Sisi Lain Metropolitan

Sang Maestro Pijat dari Cipete, Haji Naim Penyembuh Patah Tulang: Pakai Minyak Asli Cimande

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria (baju oren) menahan sakit saat kaki kanannya diurut di pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Nama Haji Naim begitu melekat dengan pengobatan alternatif patah tulang. 

Banyak masyarakat memercayai 'sihir' pijat keturunan Haji Naim yang dinilai ampuh menyembuhkan patah tulang.

Popularitasnya pun tak lekang dimakan waktu, jasanya terus diandalkan hingga sekarang.

Di pagi yang beratap langit cerah, teras balai pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim sudah penuh oleh pasien. 

Suasana teras pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Depan balai pengobatan tersebut penuh dengan mobil-mobil pasien yang terparkir.

Sesekali, suara teriakan kesakitan dari dalam balai terdengar dari teras itu.

Teriakan itu adakalanya begitu keras sampai-sampai saya tak tega mendengarnya.

Baca juga: Soal Halal Haram Penggunaan Vaksin AstraZeneca, Wagub DKI: Kami Ikut Arahan Pusat

Baca juga: Penampakan Perempuan Misterius di Sungai, Tertangkap Kamera Sedang Bantu Pencarian Korban Kecelakaan

Baca juga: Wali Kota Airin Resmikan RSUD Serpong Utara Khusus Covid-19, Kapasitas 100 Kasur Isolasi dan 6 ICU

Salah satu pasien, Paini (56) kontan menjerit kesakitan saat langan kirinya diurut. Perempuan berkerudung hitam itu tak kuasa menahan rasa sakitnya.

"Ah!!" teriaknya sesekali. Kepalanya sempat mendongak, kedua matanya juga terpejam menahan sakit. Kedua kakinya beberapa kali dihentakkan ke lantai. 

Beberapa saudaranya turut datang untuk menguatkan dirinya. Tangan Paini lalu menggenggam tangan saudaranya yang berdiri di sebelahnya. 

Sepupunya, Tri Salimun (53) mengajaknya ke Haji Naim begitu mengetahui Paini jatuh dari kamar mandi.

Lengan kiri seorang pasien sedang diperban usai diurut di pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Sepupu kebetulan jatuh dari kamar mandi, udah di-rontgen, ternyata retak lengan kirinya," ujar Tri salah satu sepupu yang menemani Paini kepada TribunJakarta.com di lokasi.

Tri mengetahui pengobatan Haji Naim dari mulut ke mulut. Belum lama ini, ia mengantarkan suaminya ke sana seusai jatuh dari sepeda. 

Begitu selesai diurut, lengan kiri Paini ditempelkan kapas yang sudah diberi minyak asli Cimande. Kemudian lengannya dipasang sejumlah potongan bambu tipis dan terakhir dibebat dengan perban.

Paini pun beranjak berdiri. Ia berjalan tertatih-tatih sembari dipapah ke luar ruangan.

Baca juga: Penampakan Perempuan Misterius di Sungai, Tertangkap Kamera Sedang Bantu Pencarian Korban Kecelakaan

Selain Paini, Sri Astusi (41) juga datang ke Haji Naim untuk meminta pertolongan. 

Pergelangan tangan kirinya bermasalah usai jatuh dari motor. Kala itu, Warga Ciledug tersebut mengerem mendadak saat mengendarai motor lantaran mobil di depannya tiba-tiba berhenti.

Sri pun banting setir ke arah kiri agar tidak mengendarai bagian belakang mobil. Namun, ia hilang kendali dan tersungkur dari motornya.

"Ketika naik motor kenceng, tiba-tiba mobil di depan mendadak berhenti. Saya panik oleng banting ke kiri akhirnya jatuh," jelasnya.

Ini ketujuh kalinya Sri datang ke Haji Naim untuk penyembuhan pergelangan tangannya yang retak.

Ia mengaku kondisi tangan kirinya sudah membaik.

Pergelangan tangan kiri Sri (cadar hitam) diperban usai diurut di pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Ini sudah agak baikan sih. Termasuk cepet sih ini (penyembuhannya)," tambahnya.

Kendati sudah membaik, Sri masih menjerit kesakitan saat pengurut menggerak-gerakkan pergelangan tangannya.

"Allahu Akbar! Ah!" jerit Sri merengek kesakitan saat telapak tangannya ditekuk ke atas.

Sri mengetahui pengobatan alternatif Haji Naim dari ayahnya yang sebelumnya pernah ke sana.

Sebelum pulang, ia diberitahu makanan apa saja yang tidak boleh dimakan. Di antaranya nanas, pisang dan ikan tongkol. Biasanya, pengunjung akan cek lima hari sekali ke Haji Naim.

Begitu juga dengan Sri dan Paini. 

Banyak pengunjung yang datang ke tempat itu dengan tertatih-tatih, kemudian pulang dengan kaki atau tangan diperban.

