TRIBUNJAKARTA.COM - Penjual bakso, J (20) rupanya menjadi otak dibalik kematian sang kakak, D (23) dan tetangganya S di Sawangan Baru, Depok, Jawa Barat. Atas hal ini, J meminta maaf.
Pemuda ini ditetapkan sebagai tersangka atas aksinya tersebut.
Kakak tirinya, D (23) dibunuh pada pekan lalu dan jasadnya ditemukan di bawah lantai rumah kontrakan yang mereka sewa bersama pada Rabu (18/11).
Adapun S telah dikenal pelaku sejak belia itu dibunuh sekitar Agustus silam dan jasadnya ditemukan dekat rumah pelaku di kawasan Gunung Pongkor, Kabupaten Bogor.
Pengakuan itu terkuak ketika J berhasil diamankan pihak kepolisian.
TONTON JUGA:
Di situ, penjual bakso tersebut mengaku ia juga pernah membunuh S dengan modus sejenis pada Agustus silam.
S merupakan abang Reni yang hilang kontak sekitar 3,5 bulan. Keberadaannya tidak diketahui sejak pamit mau menyambangi J di Gunung Pongkor.
Temuan mayat D di Sawangan akhirnya membuat pencarian Reni selama ini tuntas.
Baca juga: Cek Syarat Lengkap Sekolah Diperbolehkan Tatap Muka pada Januari 2021, Jangan Sampai Diabaikan!
Akibat perbuatannya ini, penjual bakso tersebut mengucapkan permintaan maaf.
"Saya meminta maaf kepada keluarga korban, selama ini saya sudah berbohong. Saya sudah menutupinya," papar J.
FOLLOW JUGA:
Penjual bakso itu tampak mengungkapkan penyesalan mendalamnya telah menghabisi dua nyawa.
"Saya hanya bisa meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada semuanya," terang J.
Baca juga: Ruben Onsu Alami Kejadian Mengerikan, Betrand Hilang Tengah Malam Saat Liburan: Persis Film Horor
Sandiwara Penjual Bakso
Adik S, Reni menuturkan sandiwara penjual bakso ketika ikut mencari keberadaan sang kakak padahal ketika itu rupanya S telah dihabisi nyawanya.
Jasad S ternyata telah dipendam oleh J sejak Agustus silam di halaman kosong dekat kediamannya di Gunung Pongkor.
"Kalau ini (pembunuhan D) enggak ketahuan, kakak saya juga enggak ketahuan karena dikuburnya rata. Enggak akan ketahuan siapa pun. Orangnya (J) sudah terlatih, sudah berencana," terang Reni.
Reni menyatakan, J kerap kali dibantu oleh sang kakak sehingga ia tak habis pikir jika J akan menghabiskan nyawa S.
Baca juga: Perhatian Rizky Billar pada Lesty Kejora Ketika Ayahnya Sakit: Kita Tahu Dia Bukan Wanita yang Lemah
"Dicarikan kerjaan, dikasih duit, apa yang dia mau itu diturutin. Sampai warung dijual setengah," papar Reni.
Menganggap J sebagai kakak sendiri, Reni lantas tak menaruh curiga.
Bahkan, J sempat menemaninya mencari S menggunakan sepeda motor. Padahal, saat itu, S telah dibunuh.
"Si J ikut mencari. Selalu ikut cari, seperti orang enggak ahli. Datar saja," ujar Reni.
Reni kini berharap, J memperoleh karma setimpal. Ia ingin J seberat-beratnya.
Baca juga: Begini Respon Menohok Yunarto Wijaya soal PA 212 Kecewa Baliho Habib Rizieq Diturunkan
"Hukum seberat-beratnya. Kalau bisa, hukum mati. Kan dia bisa matiin abang saya, abang sendiri, hukum mati lah," ungkap Reni.
Diketahui, jasad terkubur di kontrakan yang diduga kerangka manusia itu ditemukan Sukiswo, pemilik kontrakan diminta sang istri untuk memperbaiki toilet rumah kontrakan karena tersumbat.
Penemuan tengkorak manusia ini berawal saat dirinya diminta sang istri untuk memperbaiki toilet rumah kontrakan karena tersumbat.
"Tapi, setelah saya lihat, ada ubin lantai yang warnanya beda. Maka saya curiga dengan lantai itu," ucap Sukiswo.
Sukiswo lantas memutuskan membongkar ubin tersebut lantaran penasaran.
TONTON JUGA:
Pembongkaran dimulai sekira pukul 14.30 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Setelahnya, Sukiswo berhenti beroperasi untuk menunaikan salat ashar dan melakukan aktivitas lain.
Ia kemudian melanjutkan pembongkaran setelah salat magrib.
Baca juga: Ramai CPNS Mengundurkan Diri, Apakah Menambah Jumlah Formasi Kosong dan Apa Sanksinya? Ini Kata BKN
"Setelah sekian dalam itu tidak ditemukan apa-apa, tapi setelah kita lihat ada semen dan sampah semen yang tidak lengket dengan tanah, ini dicurigai untuk saya. Akhirnya saya mendapatkan gali lagi," ungkap Sukiswo.
Sukiswo lantas menancapkan linggis dan membetotnya agar struktur di bawah lantai itu semakin lekas terbongkar.
FOLLOW JUGA:
"Begitu saya goyang-goyangkan linggis, ada bau. Setelah itu saya lapor ke Pak RT dan RW. Baru setelah menarik sedikit lagi, nampaknya ada seperti dengkul, tapi belum pasti, tapi nampaknya seperti itu (dengkul)," aku Sukiswo.
Adapun Kapolsek Sawangan Kompol Sutrisno menjelaskan, jasad tersebut merupakan rangka manusia yang relatif utuh dengan cara terduduk berkalang tanah.
Beberapa sisa helai pakaian terlihat melekat di jasad tersebut.
Baca juga: Jasad Pria Terkubur Dalam Kontrakan di Sawangan, Pengakuan Tetangga Soal Keseharian Penghuni Rumah
Sutrisno menduga, jasad tersebut memiliki tinggi badan 160 cm dan berbobot 60 kg itu merupakan korban pembunuhan.
“Diduga ada mayat yang ditanam di rumah kontrakan itu. Laki-laki, kurang lebih usia 40-an tahun. Tindak lanjutnya, jasad ini dikirim ke RS Polri Kramatjati,” terang Sutrisno.
Meski demikian, kepolisian masih mendalami motif dari kasus ini.
"Kami masih dalami, pastinya itu pembunuhan. Kami masih dalami motifnya," ucap Sutrisno.
Sutrisno mengatakan untuk kepentingan penyelidikan, korban dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk dilakukan visum.
"Kami bawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, untuk visum," pungkasnya.
Artikel ini telah dikompilasi dari Kompas.com dengan judul: Penyesalan Pembunuh Kubur Mayat Kakaknya di Kontrakan di Depok & Cerita Keluarga Korban Tukang Bakso Pembunuh di Depok