Sisi Lain Metropolitan

Tak Percaya Diri dan Kerap Dibully, Kisah Rani Latih Percaya Diri dari Berjualan Pempek

Penulis: Nur Indah Farrah Audina
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rani penjual Pempek Cheaper, Jumat (19/6/2020)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Latihan percaya diri, Rani Kurniasari (27) pilih berdagang offline maupun online.

Memiliki kepribadian pendiam, membuat sejumlah orang kesulitan berkomunikasi ataupun bersosialiasi.

Untuk membangkitkan rasa percaya diri, upaya demi upaya kerap dilakukan oleh tiap individu.

Bagi Anda yang sedang melakukan upaya meningkatkan kadar percaya diri, ide dari Rani bisa dijadikan referensi untuk dicoba.

Berasal dari keluarga perantau membuat keluarga Rani harus bekerja keras di Ibu Kota, dan Rani selalu mengikutinya.

Meski sekedar mengikuti orang tuanya bekerja atau berdagang, ajang itu perlahan mengajarinya banyak hal.

Selain keprihatinan terhadap hidup, ia juga belajar tampil dimuka umum dan berani mengungkapkan pendapatnya.

"Saya sebenernya bantuin ibu jualan sudah dari SD. Dulu pernah jualan di pinggir jalan, tapi enggak berlanjut karena banyak pungli.
Akhirnya jualan di rumah aja mulai dari pecel, mie ayam sampai pempek," katanya kepada TribunJakarta.com, Jumat (19/6/2020).

Secara keamanan, berjualan dari rumah kala itu merupakan pilihan yang tepat.

Sayangnya, hal itu membuat Rani kembali lagi asyik menikmati kepribadian pendiamnya.

Imbasnya, Rani menjadi korban bully ketika dirinya tengah mengemban pendidikan duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) ataupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tanpa ia tahu sebab perkaranya, Rani selalu diganggu oleh teman sekelasnya.

Sebagai contoh, ketika SD ia sedang duduk di kursi kelas dan beberapa teman datang untuk mengolok-ngolok dirinya.

Hal ini tentunya semakin mempengarungi tingkat kepercayaan dirinya.

"Pernah dibully juga, mungkin karena saya anaknya pendiam. Jadi banyak yang isengin. Terus bisa dibilang saat itu apa yang saya mau keturutan (terpenuhi), bisa jadi dibully karena faktor itu. Akhirnya buat saya makin enggak percaya diri sama sekali," lanjutnya.

Seiring berjalannya waktu, Rani bertekad mengubah kepribadiannya. Ia ingin jauh lebih terbuka dan mudah bergaul ke rekan-rekannya.

Dimulai dengan komunikasi biasa ketika Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berlanjut hingga perguruan tinggi.

Perlahan Rani mampu berkomunikasi dengan rekannya dan ia memiliki sejumlah sahabat atas usahanya membuka diri.

Tanpa menyerah Rani mulai mencoba mengikuti jejak orang tuanya. Ya, ia mulai memberanikan diri untuk berdagang.

"Terus jualan buku di salah satu market place. Jatuhnya jastip sih tapi ternyata saya menikmati hal itu. Sebab ini kan via chating jadi enggak tatap muka langsung sama pembelinya," katanya.

Berkembang dan mulai ada peningkatan, Rani berpikir untuk menjual pempek buatan orang tuanya.

Tanpa media sosial, Rani menawarkan langsung pempek yang dibawanya kepada teman sekampusnya.

"Mikirnya usia sudah sekian, jadi harus ada perkembangan masa mau pendiam dan tertutup terus. Akhirnya saya bawa pempek ke kampus, saya tawarin ke teman-teman," katanya.

Masih merasa malu-malu dan tak percaya diri, Rani mengisi semua pikirannya dengan pemikiran positif serta tekad yang kuat.

Alhasil, berjual pempek tersebut justru berlanjut hingga saat ini dan menjadi tambahan penghasilannya.

"Alhamdulillah dari komunikasi ke orang itu saya jadi banyak belajar. Malahan sekarang sudah 80 persen kalau bicara tingkat percaya dirinya ya. Alhamdulillah juga jualan pempek buat ibu saya ini berlanjut sampai sekarang dan saya dibekali resepnya juga,"

Merek dagang sendiri

Meski bukan partai besar, Rani mengaku senang karena usahanya turut mengalami perkembangan.

Ibarat sambil menyelam minum air, Rani dapatkan hal tersebut. Sambil latihan kepercayaan diri, dari produk pempeknya ia bisa raup jutaan rupiah.

Saat ini ia juga sudah mempunyai merek sendiri, yakni Pempek Cheaper atau berarti murah.

Wali Kota M Anwar Sebut Pasar dan Rutan Jadi Klaster Covid-19 di Jakarta Timur

Layanan TOD dan Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta Masih Ditutup Sampai 28 Juni 2020

Liga 1 2020 Dipastikan Berlanjut, Otavio Dutra Belum Dapat Kabar dari Manajemen Persija Jakarta

"Karena ini jatuhnya masih sampingan karena sayanya juga kerja jadi belum banyak banget sih penghasilannya. Tapi Rp 3 juta pasti dapat dalam sebulan. Kadang juga lebih dan alhamdulillah saya sudah punya merek sendiri," katanya.

Rencananya Rani akan membuka outlet atau ruko sendiri khusus menjual Pempek Cheaper.

"InsyaAllah nanti mau buka toko. Jadi sebenarnya dagang ini efektif banget buat individu yang sifatnya kayak saya selain ikut komunitas. Sebab tanpa disangka dan dikira, berdagang seperti ini bisa buat kita aktif komunikasi dan jadi rezeki tambahan," pungkasnya.

Berita Terkini