Kisah Rojak Saputra, Komentator Tarkam Lulusan Kelas 3 SD Punya Bayaran Menggiurkan

Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anwar Nasihin, atau dikenal sebagai bung Rojak Saputra, komentator kompetisi tarkam di Tangerang raya.

TRIBUNJAKARTA.COM - Anwar Nasihin merupakan sosok pria yang sering menjadi komentator di pertandingan sepak bola antar kampung (tarkam).

Anwar Nasihin mempunyai panggilan akrab yakni Bung Rojak Saputra.

Rojak lahir pada tahun 1970.

Pekerjaannya adalah sebagai komentator pertandingan sepak bola.

Berbeda dari komentator yang biasanya tampil di televisi, atau radio.

Rojak adalah komentator khusus kompetisi tarkam, turnamen antar kampung.

Tapi jangan salah, meski hanya sekelas tarkam, ia mampu memandu jalannya pertandingan sama seperti komentator pada umumnya.

Padahal dirinya hanya belajar secara autodidak.

Baca juga: Penurunan Penyebaran Covid-19 Terus Terjadi di Kabupaten Tangerang: Sempat Tidak Ada Kasus Baru

Bahkan, Rojak telah dikenal oleh pecinta tarkam bukan hanya di Tangerang Raya, bahkan di kawasan Banten.

"Saya mulai jadi komentator tarkam itu sejak tahun 2000. Namun, sebelumnya, saya mulai menggeluti peran jadi komentator saat pertandingan usia dini, lambat laun baru ke tarkam," ucap Rojak kepada Warta Kota.

Kala menjadi komentator pertandingan usia dini, dirinya berhasil memainkan peran layaknya seorang komentator profesional.

Sebagai apresiasi, ia sering mendapatkan bayaran kisaran uang rokok dan makan (bahasa halus di sepak bola soal bayaran).

Baca juga: Penurunan Penyebaran Covid-19 Terus Terjadi di Kabupaten Tangerang: Sempat Tidak Ada Kasus Baru

Ia pun melanjutkan kisahnya menjadi komentator tarkam, dimana ia memandu jalannya pertandingan dari 16 tim yang bermain.

Sebelum mulai pertandingan, ia berusaha menghafal nama pemain lewat nomor punggung yang tertera di line up.

Kemampuannya semakin terasah dan uang pun mulai berdatangan.

Mulai dari ratusan ribu hingga jutaan tergantung berapa tim yang bermain.

"Kita bicara sebelum pandemi ya, kan tarkam masih ramai. Jika ada 32 tim yang bermain, saya bisa peroleh enam juta. Itu turnamennya satu bulan," tambahnya.

Tak hanya itu, ia terkadang mendapat saweran atas kata-kata sambutan yang ia ucapkan kala memandu acara pertandingan.

Baca juga: Si Kecil Ferdinand Ikut Tidur Sama Sule dan Nathalie Holscher, Punya Panggilan Khusus untuk Nathalie

Maksudnya adalah ia mempromosikan nama dan usaha para pemilik klub yang bertanding.

"Seperti iklan. Kan banyak bos-bos tim yang bermain. Misalnya, 'kami ucapkan selamat datang untuk bapak A yang punya perusahaan A..,' saya biasanya disawer oleh pemilik tersebut karena mempromosikan usaha dan timnya. Jadi kadang lebih enam juta per bulan. Jujur, saya dulu pernah dapat tujuh jutaan. Itu hanya dari saweran," terangnya.

Loyalitas tanpa batas.

Prinsip yang selalu ia tanamkan di dalam dirinya.

Saat ini, ia pun bergabung di sebuah manajemen komentator khusus tarkam.

Baca juga: Fakta-fakta Kasus Dugaan Prostitusi Online Artis dan Selebgram: Tarif Rp 110 Juta

Rojak bersama dengan beberapa rekannya aktif memandu pertandingan tarkam.

Selain itu, ia pun menjadi pencari slot tim-tim tarkam.

Untuk satu tim yang bergabung, ia mendapatkan uang sebesar Rp200 ribu.

Namun, kondisi pandemi Covid-19 membuat pekerjaannya sekarang terhambat.

Dimana turnamen tarkam saat ini jarang digelar.

Baca juga: Menurut Mantan Pemain Tottenham, Ini yang Membedakan Mourinho Dibandingkan Pochettino

"Sulit sekarang, kalau dulu, Rp200 ribu atau Rp300 ribu bisa dapat sehari. Sekarang tidak ada. Bahkan 8 bulan terakhir tidak ada pekerjaan sama sekali karena Covid-19 ini," ujarnya.

Ia pun berharap agar suatu saat nanti, hobi komentator yang ditekuninya dapat semeriah dulu setelah virus Covid-19 dapat diatasi.

(Warta Kota/Rafsanzani Simanjorang/TribunJakarta.com)

Berita Terkini