Kendala ekonomi lagi-lagi membuat Wahyu lebih lama sembuh.
"Jadi waktu itu saya mau lahiran Wahyu. Karena BPJS saya berbayar akhirnya Wahyu dibuatkan yang bayar. Namun sudah lama tak dibayarkan tagihannya. Sebab yang bayarkan ialah saudara saya. Kalau saya mana ada uang,"
"Mungkin karena dia juga lagi sulit jadi nunggak. Saya mau ganti ke yang gratis belum ada uang buat nutupin tunggakannya. Alhasil Wahyu berhenti terapi sudah lama karena BPJS itu," katanya.
Harapan
Saat ini, Atun dan keluarganya hanya berharap untuk kesembuhan Wahyu. Sebab, melihat semangat Wahyu, kedua orang tuanya tak tega hati bila pengobatannya harus terputus begitu saja.
"Saya cuma berharap bisa ada rezeki lebih buat bayar tunggakannya. Sebab dikondisi saat ini, jual botol bekas juga susah."
• Jelang Dibuka 15 Juni, Mal Emporium Pluit Berlakukan Program 100 Persen Touchless
• 76 Ibu Hamil dari Tiga RW Zona Merah di Kelurahan Tengah Bakal Ikuti Tes Swab
"Padahal tiap pukul 03.00 WIB, suami saya sudah jalan mulung. Tapi hasilnya tetap tak sampai Rp 50 ribu," jelasnya.
Selanjutnya Atun berharap bisa memiliki modal untuk berjualan martabak bangka.
Keahlian sang suami membuat martabak menurutnya bisa menjadi modal untuk merubah kehidupan keluarganya.
"Inikan harapan saya sama suami aja. Kalau ada uang lebih pengin jualan martabak bangka. Sebab suami saya bisa buatnya. Tapi balik lagi ke modal dan kesembuhan Wahyu dulu," katanya.