Sisi Lain Metropolitan

Kisah Madroi Penjual Minyak Cimande yang Tidak Mau Disebut Pengemis, Padahal Kerap Diberi Uang

Penulis: Nur Indah Farrah Audina
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Madroi, penjual minyak Cimande saat ditemui di sekitaran Makasar, Jakarta Timur, Senin (1/3/2021)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Madroi selalu menolak pemberian uang dari pengendara yang melintas. Ia tidak mau dianggap sebagai pengemis.

Madroi atau akrab disapa Kakek Madroi ini sempat viral lantaran kisahnya berjualan masuk dalam unggahan Instagram @ketimbang.ngemis.jakarta.

Di usia senjanya ia tetap bekerja dan enggan berdiam diri di rumah, serta mengandalkan tiga anaknya.

Berasal dari Bogor, Jawa Barat, Madroi menjual minyak Cimande.

Dikemas dalam botol kaca, ia membandrol minyak tersebut seharga Rp 30 ribu.

Baca juga: Hasnaeni Si Wanita Emas Yakin Bisa Atasi Banjir Jakarta: Itu di Luar Kepala Saya, Seperti Buat Donat

"Ini namanya minyak Cimande. Kegunaannya banyak, biasanya buat urut. Saya jual Rp 30 ribu perbotolnya," ucapnya ramah, Senin (1/3/2021).

Madroi menuturkan mendapatkan minyak Cimande dalam botol besar. Kemudian dikemasnya sendiri dalam botol kaca.

Sementara untuk pembeliannya, anaknya yang di Bogorlah yang mengambil langsung dari penjualnya di Cimande, Caringin, Jawa Barat.

Setelah dikemas rapi dalam botol kaca, minyak tersebut dibawa Madroi langsung ke rumah anaknya yang ada di sekitaran Makasar, Jakarta Timur.

Baca juga: Merasa Dibohongi Ayus & Nissa Sabyan, Tebe Eks Sabyan Gambus Ngaku Sakit Hati: Harta, Tahta, Wanita

Baca juga: Jhoni Allen Cerita SBY Masuk Demokrat: Usai Terverifikasi KPU, Masukkan Ani Yudhoyono dan Rp100 Juta

Baca juga: Dedi Mulyadi Dua Kali Ditampar Seorang Pria di Karawang, Pelakunya Malah Dibawa ke Pesantren

"Ini asli. Tiap habis saya pulang ke Bogor. Nanti di telepon sama anak, kalau barangnya ada dia ambil. Pas di botolin saya bawa ke Jakarta. Saya taruh di rumah anak, Yaya namanya sebelum saya jual keliling," jelasnya.

Sejak belasan tahun lalu, Madroi sudah berjualan minyak Cimande.

Mulai dari Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat hingga Jakarta Utara kerap ia lalui untuk menjajakan minyak Cimande.

Baca juga: Presiden Jokowi Meledek Ganjar Pranowo saat Jajal KRL, Pak Gubernur Sundul Ya

Bila jarak tempuh terlalu jauh, Madroi akan menggunakan TransJakarta atau angkutan umum.

Karena terbiasa, ia sudah hapal angkutan umum atau rute TransJakarta.

"Sekarang umur saya 80-an ya ada. Jualan ini sudah lama sekali."

"Jadi sudah enggak nyasar, saya tahu jalan pulang."

"Jualan biasanya sampai Tanjung Priuk, alhamdulillah enggak nyasar," ungkap dia.

Untuk setiap satu botolnya, Madroi menyebut hanya menerima keuntungan sekira Rp 5 ribu.

Sehingga bila ada yang menawar dagangannya, ia tidak akan bisa memberikan harga di bawah jumlah tersebut.

"Saya jualan ini untungnya cuma Rp 5 ribu," beber dia.

"Kalau ditawar suka sedih karena memang untungnya cuma segitu."

"Saya dari Bogor kemari juga ongkos," ucapnya setengah bahasa Sunda.

Baca juga: Polisi Ungkap Asal Obat Terlarang yang Dikonsumsi Millen Cyrus

Baca juga: Bolehkah Paspampres Menendang Pengendara Moge yang Menerobos Ring 1? Wisnu: Seharusnya Ditembak

Kerap Dikasih Uang Tanpa Sebab

Berjualan keliling Jakarta membuatnya kerap beristirahat di pinggir jalan.

Bermaksud melepas lelah setelah berjalan kaki usai menjajakan minyak Cimande, Madroi justru kerap dikasihani oleh sejumlah pengendara.

Tak ayal, beberapa pengendara kerap memberikannya uang tanpa membeli minyak Cimande yang dijualnya.

"Saya jualan karena memang kemauan saya sendiri. Anak-anak juga sudah mengizinkan."

"Jadi sayanya memang enggak betah diam diri di rumah aja."

"Tapi tiap saya istirahat kayak sekarang ada aja yang kasih uang. Katanya ambil buat bapak," jelasnya.

Tak ingin dianggap sebagai pengemis, Madroi selalu menolak pemberian tersebut.

Ia selalu berucap "saya enggak mau uangnya, lebih baik adek beli aja minyak Cimande jualan saya."

"Saya cuma bilang begitu. Saya bukan tukang minta-minta. Lebih baik beli dagangan saya. Saya masih sanggup berusaha," jelasnya.

Baca juga: Warga Jakarta! Ada Dua Bantuan Biaya Pendidikan Dibuka, Simak Juga Beda KIP dan KJMU

Dalam satu hari, maksimal hanya lima botol minyak Cimande yang bisa dijual.

"Rezeki ma gimana nu milikna aja (miliknya aja). Biasanya tilu (tiga) biasanya juga lima."

"Itu juga jalannya sudah jauh. Tapinya memang harus bersyukur dan enggak boleh patah semangat."

"Harus ada kemauan buat bekerja," tandasnya.

Berita Terkini