Dokter Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini Untuk Ketahui Tanda-Tanda Sakit Jantung

Penulis: Pebby Ade Liana
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Consultant Cardiologist Cardiovascular Intensivist & interventional cardiologist, Dafsah Arifa Juzar, di Heartology Cardiovascular Center, Selasa (29/9/2020).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tanggal 29 September diperingati sebagai Hari Jantung Sedunia.

Peringatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga jantung agar tetap sehat.

Apalagi kini serangan jantung tak lagi identik dengan usia tua.

Pada beberapa kasus, penyakit ini juga bisa dialami pada orang dalam usia produktif yakni sekitar 30-40 tahun.

Gunakan Hati Lawan Penyakit Jantung, YJI Ingatkan Masyarakat Terapkan Pola Hidup Sehat

"Serangan jantung tuh dari koroner. Terminologinya dari koroner. Masyarakat mengkonotasikan sesuatu yang tiba-tiba itu serangan jantung. Kalau nyeri dada biasanya karena terjadi penyempitan. Penyebabnya bisa macam-macam," kata Consultant Cardiologist Cardiovascular Intensivist & interventional cardiologist, Dafsah Arifa Juzar, dalam acara Media Gathering terbatas Heartology Cardiovascular Center, Selasa (29/9/2020).

Penyebab utama terjadinya serangan jantung adalah tersumbatnya pembuluh darah yang men-suplai makanan ke otot jantung yang dikenal dengan nama pembuluh darah koroner.

Sumbatan ini bisa macam-macam, seperti plak, sobekan dinding jantung, tumpukan lemak (kolesterol), bekuan darah, dan lain-lain.

Meski seringkali terjadi secara mendadak, namun resiko serangan jantung bisa dicegah, yaitu dengan pemeriksaan jantung sebagai langkah deteksi dini adanya kelainan atau gangguan pada jantung.

"Penyakit ini penyakit degeneratif, ibaratnya semua orang pasti (bisa) kena. Suka gak suka, pasti. Jadi kalau sudah umur diatas 30 tahun, sebaiknya sudah pernah lakukan check up jantung," kata dr Dafsah.

Ia menyarankan, agar seseorang yang berusia di atas 30 tahun penting untuk melakukan pemeriksaan jantung.

Tujuannya, untuk mengetahui apakah ia memiliki tingkat resiko yang tinggi, sedang, atau rendah untuk terjadinya penyakit dalam 5 tahun kedepan.

"Jangan nunggu kena serangan dulu, baru diurusin. Karena kalau sudah kena serangan jantung urusannya sama waktu. Kalau gak cepat ditangani, otot jantungnya makin banyak yang rusak dan kemampuannya sebagai pompa akan menurun," katanya.

Dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia, Dafsah juga sekaligus memperkenalkan Heartology Cardiovascular Center sebagai salah satu fasilitas layanan kesehatan khusus yang hadir di masyarakat.

Terletak di Brawijaya Hospital, Saharjo Jakarta Selatan, layanan ini berfokus pada diagnostik, intervensi, bedah jantung dan pembuluh darah, serta aritmia.

Memiliki Hybrid operating room, dengan system terintegrasi sinar-X, ultrasound, MR dan CT, memungkinkan tim dokter untuk melakukan bedah minimal invasif dan konvensional di satu tempat.

Berita Terkini