TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, CENGKARENG - Inafis (Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polda Metro Jaya mendatangi RM Kafe, lokasi 3 orang tewas ditembak Bripka Cornelius Siahaan.
Salah satu korban penembakan adalah anggota Kostrad, yakni Pratu Martinus Riski Kardo Sinurat yang notabene petugas keamanan di kafe tersebut.
Dua korban lainnya adalah bar boy Feri Saut Simanjuntak dan kasir RM Kafe Manik.
Ketiga jenazah korban penembakan sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Adaa salah satu korban yang terluka bernama Hutapea, manajer RM Kafe.
Baca juga: Prajurit TNI Ditembak, Satpol PP DKI Dikelabui Pengelola Kafe RM: Kami Segera Lakukan Penutupan!
Setibanya di sana, empat anggota tim Inafis Polda Metro Jaya langsung masuk ke dalam kafe.
Sebelum masuk, mereka menggunakan sarung tangan terlebih dulu.
Sekira 60 menit, tim Inafis Polda Metro Jaya keluar dari dalam kafe dan langsung meninggalkan lokasi.
Tangisan Wanita Rambut Panjang
Baca juga: Prajurit TNI AD dan 2 Pegawai Kafe Tewas Ditembak Bripka CS, Polda Metro Tanggung Biaya Pemakaman
Baca juga: Tak Akan Kehilangan Arah, Kata Nissa Sabyan Tanggapi Dirinya Disebut Rebut Ayus dari Ririe
Baca juga: Nissa Sabyan Belum Muncul, Ketua RT Kasihani Keluarga Vokalis: Semoga Bisa Diselesaikan Kekeluargaan
Wanita berambut panjang menyaksikan tindakan brutal Bripka CS yang menembaki tiga orang di dalam kafe.
Setelah kejadian itu, wanita yang belum diketahui identitasnya itu menangis sambil berjalan keluar pada Kamis (25/2/2021) dini hari WIB.
Saat itulah Panca juru parkir tak jauh dari lokasi heran melihat wanita berambut panjang ini menangis.
Baca juga: Hubungan Amanda Manopo dan Billy Syahputra Kandas? Begini Kata Mpok Alfa
"Malam jam dua-an, ada perempuan pengunjung kafe keluar ditemani tiga laki-laki," jelas Panca saat ditemui awak media di dekat lokasi.
Penasaran, Panca lantas bertanya kepada perempuan itu.
"Saya tanya, kenapa, mbak? Dia jawab, ada pembunuhan. Tembakan, jam dua-an dah," ucap Panca.
Panca saat itu mengaku tak mendengar suara tembakan.
"Perempuannya menangis. Saat saya tanya lagi, kenapa? Dia jawab ada pembunuhan, penembakan itu di depan kafe," tambah dia.
"Habis itu saya mandi, terus tidur lagi. Paginya benar saja, ramai di sini," lanjutnya.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi kafe tersebut, Kamis siang polisi masih mengolah tempat kejadian perkara.
Kafe tersebut dipasang garis polisi atau police line.
Kronologi Penembakan
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran berjanji menindak tegas Bripka CS.
Baca juga: Gubernur Anies Copot Kepala Dinas SDA DKI, PDIP: Upaya Tutupi Kegagalan Atasi Banjir
"Kami akan menindak pelaku dengan tegas, akan melakukan penegakan hukum yang berkeadilan," kata Fadil kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
"Kami akan mengambil langkah-langkah cepat agar tersangka bisa diproses secara pidana," sambungnya.
Fadil memastikan Bripka CS akan diproses secara kode etik alias dipecat dari institusi Polri.
"Tersangka juga kami akan proses secara kode etik sampai dengan hukuman dinyatakan tidak layak menjadi anggota Polri," tegas mantan Kapolda Jawa Timur itu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan peristiwa ini bermula saat Bripka CS mengunjungi kafe pukul 02.00 WIB.
"Tersangka melakukan kegiatan minum-minum di sana," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis siang.
Setelah itu, ketika Bripka CS hendak membayar, terlibat cekcok dengan pegawai kafe.
"Dalam kondisi mabuk, Bripka CS mengeluarkan senjata api dan menembak empat orang," jelas Yusri.
Polda Metro Jaya telah menangkap dan menetapkan Bripka CS sebagai tersangka dalam kasus ini.
Polisi juga telah mengamankan barang bukti berupa senjata api yang digunakan Bripka CS.
Baca juga: 91 Anak di Bawah Umur Jadi Korban Eksploitasi Seksual, Polisi Tangkap 15 Germo
Tersangka dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Informasi yang dihimpun, Bripka CS datang bersama temannya bernama PEGI.
Ia langsung memesan minuman, karena kafe hendak tutup dan pelanggan lain sudah membubarkan diri.
Lalu pelaku ditagih bill pembayaran minuman sebesar Rp.3.335.000, namun korban tidak mau membayar.
Selanjutnya korban Sinuray selaku petugas keamanan menegur pelaku dan terjadi cekcok mulut. \
Di sinilah Bripka CS mengeluarkan senjata api dan menembak ketiga korban secara bergantian.
Kemudian pelaku keluar kafe sambil menenteng senjata api di tangan kanan.
Ia dijemput temannya dengan menggunakan mobil.