TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Jenazah penumpang Sriwijaya Air SJ-182 Arneta Fauzia dan ketiga anaknya berhasil teridentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI).
Hal itu diketahui setelah Tim DVI mengidentifikasi dua jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak pada Selasa (26/1/2021) sore.
Jenazah yang terindentifikasi yakni kedua anak Arneta yakni Zurisya Zuar Zai (8), kedua Umbu Kristin Zai (2). Sementara jenazah Arneta Fauzia sudah terlebih dulu teridentifikasi bersama anak terakhirnya yakni Fao Nuntius Zai (11 bulan).
Dibalik teridentifikasinya jasad satu keluarga itu, terselip cerita sedih mengenai rumah mereka yang disatroni maling.
Sementara sang suami Yaman Zai tak bisa menyembunyikan kesedihan saat menunggu kabar di Pontianak.
Kasus tersebut menjadi sorotan warga saat peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
TribunJakarta.com merangkum sejumlah informasi mengenai kasus tersebut.
Rumah Disatroni Maling
Rumah kontrakan Arneta Fauziah disatroni maling berada di Perumahan Taman Lopang Indah Blok FU 2 No 27, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Kota Serang.
Rencananya, Arneta Fauzia terbang ke Pontianak, Kalimantan Barat untuk bertemu suaminya Yaman Zai (43) yang bekerja di sana.
Opung, seorang tetangga korban Sriwijaya Air mengaku tidak tahu kapan maling beraksi.
Rumah itu baru diketahui dibobol maling setelah asisten rumah tangga korban melihat pintu belakang dalam kondisi terbuka, Sabtu (16/1/2021) sekitar pukul 16.30.
Dia kemudian memberitahukan hal itu kepada Opung.
"Saya langsung memberitahukan kepada ketua RT, dan bersama warga kemudian mengecek ke dalam," ujar pria berusia 66 tahun ini kepada TribunBanten.com, Minggu (17/1/2021).
Menurut Opung, diduga maling masuk ke rumah korban dari bagian belakang yang menghadap ke Kali Ci Banten.