TRIBUNJAKARTA.COM - Tak biasanya bus lewat Tanjakan Cae, ternyata ada kesepakatan antara panitia rombongan dan sopir hingga akhirnya melintasi jalur maut itu.
Kecelakaan maut terjadi di Tanjakan Cae yang masuk di kawasan jalur Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, pada Rabu (10/3/2021).
Kabar terbaru, total ada 29 korban tewas dalam kecelakaan maut itu.
Bus pariwisata yang ditumpangi rombongan ziarah dan tour SMP IT Al Muawanah Cisalak, Subang itu masuk ke dalam jurang.
Kecelakaan tersebut terjadi saat rombongan dalam perjalanan pulang ke Sumedang.
Mereka mulanya melakukan perjalanan untuk ziarah ke Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.
Baca juga: Sempat Malu, Eha Putuskan Telanjang Demi Menyelamatkan Diri dari Kecelakaan Bus Maut di Sumedang
Imam, guru IT Al Muawanah Cisalak yang menjadi korban selamat dari kecelakaan Sumedang menceritakan detik-detik kecelakaan terjadi.
Termasyk mengapa bus yang mereka tumpangi memilih melewati Tanjakan Cae.
Padahal tak biasanya bus melewati jalur tersebut karena memang medannya yang berbahaya.
Biasanya bus melewati jalur Nagreg.
Baca juga: Tanjakan Cae Sumedang Kerap Makan Korban Jiwa, Tragedi 41 Tahun Silam Libatkan Group Kesenian Calung
Baca juga: Bus Maju Jaya Juga Alami Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae 2012 Lalu, Kejadian Hampir Serupa Saat Ini
Baca juga: Tanjakan Cae Lokasi Kecelakaan di Sumedang yang Tewaskan Puluhan Orang Dikenal Ekstrem
Namun, tak dengan bus maut itu yang memilih melewati Tanjakan Cae.
Imam mengatakan alasannya karena jarak tempuh jalur Nagreg dinilai terlalu jauh.
"Biasanya pulang lewat Nagreg, jalur Bandung, tetapi terlalu jauh," katanya, Kamis (11/3/2021).
Kemudian, pihak rombongan ada yang memberikan usulan untuk melewati Jalur Wado, Sumedang.
Mereka pun menanyakan apakah sopir yang mengendarai busnya sanggup atau tidak melewati jalur alternatif tersebut.
"Dari teman-teman ada inisiatif, bagaimana kalau jalur Wado, kira-kira sanggup enggak pak sopirnya," kata Imam.
Kemudian, pihak travel pun menyetujui keinginan dan permintaan pihak yang mengusulkan.
Akhirnya jalur bus pun melaju melalui Jalur Wado, Sumedang.
Namun, ada yang mencurigakan dalam perjalanan. Penumpang mencium bau yang aneh.
Imam pun menanyakan asal muasal dari bau tersebut.
"Saya tanya bau apa? katanya kampas remnya masih baru. Ya sudah kalau begitu berarti bagus," kata Imam.
Saat memasuki Turunan Cae, bus pun mengalami rem blong.
"Di jalur menurun dan belokan bus kenceng, (rem blong) saat jalur menurun," katanya.
Akibatnya, bus oleng ke kiri dan bus masuk jurang. Penumpang pun banyak yang terluka, bahkan meninggal dunia.
Korban meninggal dari kecekaan maut di Sumedang itu mencapai 27 orang, sedangkan korban selamat 39 orang.
Baca juga: Pemilik Bus Pariwisata Juga Jadi Korban Meninggal pada Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae Sumedang
Baca juga: Bocah 2 Tahun Selamat dari Kecelakaan Maut di Tanjakan Cae, Ibunya yang Terjepit Berusaha Selamatkan
Dugaan Penyebab Kecelakaan Sumedang
Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri menduga sopir bus tersebut tidak terbiasa melintasi jalur tersebut.
"Artinya bukan bus reguler. Saya yakin tidak paham juga jalur ini," ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (11/3/2021).
Ahmad mengatakan, jalur tersebut medan jalan terjal dan turunan curam.
Selain itu jalur tersebut juga memiliki banyak tikungan tajam.
Ia mengatakan jalur yang dilewati bus itu sebetulnya tidak diperuntukan untuk bus pariwisata berkapasitas 60 orang.
Pihaknya sudah membatasi kendaraan besar sejak dulu agar kendaraan seperti bus pariwisata seperti itu tidak melintasi jalur tersebut.
"Jadi jalur ini hanya untuk kendaraan-kendaraan kecil biasa ya," kata Ahmad.
"Sekali lagi (penyebab) secara menyeluruh, kita akan lihat dari hasil analisis mendalam," ucapnya.
Kapolda Jabar Irjen Pol Ahmad Dofiri memastikan, kecelakaan bus ini merupakan kecelakaan tunggal, namun untuk penyebabnya hingga saat ini belum bisa dipastikan.
Sementara ini, pihak polisi masih menduga penyebab kecelakaan karena sopir tak mengetahui kondisi jalan.
Di sis
lain, sebuah fakta baru juga muncul dari kesaksian korban selamat.
Mimin, warga Desa Paku Haji, Kecamatan Cisalak, Subang itu berhasil selamat bersama dua orang anaknya.
Awalnya, Mimin memberikan kesaksian sebelum kecelakaan maut itu terjadi.
Mimin mengatakan dalam perjalanan sang sopir bus sempat ditegur.
Mimin mengaku dalam perjalanan dirinya dan penumpang lain sempat mencium bau hangit kampas rem.
Karena khawatir, kata Mimin, sopir sempat ditegur untuk memeriksanya.
Sang sopir bus itu, kata Mimin menjelaskan bahwa bus dalam keadaan rem blong.
"Salah seorang penumpang sempat meminta sopir memeriksanya, sopir bilang remnya blong," ungkap Mimin.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul KRONOLOGI Rombongan SMP Kecelakaan Maut di Sumedang, Ini yang Buat Mereka Lewat Jalur Wado,