Baca juga: Dibawa ke Dukun Karena Hamil di Luar Nikah, Bocah di Kebumen Justru Alami Ini hingga Terus Melamun

Begitulah suasana sehari-hari di Balai Pengobatan Haji Naim di Jalan MPR III Dalam No. 24, Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Sejak tahun 1960

Tak jauh dari balai pengobatan alternatif itu, terdapat rumah salah satu anak dari keturunan Haji Naim bernama Sanusi. 

Di teras rumahnya, ia bercerita bahwa ayahnya, Naim sempat berguru ke aliran pencak silat Cimande. Di sana, ia tak hanya belajar bela diri, melainkan juga mendalami pengobatan patah tulang.

"Ayah saya Haji Naim orang yang suka merantau dulunya (berguru). Ke Banten, ke Cirebon akhirnya ke Cimande. di Cimande belajar mendalami pengobatan patah tulang," katanya.

Begitu mahir memijat, Naim tak langsung membuka jasa pijat patah tulang. Awalnya, ia sering membantu orang sekitar dan tetangga yang mengalami patah tulang. 

Karena ahli dalam menyembuhkan patah tulang, namanya pun mulai santer terdengar. Naim kemudian mendirikan pengobatan ini pada tahun 1960.

Seorang wanita (kerudung abu-abu) menahan sakit saat kaki kirinya diurut di pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Dulu bantuin orang sakit, jadi dikata buka ya namanya orang butuh pertolongan, yaudah rumah kita diubah menjadi tempat praktik," ujar Sanusi.

Sanusi mengenang awalnya Naim menangani pasien di depan teras rumah mereka. 

Namun, jumlah pasien yang datang terus bertambah membuat Naim melebarkan tempat pengobatannya. Selain itu, ada juga yang butuh perawatan inap.

Akhirnya, rumahnya dijadikan balai pengobatan alternatif patah tulang dan rawat inap sampai sekarang.

"Dulu kadang kan kalau pasien yang harus rawat inap dibawa ke dalam rumah. 'Wah kalau begini enggak ngena nih'. Padahal ini khusus rumah, jadi kita bikin tempat penginapan pasien," tambahnya.

Minyak asli Cimande

Ciri khas dari pengobatan patah tulang Haji Naim adalah pemakaian minyak khas dari Cimande.

Minyak itu ibarat obat mujarab untuk menyembuhkan patah tulang.

Baca juga: Penampakan Perempuan Misterius di Sungai, Tertangkap Kamera Sedang Bantu Pencarian Korban Kecelakaan

Sanusi menjelaskan minyak Cimande di antaranya terbuat dari minyak kelapa dan tebu.

Minyak itu didatangkan langsung dari Cimande.

"Nanti ada yang nganter dari Cimande. Enggak kita buat sendiri. Nanti di sini baru kita campur lagi," lanjutnya.

Bila sudah tiba, minyak itu akan ditambahkan putih telur. Sanusi beralasan penggunaan putih telur dipercaya bisa mengencangkan tulang.

"Nanti menyerap ke dalam buat ngencengin. Kayak dipasang gips," lanjutnya.

Pembuatan minyak Cimande secara massal, cerita Sanusi, juga tak bisa sembarang waktu. 

Ia mencontohkan di hari-hari besar biasanya minyak tersebut dibuat banyak.

Baca juga: Penampakan Perempuan Misterius di Sungai, Tertangkap Kamera Sedang Bantu Pencarian Korban Kecelakaan

"Enggak setiap hari dibikin, biasanya ya ada Maulid Nabi baru bikin. Kalau Maulid bikin banyak," jelasnya.

Ada amalan yang harus dilakukan kala membuat minyak Cimande seperti berpuasa dan berdoa.

"Iya harus puasa dalam pembuatannya. Kan kita minta Allah. Ada puasa, Dzikir, doa juga" tambahnya.

Selain minyak yang khas, pengobatan Haji Naim juga menggunakan batang bambu dan potongan kardus sebagai penyangga tulang yang patah.

Dulu, ia sempat menggunakan kulit waruk sebelum menggunakan bambu. Namun, kulit tersebut sudah sulit ditemukan.

Tak pasang tarif

Haji Naim sempat berpesan kepada keturunan yang meneruskan jasa pijat patah tulang agar tidak memberikan tarif kepada pasien.

Pasien membayar jasa pijat seikhlasnya saja. 

"Sebetulnya dari dulu begitu. Kalau emang orang enggak ada, enggak usah ngasih enggak apa-apa," katanya.

Suasana teras pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Pasiennya pun tak hanya berasal dari warga Jakarta saja. Banyak juga orang daerah yang datang ke pengobatan ini. Rata-rata, Sanusi dan pemijat lainnya meladeni sekitar 100 orang per hari bahkan bisa lebih.

Nama Haji Naim pun telah menggema sampai menembus mancanegara. 

"Dari luar juga ada. Dari Amerika, Singapura, Malaysia. Orang Afrika juga ada. Orang Singapura terbang sengaja menginap di hotel memang pengen ke sini," ucapnya.

Pengobatan alternatif ini kini diteruskan oleh anak cucu Haji Naim. Haji Naim yang meninggal pada tahun 1981 itu berpesan agar pengobatan ini terus dilestarikan.

Berita Terkini