Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN LAMA - Laeli Atik Supriyatin (26) dan Djumadil Al Fajri (27) butuh waktu dua hari untuk memutilasi tubuh Rinaldi Harley Wismanu (33) menjadi 11 bagian.
Mutilasi itu dilakukan di sebuah kamar di Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat, pada 12 dan 13 September 2020.
"Tanggal 12 September itu dia (Fajri) mutilasi bagian bawah dan kedua tangan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Senin (21/9/2020).
Potongan tubuh yang sudah dimutilasi itu kemudian dimasukkan ke dalam koper, setelah dibungkus kantong plastik.
Fajri juga menaburkan bubuk kopi dan menyemprotkan parfum ke koper berisi potongan tubuh Rinaldi guna menyamarkan bau.
"Itu tanggal 12 September (koper) di antar ke Apartemen di Kalibata," ujar Yusri.
Keesokan harinya, Laeli dan Fajri kembali ke Pasar Baru Mansion untuk melanjutkan mutilasi tubuh Rinaldi.
Pada hari kedua mutilasi, tersangka membawa gergaji besi. Mereka juga sudah membeli cat dan seprai untuk menghilangkan jejak ceceran darah korban.
Fajri kembali menjadi eksekutor mutilasi. Sedangkan Laeli beristirahat karena mengaku kelelahan.
"Bahkan si DAF (Fajri) ini sempat menunggu L ini tidur, dia sempat bermain game online. Itu pengakuan dia," ungkap Yusri.
"Tanggal 14 September dia antar lagi (koper dan ransel berisi potongan tubuh korban) ke Kalibata," jelas dia.
Laeli dan Fajri membunuh serta memutilasi Rinaldi karena himpitan ekonomi.
Pasangan kekasih itu sudah lama tinggal bersama dalam satu kamar kos.
"Mereka tinggal dalam satu kos. Terdesak ekonomi untuk membayar kos," kata Yusri.
Bahkan, menurut Yusri, pasangan kekasih tersebut tidak memiliki uang untuk makan sehari-hari.
"Dia mengakui juga sudah beberapa hari tidak makan sehingga timbul niatan untuk melakukan pemerasan," ujar dia.
"Awalnya adalah pemerasan pada korban, kemudian mencari yang terdekat adalah yang jadi korban mutilasi ini. Jadi faktor ekonomi yang kemudian terdesak di situ," tambahnya.
Adik Korban Mutilasi Kalibata City: Saya Belajar Memaafkan
Adik kandung Rinaldi Harley Wismanu (32), Arief Alfian mengantar sang kakak ke peristirahatan terakhirnya.
Rinaldi dimakamkan di Pemakaman Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman setelah disemayamkan di rumah duka, Senin (21/9/2020) pagi.
Setelah dibunuh, pria yang merupakan Manajer HRD di salah satu perusahaan di Jakarta ini dimutilasi.
Peristiwa nahas ini terbongkar setelah polisi menemukan jasad Rinaldi di dalam koper di Apartemen Kalibata City, Jakarta, 16 September 2020.
Hingga akhirnya, terungkap sudah sadisnya apa yang dilakukan Laeli dan Fajri kepada Rinaldi.
Kini, Laeli dan Fajri sudah mendekam di penjara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Jenazah Rinaldi diantar ke rumah duka di Dukuh Nologuten pada Minggu malam.
"Jenazah tiba di rumah pada pukul 00.02 WIB," ucap Suwanto, perwakilan keluarga dalam sambutan di prosesi upacara pemakaman, dilansir dari Kompas.com, Senin (21/9/2020).
Paginya, pria yang mengenal Laeli melalui aplikasi tinder itu dimakamkan.
Bupati Sleman, Sri Purnomo hadir melayat ke rumah duka dan menyampaikan belasungkawa.
"Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya saudara kita Rinaldi Harley Wismanu," ujar Bupati Sleman Sri Purnomo saat memberikan ucapan belasungkawa di prosesi pemakaman.
Sekitar pukul 08.40 WIB, jenazah Rinaldi dibawa menuju peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Nologaten.
Follow juga:
Kesedihan mendalam tampak mewarnai prosesi pemakaman Rinaldi Harley Wismanu.
Setelah pemakaman sang kakak, Arief Alfian mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi doa dan dukungan.
