TRIBUNJAKARTA.COM - Warga Kelurahan Sumber Taman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur, digeggerkan oleh kondisi pensiunan guru SD berinisial W (61).
Bagaimana tidak, setelah lama tidak terlihat oleh tetangga, pensiunan guru SD itu ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan.
W ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan tubuhnya sudah menjadi kerangka pada Sabtu, (21/11/2020).
Mayat W ditemukan duduk di sebuah kursi kayu dalam kondisi kering tinggal tulang, namun tidak menimbulkan bau.
Lurah Sumber Taman Yudo Pratomo mengatakan, perempuan 61 tahun itu tinggal sendirian di rumahnya.
W merupakan wanita pensiunan guru SD dan diduga memiliki gangguan mental.
Baca juga: Warga Keluhkan Pungutan Rp 20 Ribu untuk Ambil Paket Covid-19, Ketua RT: Uang Buat Beli Rokok
"Perkiraan saya sudah meninggal lima bulan. Anehnya warga sekitar termasuk PKL depan rumahnya mengaku tidak mencium bau aneh selama ini," kata Lurah Sumber Taman Yudo Pratomo, Minggu (22/11/2020).
Menurut Yudo, pensiunan guru SD berinisial W itu telah lama tak terlihat di lingkungan itu.
Perangkat rukun tetangga (RT) setempat, yang mendata penerima bantuan sosial pada Mei 2020 pun mengaku tak bisa menemui W yang merupakan salah satu penerima bantuan
Sementara itu, pihak keluarga menyebutkan, W tak bisa dihubungi sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020.
Baca juga: Ngebet Ingin Dapat Momongan, Sule Keluhkan Aktivitas Nathalie Holscher Setelah Menikah: Kerja Terus
Baca juga: Baliho Habib Rizieq Diturunkan TNI, Haris Azhar: Itu Tugas Satpol PP, Masa Tentara yang Mengerjakan
Baca juga: Dandanannya Dikritik Atta Halilintar saat Akan Pergi Dinner, Aurel Hermansyah Terdiam: Jahat Banget
Menurut Yudo, W tidak memiliki anak. Namun ia memiliki suami yang tinggal di luar kota.
"Berdasarkan info yang saya terima, dia tidak memiliki anak namun memiliki suami yang tinggal di luar kota. Saat suaminya datang ke rumah beberapa bulan lalu, suaminya diusir oleh W," kata Yudo
Keluarga Putuskan Dobrak Pintu
Sebulan lalu, kerabat W datang berkunjung dan mendapati rumah dalam keadaan terkunci.
Melihat rumah dalam keadaan kosong, kerabatnya mencoba menghubungi W.
Namun W tidak bisa dihubungi oleh pihak keluarga, mereka akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Kemudian mereka kembali mengunjungi W pada Sabtu, (21/11/2020).
Tetapi kondisi rumah W tetap sama, pintu terkunci dan rumah terlihat sepi.
Pihak keluarga mulai curiga dan meminta izin kepada tetangga juga perangkat rukun tetangga (RT) untuk mendobrak pintu rumah W.
Babinsa TNI dan warga lalu mendobrak pintu di lantai dua karena pintu utama di lantai dasar sulit dibuka.
Baca juga: Cara Alami Menghilangkan Tahi Lalat Tanpa Operasi, Coba 7 Obat Tradisional Ala Dapur Ini
Kondisi Jenazah Penuh Debu
Setelah berhasil mendobrak pintu rumah W, mereka kemudian mencari keberadaan W di dalam rumah.
Namun alangkah terkejutnya keluarga dan warga yang ikut mencari, tatkala menemukan W dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
W ditemukan meninggal dunia dalam posisi duduk di sebuah kursi kayu.
Saat ditemukan mayat W masih berbalut daster yang sudah lapuk.
Mirisnya lagi, terlihat debu tebal menutupi mayat W yang sudah tinggal kerangka tersebut.
Kerabat dan warga pun tak berani menyentuh mayat W.
Mereka kemudian memanggil polisi dan tim medis dari RSUD dr Moh Saleh Kota Probolinggo.
