Baca tanpa iklan
“Kalau cerita itu ngeri sekali. Ini kita membongkar permasalahan Kang Pipit tuh ya," kata Kang Pipit.
"Waktu dulu Kang Pipit di karantina, Kang Pipit sampaikan kalau bahasa premannya 'dipecun'. Kalau dipecun itu baju baru diganti baju yang butut oleh kepala kamar. Kalau waktu dulu (saya masuk) 2004, satu kamar 70 orang,” ungkap Kang Pipit lagi.
• Jasad Kapten Afwan Teridentifikasi, Aldha Refa Haru: Masya Allah, Surga Capt Sama yang Lain
Kang Pipit kemudian tak menampik bahwa ia begitu takut saat menginjakkan kaki di dalam penjara.
“Kalau Kang pipit lihat napi merasakan takut, jadi enggak bisa berani bergerak. Soalnya Kang pipit kan gini, waktu pertama masuk 3 orang di Polsek Rancaekek. Kang Pipit pernah bilang ‘kita harus sama-sama, kalau kita dipukul pukul semua’. Di situ Kang pipit masuk ke Kebon Waru,” tutur Kang Pipit.
“Ke karantina, langsung dipecun, sama ketua kamar, namanya RT. Suatu saat Kang Pipit selama sebulan mengalah dan disidangkan. Alhamdulilah Kang Pipit Pasang badan,” tambah Kang Pipit.
Hingga akhirnya, setelah sidang kasusnya diputus tiga tahun penjara, barulah Kang Pipit berhasil melawan kepala kamar tersebut.
Bahkan, Kang Pipit saat itu langsung menjadi ketua dalam kamar tahanan itu.
Bisa Ngaji Gara-gara Masuk Bui
Sempat merasakan dinginnya lantai penjara, Kang Pipit mengaku banyak hikmah yang bisa diambil dari pengalamannya itu.
“Kalau dipenjara pengalamannya banyak, luar biasa. Jadi istilahnya mah dipres betul-betul,” kata Kang Pipit
Kang Pipit tak menampik banyak hal positif yang didapat selama hidup di dalam penjara.
Bahkan Kang Pipit mengaku gara-gara masuk bui ia jadi bisa mengaji.
“Karena di dalam itu ada shalat, guru pengajian, ada jumatan, harian. Betul-betul disiplin jadi Kang Pipit (dari) enggak bisa ngaji, sampai bisa ngaji, bisa ceramah, bisa sholat,” ucap Kang Pipit.
“Di dalam itu bahan untuk berkarya banyak. Kebanyakan yang keluar dari LP kebanyakan shalat karena disiplin betul-betul,” tambahnya.
• Preman Siram Air Pemilik Warung Nasi di Pancoran Mas Kota Depok: Karena Tak Mau Bayar
Adegan dari Kisah Nyata