Tahun Ajaran Baru

Sudah Dibayarkan Anggota DPRD DKI, Pihak Sekolah Akan Kembalikan Biaya untuk Keluarga Arista

Penulis: Nur Indah Farrah Audina
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Sekolah Muhammadiyah 11 Jakarta, Rosita Sari, Kamis (16/7/2020)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, PULOGADUNG - Biaya administatif sudah terlanjur dibayarkan, dikembalikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 11 Jakarta, Pulogadung, Jakarta Timur kepada keluarga Aristawidya Maheswari (15).

Seperti diketahui, Arista, siswi berprestasi peraih lebih dari 700 Penghargaan di bidang lukis tak diterima di sekolah negeri.

Dari semua jalur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 yang dicobanya, tak ada satupun namanya yang masuk di daftar penerimaan.

Karena tak biaya untuk masuk swasta, ia pun terpaksa menundanya.

Namun, akhirnya ia kembali bisa bersekolah dengan biaya yang sudah ditanggung oleh Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth atau akrab disapa Bang Kent.

Merasa terketuk dan layak membantu Arista, Bang Kent telah melakukan pembayaran sebesar Rp 17 juta untuk uang pangkal dan sebagainya ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 11, Pulogadung, Jakarta Timur.

Sehingga ketika pendaftaran pada hari ini, Kamis (16/7/2020), keluarga Arista tak lagi mengeluarkan uang sepeserpun.

Karena kebijakan sekolah, biayanya pun dikembalikan.

"Pada awalnya sempat ada pembicaraan uang pangkal dan lain sebagainya sebanyak Rp 17 juta sudah saya bantu. Tapi alhamdulillah dari pihak Muhammadiyah mengembalikannya kepada keluarga Arista," kata Bang Kent di lokasi.

Sementara itu pihak sekolah memastikan akan mengembalikan seluruh dana yang sudah masuk.

Sehingga uang tersebut bisa digunakan untuk keperluan keluarga Arista.

"Kami berkordinasi dengan bagian Dikdasmen. Jadi dalam struktur keorganisasian Muhammadiyah, kami ada peraturannya untuk siswa yang yatim piatu. Kebijakan ini sudah lama. Jadi memang Arista dibebaskan dari pembiayaan sampai lulus dari SMA Muhammadiyah 11," ujar Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 11, Rosita Sari.

Dibiantu Bang Kent, Arista sekolah lagi

 Tak diterima di sekolah negeri, Aristawidya Maheswari (15), akhirnya mengenyam pendidikan kembali.

Arista merupakan seorang anak yatim piatu sekaligus alumni SMPN 92 Jakarta yang berprestasi di bidang seni.

Terhitung, lebih dari 700 karya lukisnya mendapatkan penghargaan mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota, provinsi hingga Nasional.

Selain itu, karyanya juga mengantarkan Arista bertemu dengan pejabat negara, diantaranya ialah Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan almarhum istri SBY, Ani Yudhoyono, Mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sayangnya, pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 Arista tak diterima di sekolah negeri akibat faktor usia.

Usianya yang baru menginjak 15 tahun 8 bulan membuatnya gagal di semua jalur PPDB yang ia coba.

Namun, kabar gembira datang kepadanya.

Pada hari ini, Kamis (16/7/2020), Arista yang ditemani neneknya, Siwi Purwanti mendaftarkan diri ke SMA Muhammadiyah 11 Jakarta, Pulogadung, Jakarta Timur.

Masuknya Arista ke sekolah ini pun berkat bantuan Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth atau akrab disapa Bang Kent.

Suasana pertemuan pihak keluarga Arista, Bang Kent dan pihak SMA Muhammadiyah 11 Jakarta, Pulogadung, Jakarta Timur, Kamis (16/7/2020) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Kedatangan saya hari ini mengadvokasi supaya Arista bisa masuk sekolah. Kebetulan kemarin salah satu korban PPDB. Daftar PPDB enggak diterima padahal berprestasi punya 700 medali. Alhamdulillah Yayasan Muhammadiyah mengopeni dia," kata Bang Kent di lokasi.

Selanjutnya pihak keluarga Arista bersama Bang Kent menemui pihak sekolah.

Pihak sekolah pun menyambut Arista dengan tangan terbuka dan akan mewadahi dan mengembangkan bakat seni lukisnya itu.

"Sebuah kebanggaan luar biasa Arista memilih sekolah kami. Saat Arista datang kebetulan jurusan IPS yang kosong dan masih ada bangku. Dan, setelah dilihat sejarahnya luar biasa sosok Arista ini. Nantinya akan dikembangkan bakatnya. Pihak kami sudah berkoordinasi dengan guru seni budaya," kata Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 11, Rosita Sari

Siswi Berprestasi Gagal Masuk SMA Negeri Akibat Faktor Usia

Miliki bakat di bidang seni lukis, Aristawidya Maheswari (15) miliki cita-cita sebagai menteri.

Baru-baru ini nama Arista sedang ramai diperbicangkan sejumlah media massa, baik cetak, elektronik maupun online.

Hal ini lantaran, Arista merupakan siswa berprestasi namun tak diterima di sekolah negeri.

Arista saat ditemui di Rusun Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Faktor usia pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2020 membuatnya tergeser oleh usia calon peserta didik baru (CPDB) lainnya yang lebih tua.

Dari 8 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) yang didaftarnya, tak ada satupun nama Arista.

Padahal, lebih dari 700 karya lukisnya mendapatkan penghargaan mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, kota, provinsi hingga Nasional.

Selain itu, karyanya juga mengantarkan Arista bertemu dengan pejabat negara, diantaranya ialah Presiden Ke-3 RI BJ Habibie, Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan almarhum istri SBY, Ani Yudhoyono, Mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kenyataan ini membuat Arista memilih untuk menunda sekolahnya selama satu tahun.