Baca juga: Aburizal Bakrie Mantan Orang Terkaya Ultah, Nia Ramadhani Beri Kado Sederhana: Papa Pasti Tersenyum
Menurut Yudo, jenazah W dibawa ke RSUD Mo saleh Probolinggo.
Setelah itu, kerabat dan suami W datang ke rumah tersebut setelah mendapat kabar duka.
Mereka menyatakan mayat itu tak perlu diautopsi.
Sehingga, jenazah W dimakamkan di tempat pemakaman umum Sumber Taman Indah.
Berdasarkan kejadian itu, Yudo meminta masyarakat lebih peduli dengan tetangga sekitar.
Ia meminta masyarakat mencari tahu keberadaan tetangga yang telah lama tak terlihat.
Kasus Serupa
3 Minggu Hilang dari Rumah, Blandina Ditemukan Tinggal Kerangka di Hutan
Blandina Kolmusu (66), warga Desa Fatunusiuan, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan tak bernyawa usai menghilang dari rumah selama tiga pekan.
Kasat Reskrim Polres TTU Iptu Nyoman Gede Arya mengatakan, Blandina ditemukan di hutan dengan kondisi tubuh sudah menjadi tengkorak dan tulang belulang.
"Awalnya seorang warga setempat bernama Mikhael Fuel menemukan segumpal rambut dan beberapa lembar pakaian yang dikenali adalah milik Blandina, pada Selasa (17/4/2018) kemarin sore, sekitar pukul 16.00 Wita," ungkap Nyoman kepada Kompas.com, Rabu (18/4/2018) malam.
Baca: Exotic Ditutup Buntut Pengunjung Overdosis: Kasir Kangen Ahok Lalu Doakan Gubernur DKI Jadi Wapres
Setelah itu, lanjut Nyoman, Mikhael menceritakan hal itu kepada Roy Saetban yang merupakan anak kandung Blandina.
Keduanya kemudian berangkat ke lokasi untuk memastikan apakah benar yang ditemukan itu adalah Blandina.
"Saat keduanya pergi mengecek, ternyata benar rambut dan pakaian itu adalah milik Blandina," ucapnya.
Roy dan Mikhael bersama kerabat lainnya kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Miomafo Barat, Selasa malam.
Setelah menerima laporan itu, aparat Polsek Miomafo Barat kemudian mendatangi rumah Blandina sambil berkoordinasi dengan Tim Identifikasi Polres TTU.
Baca: Istri Disandera Majikan Sebulan Gara-gara Utang, Pria Ini Lapor Polisi
Namun karena kondisi sudah malam dan jarak ke lokasi kejadian yang cukup jauh, olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan pada Rabu hari ini.
Setelah dilakukan olah TKP, ditemukan satu gumpal rambut, pakaian, satu lembar kain selimut dalam keadaan robek, tengkorak kepala manusia, satu buah tulang manusia dengan panjang kurang lebih 10 centimeter dan satu buah tulang manusia dengan panjang kurang lebih 15 centimeter.
Berdasarkan keterangan anaknya dan keluarga, diketahui bahwa Blandina meninggalkan rumah sejak tanggal 27 Maret 2018 dan tidak pernah kembali ke rumah.
Blandina juga mengalami gangguan mental sejak tahun 1982 dan sering pergi meninggalkan rumah menuju ke hutan tanpa sepengetahuan keluarga.
"Pada 14 Maret 20189 Blandina pernah meninggalkan rumah, dan setelah keluarga melakukan pencarian, Blandina ditemukan berada di TKP. Selanjutnya oleh keluarga Blandina dibawa kembali ke rumah," jelasnya.
Setelah selesai olah TKP, kerangka Blandina lalu dievakuasi dan dibawa ke rumahnya Desa Fatunisuan.
"Pihak keluarga tidak membuat laporan polisi atas kejadian tersebut. Keluarga menerima kematian Blandina sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi, yang dibuat dalam bentuk surat pernyataan yang ditandatangani oleh keluarga dan pemerintah Desa Fatunisuan," tutupnya.
(TribunJakarta/Kompas)