Pembelajaran Tatap Muka

Tak Bisa Tutupi Bahagia Anaknya Besok Sekolah, Sriatun: Kelamaan Sekolah Online Kami yang Repot

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua orangtua siswa sedang berada di ruang kelas SDN 15 Cipete Utara jelang PTM, Suparni (baju kuning) dan Sriatun (41) pada Selasa (6/4/2021).  

Suparni berharap adanya pembelajaran tatap muka ini bisa memudahkan anaknya memahami pelajaran.

"Senang banget ya, karena anak bisa belajar, bisa mengerti lagi karena ada penjelasan dari gurunya," lanjutnya.

Persiapan SDN 15 

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 15 Cipete Utara menjadi salah satu sekolah piloting atau uji coba untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka (ptm).

Jelang kegiatan belajar mengajar tatap muka besok pada Rabu (7/4/2021), pihak sekolah sudah menyiapkan protokol kesehatan di masing-masing kelas.

Baca juga: Besok Uji Coba Belajar Tatap Muka di Jakarta, Curhat Orangtua Murid Hingga Persiapan Sekolah

Kepala SDN 15, Tri Cahyadi mengatakan protokol kesehatan itu sesuai yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Ia telah membentuk tim satgas Covid-19 di sekolah.

Dari pintu gerbang sekolah, petugas sudah berjaga untuk mengecek suhu siswa-siswi dengan menggunakan thermo gun atau pengukur suhu. 

Pihak sekolah juga meminta siswa-siswi memakai masker, membawa hand sanitizer dan face shield ketika berangkat ke sekolah.

Di tiap kelas, tersedia tempat cuci tangan yang berada di depan kelas dan di dalam kelas. Tempat cuci tangan yang berada di dalam kelas dilengkapi dengan sabun cair, hand sanitizer dan cairan disinfektan.

Cairan disinfektan digunakan untuk disemprotkan ke meja, kursi dan serta ruang kelas seusai belajar.

"Setelah anak-anak diukur suhunya, dan normal lalu diarahkan langsung cuci tangan. Setelah selesai, baru diarahkan untuk masuk ke kelas," jelasnya kepada TribunJakarta.com di lokasi pada Selasa (6/4/2021).

Selain itu, pihak sekolah menyediakan masker cadangan sebanyak lima puluh buah di tiap kelas.

Kelas-kelas juga diterapkan jaga jarak seperti jarak antar meja berjauhan dan dipasang tanda silang di sebelah meja. Kapasitas siswa yang masuk pun hanya 50 persen dari total siswa setiap kelas.

Tri melanjutkan jalur masuk atau keluar kelas pun dibuat satu arah untuk menghindari siswa-siswi berjalan berpapasan atau terkena kontak fisik.

Begitu juga dengan masuk dan keluar sekolah. Pintu gerbang utama untuk masuk sedangkan pintu belakang sekolah untuk jalur keluar.

Halaman
1234

Berita Terkini