"Menunda sekolah dulu untuk tahun ini. Sebenarnya sedih juga ya karena 'masa iya aku enggak sekolah sih?'. Aku juga sedikit malu kalau nanti ditanya sekolah di mana. Tapi tahun ini aku tetap tunda sekolah," katanya.

Arista saat ditemui di Rusun Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Meski begitu, semangatnya masih terus membara.

Ia pun masih antusias ketika membahas cita-citanya di masa yang akan datang.

Selain ingin menjadi pelukis, Arista mengungkapkan ingin sekali menjadi seorang Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

"Cita-cita pertama itu mau jadi Pelukis. Cuma karena aku udah ikut forum anak, jadi aku bercita-cita untuk menjadi menteri perempuan dan perlindungan anak," katanya di Rusun Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (8/7/2020).

Menurutnya, melalui forum tersebut ia mulai memahami perihal anak, seperti hak anak.

"Karena kan dari forum anak kita diajari untuk memenuhi hak-hak anak. Jadi aku kaya dulunya aku ngga suka sama anak kecil, cuma karena aku ikut forum anak jadi aku kaya anak-anak lucu ya bisa menambah mood juga,"

"Terus mereka ada hak-hak yang belum terpenuhi, seperti hak hidup ada, hak tumbuh kembang ada, perlindungan apa lagi ada itu karena ada kekerasan mungkin, partisipasi. Nah partisipasi itu kayak aku ini menyuarakan hak-hak anak gitu loh jadi ya aku mewakili teman-teman atau anak-anak di DKI untuk sistem PPDB ini," ungkapnya.

Costum pakaian

Arista saat ditemui di Rusun Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Selain menjadi menteri, hal lain yang tak banyak diketahui khalayak ialah perihal custom pakaian.

Keahliannya di bidang seni lukis tak hanya diaplikasikan pada kanvas, pada pakaiannya pun kerap diaplikasikan, seperti pada jaket yang kerap digunakannya.

"Mungkin di lain waktu ya aku mau jadiin custom baju sebagai peluang usaha juga. Jadi memang banyak teman yang nyaranin, tapi akunya masih belum yakin dan malu," jelasnya.

Tunda sekolah

Arista saat ditemui di Rusun Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (8/7/2020) (Tribunjakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

Meski begitu, kenyataan akhirnya membuat Siwi Purwanti (60) selaku nenek Arista belajar untuk ikhlas dan lapang dada.

Pada mulanya Siwi mengaku sulit mengikhlaskan semuanya.

Dengan mata berkaca, Siwi menyangkan aturan PPDB tahun ini yang membuat cucu berprestasinya tak diterima di sekolah negeri.

Ia pun kerap melakukan komunikasi terkait sekolah kepada Arista.

"Adek ngga sedih?," tanya Siwi kepada Arista.

"Biasa aja, enggak apa-apa Mah," sahut Arista.

"Akhirnya jadi mengikhlaskan semuanya karena Aristanya juga jawab seperti itu. Tapi saya tetap sedih dan kasian karena Arista gagal masuk negeri," ungkapnya.

Akhirnya, sesuai keputusan Arista, ia menunda sekolahnya untuk tahun ini dan ingin fokus pada sejumlah kegiatan, seperti kegiatan sosial.

"Menunda sekolah dulu untuk tahun ini. Sebenarnya sedih juga ya karena 'masa iya aku enggak sekolah sih?'. Aku juga sedikit malu kalau nanti ditanya sekolah di mana. Tapi tahun ini aku tetap tunda sekolah," jelas Arista.

Sementara itu, Siwi menambahkan bila sejak awal memang tak memiliki sekolah swasta.

Keinginan Arista bersekolah negeri, membuatnya mengikuti kemauan cucunya itu.

"Memang kita enggak siap kalau menyekolahkan di swasta. Tapi memang anaknya enggak mau," ujar Siwi.

Luangkan waktu untuk mengajar lukis

Satu tahun tentunya bukanlah waktu yang sebentar.

Untuk itu, Arista yang memiliki cita-cita sebagai pelukis ini akan mengisi waktunya dengan mengajar lukis untuk anak-anak di sejumlah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan yayasan.

"Selama menunda sekolah, aku bisa luangin waktu buat melukis, buat mengajar berbagi di beberapa RPTRA. Maksudnya lebih banyak waktu gitu," kata Arista.

Kendati begitu, kegiatan ini bukanlah hal yang baru untuknya.

Sebab, selama ini Arista memang sudah mengajar anak-anak untuk melukis.

Setiap akhir pekan, Arista selalu meluangkan waktunya untuk mengajar melukis di RPTRA Jaka Berseri, RPTRA Cibesut, RPTRA Jaka Teratai dan Yayasan Rumah Kita.

"Memang sebelumnya aku sudah mengajar. Ini inisiatif aku dari kelas 7. Datang ke sana langsung didampingi Mama (Siwi) ngomong aja mau ngajarin lukis. Alhamdulillah banyak yang ikut, 25 sampai 50 anak," ungkapnya.

Saat ini, Arista sudah mengikhlaskan semuanya.

Ia menganggap bahwa ini sudah takdir untuknya dan ia akan menjalaninya dan ikhlas.

Untuk itu, ia akan menggunakan waktunya selama satu tahun ini untuk kegiatan yang bermanfaat.

"Ya mungkin memang sudah jalannya. Tapi dalam satu tahun ini selain mengajar lukis, aku bisa juga membuat costum pakaian tadi, karena banyak teman yang sudah menyarankan," ujarnya. (*)

Berita Terkini