakan warga sekitar untuk memproduksi ribuan masker kain yang nantinya akan dibagikan secara gratis untuk masyarakat Tangerang. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Dalam masa Adaptasi Kebiasaan Baru, budaya memakai masker di tempat umum, kantor, pasar, sarana transportasi, dan ruang publik lainnya sangat dianjurkan.

Hal itu dilakukan untuk memastikan seseorang aman dari Covid-19, dan sekaligus tetap bisa produktif berkarya.

Reisa juga menambahkan bahwa hal itu juga untuk tetap menjaga kelangsungan rumah tangga dan keluarga, dan bermasyarakat, meningkatkan kegiatan gotong royong serta solidaritas antar seama dalam bersama melawan COVID-19.

"Lakukan hal ini dengan disiplin. Lindungi diri, lindungi orang lain. Pastikan kita, keluarga, tetangga, kerabat, dan kawan, aman dari Covid-19 dan tetap produktif membangun bangsa,” pungkasnya. (TribunJakarta.com/Tribunnews/Yuda)

Berita Terkini