Barak Pengungsian Dilengkapi Bilik, Pengungsi Merapi Wajib Pakai Masker Hindari Penyebaran Covid-19

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi Merapi di Barak Pengungsian Purwobinangun dites suhu dulu sebelum masuk ke pengungsian

Erupsi Gunung Merapi kali ini terbilang lebih besar dibanding sebelum-sebelumnya.

Erupsi kali ini juga memicu terjadinya hujan abu tipis di sejumlah wilayah. 

36 Kali Awan Panas Guguran

Data yang dirilis Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di akun twitternya, @BPPTKG, selama 14 jam, mulai pukul 00.00 hingga 14.00 WIB, Merapi mengeluarkan awan panas guguran sebanyak 36 kali.

Luncuran awan panas ini mengarah ke arah barat daya atau menuju ke hulu Kali Krasak dan Boyong.

Jarak luncuran bervariasi antara 500 m hingga 3.000 meter.

Berdasarkan data itu, luncuran awan panas terjauh yakni 3.000 meter terjadi pada pukul 12.53 WIB.

BPPTK menyatakan status Merapi masih level II dengan potensi berupa guguran lava dan awan panas guguran.

Hujan Abu Tipis

Erupsi Merapi menyebabkan terjadinya hujan abu tipis di sejumlah wilayah.

Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan pihaknya menerima laporan terjadinya hujan abu dengan intensitas tipis di sejumlah desa yakni di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Boyolali dan Kota Boyolali.

Hanik melanjutkan, aktivitas seismik Gunung Merapi tergolong intens sejak pagi hari.

Sepanjang periode pemantauan pukul 00.00 hingga 14.00 WIB, gunung yang berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta tersebut meluncurkan 36 kali guguran awan panas.

Gumpalan awan panas meluncur antara 500 meter hingga 3.000 km ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong dengan amplitudo antara 15-60 mm.

"Untuk durasinya antara 83 hingga 197 detik," katanya sebagaimana dikutip dari TribunJogja

Halaman
1234

Berita Terkini