Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Seorang wanita terekam kamera CCTV membawa bensin menyelinap ke kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, di Gedung Balai Kota Jakarta.
Kepala Biro Umum Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin, menjelaskan kejadian tersebut benar adanya.
Tepatnya berlangsung pada pukul 12.00 WIB, Selasa (27/10/2020) kemarin.
"Kejadiannya itu kemarin jam 12 siang," kata Budi, saat dikonfirmasi Wartawan, Rabu (28/10/2020).
Budi menuturkan, wanita yang belum diketahui identitasnya ini menyelinap masuk melalui Blok G gedung Balai Kota DKI Jakarta.
"Setelah itu, wanita ini terbiasa di-Xray di mesin Xray itu karena di dalam tas, membawa botol mineral," beber Budi.
"Nah, di dalam Xray kan yang terlihat hanya cairan, kami berpikir itu air mineral. Lalu, dia naik ke lantai 12 (Blok G) tempat biro perekonomian," lanjutnya.
Kemudian wanita tersebut meminta kepada petugas setempat guna bertemu dengan Kepala Biro Perekonomian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Katanya mau mengecek surat karena memang suratnya juga aneh. Kami menduga ibu ini juga tidak waras, karena suratnya juga surat aneh, bahasanya juga tidak beraturan," ungkap Budi.
"Kami juga sebenernya, melihat itu bahasa yang tidak baik. (Struktur kalimatnya) tidak bagus. Itu memang bahasa asal dan tidak jelas itu surat apa," sambungnya.
Isi surat tersebut, lanjutnya, berisi kalimat meminta uang kepada Bank DKI Jakarta.
"Dia menyatakan mau minta duit ke Bank DKI karena dia punya uang di Bank DKI, terus karena dia mewakili Polsek-Polsek. Seperti itu, jadi ngaco," jelasnya.
"Terus dia (pura-pura) jadi pemimpinnya dan Rhoma Irama (Raja Dangdut) jadi wakilnya, bahasanya tidak jelas. Jadi bahasanya ngaco," tutup Budi.
Pemprov DKI Laporkan ke Polisi
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melaporkan kasus wanita yang membawa bensin dan ingin membakar gedung Balai Kota DKI Jakarta.
Kepala Biro Umum Pemprov DKI Jakarta, Budi Awaludin, mengatakan pihaknya telah melaporkan hal tersebut ke Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat.
"Saya sudah bersurat ke Polsek Metro Gambir, melaporkan bahwa ibu itu melakukan, mengancam pengrusakan aset pemerintah, dan mencemarkan nama baik," tutur Budi, saat dikonfirmasi Wartawan, Rabu (28/10/2020).
Budi menduga, wanita tersebut mengidap gangguan jiwa.
"Kami berpikir dia sakit jiwa," ucapnya, singkat.
Namun, Budi menyatakan barang bukti berupa bensin kini diamankan pihak kepolisian.
Polisi Belum Menerima Laporan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Pihak kepolisian mengklaim Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum melaporkan kasus wanita yang ingin membakar kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut.
Kanit Reskrim Polsek Metro Gambir, Kompol Gunarto, menjelaskan justru kepolisian ingin menjemput bola.
"Untuk kejadian Balai Kota, kami belum ada laporan. Justru kami mau jemput bola tadi pagi, tapi pihak Balai Kota Jakarta libur cuti bersama," kata Gunarto, saat dikonfirmasi TribunJakarta.com, Rabu (28/10/2020).
"Kami terima surat pemberitahuan atas kejadian di Balai Kota pada malam harinya pukul 22.30 WIB, padahal kejadian pagi," lanjutnya.
Karena kantor Balai Kota DKI Jakarta tutup, penyelidikan polisi pun tertunda.
"Balai Kota Jakarta memang ada Pamdal (Pengamanan Dalam) internalsendiri. Namun, anehnya kenapa ada kejadian tidak ada informasi ke kami," bebernya.
"Justru ketika sudah ramai, kami hanya disurati dan itupun malam harinya (tengah malam)," sambungnya.
"Itupun pelakunya entah sudah di mana. Paginya kami jemput bola ke sana, untuk klarifikasi, tapi mereka cuti bersama," tutupnya.
Pria 60 Tahun Lompat
Kejadian heboh lainnya juga menggegerkan warga Jakarta Pusat.
Bagaimana tidak, pria berinisial CMK (60 tahun) tewas setelah lompat dari lantai 5 Rumah Sakit (RS) Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (28/10/2020).
Kanit Reskrim Polsek Metro Gambir, Kompol Gunarto, menjelaskan kejadian tersebut berlangsung pada pukul 07.40 WIB.
Gunarto menyebut, CMK merupakan pasien RS Tarakan dan mengidap stroke.
"Percobaan bunuh diri yang merupakan pasien RSUD Tarakan yang bernama CMK yang sebelumnya sakit stroke," kata Gunarto, saat dikonfirmasi Wartawan, Rabu (28/10/2020).
"Korban sebelum melakukan percobaan bunuh diri menderita sakit stroke dan dirawat di Ruang Catelia lantai V Gedung B Rumah Sakit Tarakan mulai 25 Oktober 2020," lanjutnya.
Dia melanjutkan, kondisi korban saat itu masih bernapas dan sempat dilarikan ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Setelah jatuh, korban masih hidup dan dibawa ke ruang IGD untuk dilakukan penanganan dan perawat," bebernya.
"Tapi pukul 09.00 WIB, korban percobaan bunuh diri dinyatakan meninggal," lanjut Gunarto.
"Pada saat di RS Tarakan ternyata korban sudah diambil oleh pihak keluarganya untuk disemayamkan di Rumah Duka Jabar Agung, Jelambar, Jakarta Barat," tutupnya.