Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) menyiapkan skenario pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Taryono, mengatakan, saat kegiatan belajar mengajar (KBM) dikelas diberlakukan, tidak semua siswa bisa langsung mengikuti.
Kehadiran siswa akan dijadwal sedemikian rupa agar protokol kesehatan jaga jarak bisa tetap diterapkan.
Taryono mengatakan, melihat kapasitas sekolah di Tangsel, siswa akan dijadwalkan masuk kelas dua hari per pekan.
Kurikulumnya pun akan dibuat khusus agar materi pelajaran bisa efektif diterima siswa.
"Tidak semua siswa di sekolah, tetap maksimal 50% kapasitas sekolah. Jadi skenarionya adalah, setiap anak akan hadir di sekolah dua hari dalam satu minggu, bergantian," ujar Taryono kepada TribunJakarta.com melalui sambungan telepon, Senin (22/3/2021).
Pun, ketika PTM dimulai, tidak semua tingkatan sekolah langsung bisa menerapkannya.
Taryono mengatakan, SMA dan SMP akan diutamakan, baru setelahnya SD dan PAUD.
"Khususnya SMP dulu, SMP, baru SD dan kemudian PAUD. SMP dengan SMA sekaligus, SMA kan kewenangan provinsi, sudah koordinasi dan akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru secara bertahap," jelas Taryono.
Taryono juga menjelaskan terkait sikap orang tua siswa.
Bagi orang tua siswa yang belum menyetujui anaknya ke sekolah, masih bisa tetap menerapkan sistem belajar di rumah secara online.
Sampai hari ini, wacana sekolah tatap muka masih menjadi pro kontra di tataran orang tua siswa.
"Secara individu, kalau orang tua tidak mengizinkan walaupun sekolahnya sudah PTM, tetap anak itu belajar di rumah," jelasnya.
Kendati demikian, PTM di Tangsel baru akan diterapkan mulai tahun ajaran baru, Juli 2021 mendatang.