Hari Pertama Belajar di Jabodebatek

Handphone dan Kuota Internet jadi Kendala Anak Korban Kebakaran Rawamangun Ikuti MPLS

Penulis: Bima Putra
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga RT 03 korban kebakaran, Mila Agnawati (39) saat memberi keterangan di Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (13/7/2020)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Para orangtua warga RT 03/RW 02, Kelurahan Rawamangun harus putar otak agar anaknya bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Tak hanya karena perlengkapan sekolah anak-anak mereka ludes bersama rumah dalam musibah kebakaran pada Kamis (9/7/2020) lalu.

Mila Agnawati (39), satu warga RT 03 mengatakan sejumlah orangtua bingung memenuhi kebutuhan gawai anaknya untuk melakukan pembelajaran.

"Ada yang hari ini anaknya belum bisa ikut MPLS karena handphone orangtuanya terbakar," kata Mila di Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (13/7/2020).

Setelah kebakaran yang terjadi sekira pukul 15.50 WIB, para orangtua sebenarnya sudah melapor ke masing-masing sekolah tempat anaknya.

Mereka meminta keringanan agar anaknya mengikuti kegiatan belajar jarak jauh tanpa seragam atau tidak ikut untuk sementara waktu.

"Kalau pun handphone orangtuanya selamat kan butuh duit untuk beli kuota internet. Sementara harta habis karena kebakaran, jadi bingung beli kuota," ujarnya.

Ibu tiga anak ini menuturkan pihak Kelurahan Rawamangun sebenarnya menyediakan bantuan WiFi untuk mengikuti kegiatan belajar.

Namun bantuan dirasa belum maksimal karena mereka harus datang langsung ke kantor Kelurahan, gawainya pun tak disediakan.

"Jadi kalau yang handphonenya terbakar sama saja, enggak bisa ikut. Belum lagi untuk ke kantor Kelurahan butuh ongkos, apalagi enggak ada angkot yang lewat," tuturnya.

Jadi Percontohan Belajar Secara Tatap Muka, SMPN 2 Kota Bekasi Kumpulkan Persetujuan Orantua Murid

Suasana Hari Pertama Sekolah di SMPN 5 Jakarta Pusat, Nampak Beberapa Orangtua Murid Datang

Anak Korban Kebakaran Rawamangun Pinjam Handphone Teman Ikut MPLS

Mila menuturkan sejumlah orangtua menyiasati ketiadaan gawai dengan pindah mengungsi ke rumah kerabatnya atau meminjam handphone.

Hanya segelintir orangtua yang bernasib sedikit mujur karena handphonenya tidak terbakar dalam musibah menimpa 245 jiwa dari 85 KK itu.

"Dua anak saya hari ini ikut MPLS, satu masuk SD, satu masuk SMP. Alhamdulillah tadi bisa MPLS dari handphone. Alhamdulillah handphone saya enggak terbakar," lanjut Mila.

Berita Terkini