TRIBUNJAKARTA.COM - Ahmad Nur Kusuma Yuda akrab disapa Yuda tersenyum ramah saat ditemui di dalam masjid di daerah Peleburan, Kota Semarang.
Yuda menjadi perhatian kala itu karena sosoknya tampak menyeramkan.
Wajah penuh tato, Yuda yang mengenakan serban putih di kepala dan gamis panjang dengan warna serupa tampak duduk bersila.
Yuda pun menceritakan kisah hijrah serta keinginannya menjadi seorang pendakwah.
Selain itu, Yuda juga menceritakan alasannya tak berniat menghapus tato di wajah meski sudah berhijrah.
Sejak lulus SD sekira 12 tahun, Yuda memang sudah mentato tubuhnya.
Suara Yuda saat bercerita terdengar lembut saat berbicara dan jauh dari kesan seram.
"Sejak lulus SD sekitar umur 12 tahun, pertama kali di tato di bagian wajah, gambar air mata di dekat mata kanan dan kiri. Artinya, biar enggak cengeng dan tambah kuat. Awalnya enggak boleh, tapi saya bandel," ujar Yuda.
Yuda bercerita dirinya mengenyam pendidikan agama sebagai santri di pondok pesantren.
Setelah lulus SD, dia harus berpindah melanjutkan sekolah di pesantren dakwah di Salatiga.
Namun, Yuda memilih kabur dari pesantren gegara tak betah dengan kehidupan di sana.
Yuda sempat dikembalikan ayahnya ke pesantren tersebut.
Lagi-lagi dirinya merasa tak kuat sehingga dipulangkan ke rumah.
Selang dua hari tinggal di rumah, lantas Yuda memulai pencarian jati dirinya dengan memilih hidup di jalan sebagai anak punk.
"Dulu saya pernah kabur dari pesantren. Memilih hidup di jalan. Nyari teman ke Semarang, lalu ke Jakarta. Terus jalan ke Merauke, Bali, dan Aceh," jelas Yuda saat ditemui Kompas.com, Jumat (15/1/2021).
Cara Bertahan Hidup
Hidup di jalanan, Yuda bertahan dengan berjualan kaus sablonan di acara-acara komunitas dan mengamen.
Bahkan, dia juga pernah mencoba menjadi tukang tato di Bali.
"Datang ke acara-acara cari teman buat silaturahmi. Jualan kaus buat hidup dan ngamen di jalan," ucapnya. Yuda bercerita tentang awal mula tato bersarang di tubuhnya hingga memilih jalan untuk berhijrah.
Lantas ia bercerita mengenai tato yang awalnya di bagian wajah akhirnya mulai
bertambah dari tangan dan punggung.
Dia mengaku semua tato yang melekat di tubuhnya itu merupakan hadiah sebagai kenang-kenangan saat bertandang ke rumah teman dari berbagai kota.
"Ada gambar mata Dajjal di panggung, gambar Bunda Maria di lengan kiri, gambar muka setan di telapak tangan kiri, dan gambar Joker di lengan kanan. Lalu gambar bio mekanik di wajah. Kalau keluar kota dapat kenang-kenangan tato dari teman," ujarnya.
Yuda mulai merenungi hidup dan memikirkan masa depan saat jelang bulan Ramadan tahun lalu.
Ia pun memutuskan meninggalkan masa lalu setelah melalui perenungan yang dalam.
"Saya renungkan dan telepon Om saya, saya mau hijrah kembali ke jalan yang benar. Walau keluarga belum menerima semua, tapi saya usaha," katanya.
Da mengaku tidak berniat menghapus tatonya meski telah berhijrah.
"Saya tidak menyesal dan tak ada niat menghapus. Biar tahu zaman jahiliyah kita. Jadi kita tahu sudah kembali ke jalan yang benar. Nanti biar nanti di akhirat saja yang tahu itu salah dan benar," ungkapnya.
Yuda akhirnya memilih tinggal di Semarang karena dekat dengan keluarga termasuk ayah.
Dia mengaku proses hijrahnya tidak mudah dan penuh rintangan.
Terlebih lagi, dirinya kerap kali dipandang sebelah mata oleh beberapa orang.
"Pandangan pertama orang-orang di masjid mereka tadinya pada takut. Pas waktu shalat banyak dilihatin orang. Mereka pada bingung. Tapi, yang penting saya sudah niat dan berusaha. Akhirnya sekitar sebulan mereka sudah mulai terbiasa dan menerima," tuturnya.
Kini Yuda menjalani hari-harinya dengan membantu mengurus masjid di Masjid Jami Al-Istiqomah Jalan Kusuma Wardani, Pleburan.
"Saya tinggal di sini sekarang, bantu-bantu bersih-bersih, adzan, memang harus adaptasi, Alhamdulilah di sini menerima saya," ungkapnya.