"Saya meminta maaf sebesar-besarnya apabila kakak saya banyak kesalahan, baik itu rekan pekerjaan, maupun kerabat," katanya.
"Saya sendiri masih belajar mengikhlaskan dan sebisa mungkin saya belajar memaafkan," sambung Arief.
Cerita sopir pengantar jenazah Rinaldi
"Assalamualaikum, Mas. Assalamualaikum, Mas," teriakan salam tiada henti keluar dari anggota keluarga di rumah duka.
Jenazah Rinaldi Harley Wismanu, disemayamkan di tempat terpisah dari rumah duka, Senin (21/9/2020) dini hari, pukul 00.30.
TONTON JUGA:
Setelah hampir lima menit dimasukkan ke dalam rumah, peti jenazah Rinaldi tak berselang lama kembali dikeluarkan untuk dibawa ke ruang terpisah guna disemayamkan.
Adik Rinaldi, Adila Maulana Syahbani, tampak terpukul dan menangis menyaksikan jenazah kakak tercinta di tempat persemayaman.
Sejumlah warga pun turut berjaga-jaga di sekitar lapangan mini Dusun Nologaten, yang dijadikan tempat persemayaman Rinaldi.
FOLLOW JUGA:
Jenazah Rinaldy diantar menggunakan kendaraan ambulans dari RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, yang dikawal dua mobil lain.
Sesampainya di area rumah, mobil yang membawa peti jenazah Rinaldy seketika disemprot disinfektan oleh pihak desa setempat.
Sopir pengantar jenazah Rinaldy, Adi Saputra, menceritakan pengalamannya.
Adi sapaan akrabnya menjelaskan, ia kerap kali merasa sedih saat jenazah yang diantarnya tiba di rumah duka.
Isak tangis dan duka selalu hadir menyambutnya.
Apalagi hampir seluruh jenazah yang diantarnya adalah korban pembunuhan dan sejenisnya.
"Ya suka berat juga tiap kali melihat pihak keluarga mendiang yang selalu menyambut dengan duka," ujar Adi Saputra dilansir dari TribunJogja (grup TribunJakarta).
Adi menyatakan, perjalanan mengantar jenazah Rinaldi dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta dimulai sekitar pukul 16.30 WIB.
Perjalanan tanpa pengawalan dari Kepolisian.
Hanya dua mobil yang dinaiki keluarga dan mobil jenazah berwarna putih berisi jasad Rinaldi.
Pengakuannya selama perjalanan tidak ditemui satu pun kendala.
Hanya saja, Adi sempat berhenti di rest area daerah Berebes, Jawa Tengah.
"Sempat berhenti di Brebes. Hanya istirahat dan salat. Setelah itu lanjut lagi dan gak ada halangan sih," ungkapnya.
Adi mengaku, selama bekerja menjadi supir mobil jenazah, pihaknya tidak pernah mendapati pengalaman buruk yang seperti kebanyakan orang bicarakan.
"Tidak ada. Itu kan sugesti saja, kalau orang itu berani ya pasti gak ada gangguan apa pun," terang dia.
Paling jauh, Adi sudah membawa jenazah dari Jakarta ke Bali.
Ia pun menjelaskan, mekanisme pengantaran jenazah korban pembunuhan yakni menunggu arahan dari bagian Inafis Polri.
Setelah semua proses autopsi selesai, jenazah kemudian disiapkan untuk pemberangkatan ke rumah duka.
Saat ditanya bagaimana dengan nasib jenazah yang tidak memiliki keluarga, dirinya belum mengetahui proses pengurusannya.
"Kalau itu tim Inafis yang tahu. Saya hanya pengantar jenazah saja," pungkasnya.
Terancam hukuman mati
Pasangan kekasih Laeli dan Fajri ditangkap polisi setelah membunuh Rinaldi dengan motif menguasai harta korban.
Adapun barang bukti lain yakni 11 batang emas, laptop, perhiasan, ponsel, jam tangan, dan sejumlah kartu ATM milik korban.
Kedua pelaku yang melakukan pembunuhan tersebut dikenakan pasal berlapis dengan ancaman hukuman mati.
"Penerapan Pasal 340 KUHP dengan pidana mati atau seumur hidup atau Pasal 338 KUHP dan 365 KUHP," tegas Nana.