"Tergantung juga dari seluruh pihak berkepentingan di bangsa ini berkolaborasi. Seperti pemerintah dengan recovery ekonominya, seluruh stake holder di dunia industri juga saling berkolaborasi," tutur Awaluddin.
Lalu, optimisme ini juga melihat adanya keunggulan Indonesia yang tak banyak dimiliki negara lain.
Yakni, Indonesia memiliki penerbangan domestik yang tinggi.
Lanjut Awaluddin, sudah terbukti di quartal empat tahun 2020.
Contoh saja, di quartal empat kemarin, Bandara Soekarno-Hatta pernah dalam sehari di hari tertentu, pergerakan pesawatnya mencapai 930 hampir 950.
"Angka itu sudah bisa menggambarkan pergerakan pesawat untuk trafik domestik. Jadi kalau kemudian, ada defiasi dengan kondisi sebelum pandemi itu sekitar 1.200 pergerakan, berarti ada sekitar 250 sampai 300 ada gep, dan itu adalah trafik internasional," ungkapnya.