Selain itu, dia juga memperdalam ilmu agama dan menghafal Al Quran yang dulu sudah 24 juz, menemui ulama-ulama, dan mempelajari lagi ilmu dakwah.
Dari pertemuannya dengan ulama di Jawa Barat, Yuda diberi nama Sa'ad Al-Maliki yang diambil dari nama salah satu sahabat Rasullullah.
"Nama sahabat Rasulullah, Sa'ad. Tidak terkenal di bumi, tapi terkenal di langit," katanya.
Yuda ingin hidupnya bermanfaat bagi banyak orang.
Dia pun memiliki cita-cita berdakwah di wilayah pelosok negeri.
"Habis Lebaran tahun ini saya keluar empat bulan (berdakwah). Sekarang ini memperbaiki bacaan Al Quran saya dulu, mengulang hafalan yang sudah 24 juz," katanya.
Ingin Bertemu Ibu
Anak ketiga dari empat bersaudara ini juga berharap bisa bertemu dengan ibunya karena sejak kecil orangtuanya telah berpisah.
"Dari kecil tidak pernah ketemu ibu, saya ingin ketemu, tapi Allah belum mempertemukan lagi. Dengar-dengar di Kalimantan, tapi saya menunggu Allah mempertemukan," ujarnya.
Yuda juga memiliki tujuan hidup membangun keluarga kecil, memperoleh pekerjaan, dan membahagiakan orangtua.
Seorang takmir Masjid, Syarifudin, merasa bangga dengan pilihan hidup yang ditempuh oleh Yuda.
Dia berharap Yuda bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi ke depannya.
"Kita sebagai takmir bangga dan ikut bahagia melihat Mas Yuda kembali menjadi orang yang baik. Semoga bisa terus dipegang dan segera dipertemukan dengan ibunya," ucapnya.
Baca juga: Dua Pilar AC Milan Hakan Calhanoglu dan Theo Hernandez Terinfeksi Covid-19
Baca juga: Istri Isa Bajaj Jadi Korban Pelecehan Seksual, Polisi Tunggu Laporan Resmi: CCTV Sudah Diperiksa
Baca juga: Istri Isa Bajaj Jadi Korban Pelecehan Seksual di Duren Sawit, Polisi Beri Penjelasan
Cerita Hijrah
Kisah Hijrah Five Vi
Five Vi (40) mengalami perubahan 180 derajat. Ia yang dulu dikenal artis seksi, kini tampil tertutup.
"Jadi aku mulai hijrahnya itu Oktober 2019 kemarin. Nah aku mulai putusin ikut kajian atau pengajian dulu," kata Five Vi ketika ditemui di gedung Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (14/8/2020).
Five Vi mengatakan hatinya merasa damai dan tentram setelah memutuskan untuk hijrah dan mendalami ilmu agama Islam.
"Kemudian Desember 2019 aku memutuskan untuk berhijab sekaligus meminta kepada semua orang yang punya foto aku di zaman dahulu kala, dihapus. Aku umumin itu di media sosial," ucapnya.
Alasan meminta menghapus foto seksinya di zaman dulu, dikarenakan wanita bernama asli Fivey Rachmawati takut dengan dosa duniawi.
"Karena pergulatan hati jadinya aku minta ke semua orang hapus foto aku yang dulu," ungkapnya.
Setelah meninggalkan semua kehidupan duniawi dan kariernya, Five Vi mengatakan mendapatkan dan merasakan hikmah yang besar.
"Hikmahnya waktu luang yang biasanya aku dengerin ceramah di instagram, aku pengin melihat ceramah langsung dari ustaz dengan meminta diajak sama teman ke pengajian ustaz ini, abis itu jadi rutin," jelasnya.
"Setelah mendalami ilmu agama, semakin banyak tahu ilmu agama semakin aku takut sama Allah. Aku malu selama ini selalu begitu (seksi)," tambahnya.
Setelah mendalami ilmu agama, wanita kelahiran Mojokerto, 12 September 1979 itu menilai bahwa selama ini ia mengumbar keseksiannya di media sosial adalah dosa besar.
"Ternyata banyak sekali dosa yang baik aku sadari atau tidak. Nah, untuk menggiring ke jalan yang lurus harus dengan ilmu itu dan hijrah itu pertama karena Allah. Tanpa hidayah dari Allah aku enggak bisa seperti ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Five Vi menilai bahwa kehidupannya saat ini jauh lebih baik, jika dibandingkan ketika ia masih aktif menjadi publik figur.
"Alhamdulillah kehidupan aku sekarang lebih baik. Karena aku merasa ilmu yang menarik aku menjadi muslimah yang baik," ujar Five Vi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kini Hijrah, Five Vi Malu Ingat Masa Lalunya,
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pemuda Beserban dengan Wajah Penuh Tato, Mimpinya Ingin Jadi Pendakwah dan Bertemu Sang Ibu",