Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku, telah menyurati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait rencana simulasi belajar tatap muka di masa adaptasi pandemi Covid-19.
Meski sudah meyurati, sampai saat ini pihaknya belum juga mendapat jawaban dari Kemendikbud.
Padahal, dia berharap surat permohonan izin membuka simulasi belajar tatap muka dapat dibalas.
"Harusnya dijawab, (supaya) ada solusinya misal apa yang harus dilakukan, kan sekarang yang minta sekolah dibuka bukan hanya sekolah saja tetapi orangtua juga," kata Rahmat di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Senin, (20/7/2020).
Dia menambahkan, Kemndikbud bisa melihat langsung bagaimana kesiapan sekolah di Kota Bekasi melakukan adaptasi untuk menunjang teknis belajar tatap muka.
Untuk diketahui, terdapat empat sekolah yang dijadikan percontohan atau role model dalam pelaksanaan belajar tatap muka di Kota Bekasi.
Empat sekolah itu diantaranya, Sekolah Victory Plus Kemang Prtama, Sekolah Al-Azhar Jakapermai, SDN 6 Pekayon Jaya dan SMPN 2 Kota Bekasi.
"Kemampuan pemkot terhadap sarana dan prasarana dalam menanggulangi Covid-19 sudah luar biasa, sehingga program pembatasan pemutusan mata rantai tetap berjalan tapi masyarakatnya juga aman," terang dia.
Dia menilai, tidak adanya surat balasan dari Kemendikbud terkait izin melakukan simulasi belajar tatap muka sama saja tidak mengindahkan niat Pemkot Bekasi.
• Kesibukan Veronica Tan Kini, Berdayakan Kreativitas Anak Lewat Operet Anak Rusun
• Wali Kota Akui Rencana Simulasi Belajar Tatap Muka di Bekasi Terbentur Izin Kemendikbud
• Survei Persetujuan Orangtua Terkait Belajar Tatap Muka di SMPN 2 Kota Bekasi Hanya 20 Persen
Sebab, Pemerintah Daerah kata dia, perlu arahan teknis agar dapat ditemukan solusi dari rencana simulasi belajar tatap muka siswa di Kota Bekasi.
"Saya bikin surat ke kementerian, gubernur, nah dijelaskan apa yang harus (diperbaiki), berarti kan ada solusinya," tegas dia.