Nani dijerat Pasal 340 KUHPl sub Pasal 80 ayat (3) Jo Pasal 76 C Undang-undang RI nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan UU Nomor 23 tentang perlindungan anak.
Dengan hukuman mati atau paling lama 20 tahun penjara.
Baca juga: Viral Video Pengurus Masjid Usir Orang yang Hendak Salat Pakai Masker, Pelaku Akhirnya Minta Maaf
Kronologi
Paket sate misterius di Jogja memakan korban bocah 10 tahun asal Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (25/4/2021).
Bocah berinisial NFP itu tewas setelah makan sate lontong pemberian orang tak dikenal yang diterima oleh sang ayah yang bekerja sebagai driver ojek online.
Baca juga: Video Dilarang Pakai Masker di Masjid Kadung Viral, Ketua DKM Minta Maaf: Kita Tak Bermaksud Kasar
Bandiman, ayah siswa kelas IV SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Kapanewon Sewon menceritakan awal saat diminta mengirimkan paket makanan oleh seorang wanita tak dikenal.
Tiba-tiba datang seorang perempuan muda yang bermaksud meminta tolong mengantarkan paket takjil.
Baca juga: Paket Sate Misterius di Jogja Makan Korban, Nyawa Bocah 10 Tahun Tak Tertolong Usai Rasakan Keanehan
Dari pengakuannya, perempuan itu berciri-ciri masih muda, berkulit putih, dengan tinggi sekitar 160 cm dan mengenakan hijab dan baju berwarana krem.
"Dia mengatakan bahwa tidak punya aplikasi, dan meminta mengirimkan paket takjil ke seseorang bernama Tomi di Villa Bukit Asri, Sembungan, Kasihan, Bantul," ujar Bandiman saat ditemui, Selasa (27/4/2021).
Bandiman pun menyanggupi permintaan tersebut.
Perempuan itu pun menanyakan berapa tarif untuk mengantarkan paket berisi sate dan snack tersebut.
"Saya minta Rp25 ribu, lalu saya dikasih Rp30 ribu. Saya juga minta nomor HP orang yang dituju. Dan minta nama si pengirim, dia mengatakan bahwa pengirim atas nama Hamid dari Pakualaman," ujarnya.
Bandiman pun mengantarkan paket tersebut, namun sesampai di alamat yang dituju, rumah orang yang bernama Tomi tersebut terlihat sepi.
Bandiman pun berusaha menghubungi Tomi.
"Setelah saya hubungi, benar yang mengangkat bernama Tomi dan alamatnya juga benar. Tapi dia mengatakan bahwa tidak merasa memiliki teman yang bernama Hamid di Pakualaman. Lalu Tomi mengatakan bahwa paket tersebut untuk saya saja untuk berbuka puasa," paparnya.