Upaya melacak keberadaan pelaku lewat tiga handphone tersebut layaknya adegan di film layar lebar pun belum membuahkan hasil.
"Kami sudah lalukan olah TKP, sudah membentuk tim gabungan dan tim sedang bekerja di lapangan," ujarnya.
Sementara barang bukti hasil olah TKP yakni potongan kabel tis yang dipakai pelaku mengikat tangan dan kaki Haryanti dan enam anaknya.
Serta satu CCTV yang menyorot bagian warung sembako Haryanti, nahas CCTV tak menyorot pelaku karena mereka tak melangkah ke dalam warung.
"Mudah-mudahan nanti bisa segera ada titik terang. Berdasarkan keterangan saksi pelaku kurang lebih ada lima orang," tuturnya.
Sementara Haryanti dan enam anaknya yang diikat dan disekap masih dirundung trauma karena setelah empat hari berlalu perampok buron.
Pun merugi sekitar Rp 300 juta, dia mengaku pesimis hartanya kembali karena menilai pelaku sudah menikmati hasil curiannya.
"Mintanya biar polisi bergerak cepat, pelaku cepat ditangkap. Biar enggak ada korban-korban yang lain lagi, itu saja harapan saya," tutur Haryanti yang pesimis hartanya bisa kembali.
Trauma enam anak Haryanti lebih buruk karena pelaku mengancam bakal membanting dan menembak saudari mereka yang berusia 1,5 tahun.
Keenam anak yang berusia 15, 13, 8, 4, dan kembar 1,5 tahun kini bahkan sulit terlelap bila mendengar suara gaduh saat malam seperti kala kejadian.
"Karena pas kejadian kemarin sekira pukul 03.30 WIB, jadi anak-anak sudah pada tidur. Sekarang mereka kalau melihat pintu terbuka saja takut, minta langsung ditutup," lanjut Haryanti.