Kemudian Malaikat Jibril turun membawa wahyu.
Allah SWT memilih menurunkan wahyunya kepada Nabi Muhammad SAW di usia 40 tahun, ada alasannya.
Baca juga: Sebelum Heboh Babi Ngepet, Warga Sawangan Kota Depok Curiga Ada Orang Nganggur Banyak Uang
Usia 40 tahun merupakan puncak kematangan jiwa manusia.
Ketika Rasul genap berusia 40 tahun, tanda kenabian mulai jelas.
Di antaranya, bebatuan di Mekkah menghaturkan salam kepada beliau.
Beliau juga mengalami ru’yah shiddiqah (mimpi hakiki). Mimpi ini tampak begitu nyata, sejelas terangnya waktu fajar.
Mimpi ini sempat dituturkan Aisyah dalam hadits berikut ini yang artinya:
“Turunnya wahyu kepada Rasulullah diawali dengan ru’yah shidiqah (mimpi hakiki) dalam tidur.
Beliau bermimpi sangat jelas, sejelas terangnya waktu fajar. Kemudian beliau mulai suka mengasingkan diri. Beliau biasa mengasingkan diri di Gua Hira.
Baca juga: CEK Rekening, THR PNS Mulai Dicairkan Kementerian Keuangan, Simak Besaran Tiap Golongan
Beliau ber-tahannuts (beribadah) di dalamnya gua. Kemudian beberapa malam lalu pulang kepada keluarganya karena harus berbekal untuk tinggal di sana.
Khadijah memberi bekal untuk keperluan yang sama, sampai turunlah wahyu ketika Rasul beada di Gua Hira.
Malaikat Jibril datang dan berkata ‘Bacalah!’ Beliau menjawab, ‘Aku tidak bisa membaca’.
Rasulullah mengisahkan, “Malaikat Jibril memegangku dan mendekapku sampai aku merasa begitu payah, lalu dia melepaskanku.
Lalu Dia berkata lagi, ‘Bacalah!’ Aku menjawab, Aku tidak bisa membaca.
Malaikat Jibril kemudian memegangku dan mendekapku untuk ketiga kalinya. Sampai aku merasa begitu payah, kemudian dia melepaskan aku.