TRIBUNJAKARTA.COM - A (7) bocah perempuan asal Desa Congkrang, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ditemukan tewas di dalam kamarnya.
Berdasarkan pemeriksaan polisi, mayat A disimpan 4 bulan di dalam kamar oleh orangtuanya, sang ayah M dan ibunya, S.
A diduga dibunuh oleh kedua orangtuanya yang percaya A dirasuki oleh makhluk lain.
Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi menuturkan, kasus ini bermula dari orangtua bocah 7 tahun yang terpengaruh bujuk rayu H yang menyarankan agar korban diruwat agar tak nakal.
Di desa mereka, H dikenal sebagai orang pintar alias dukun.
"Saat itu kondisi A diyakini nakal, lalu H mengatakan "wah, anak itu dihinggapi dunia lain"," imbuh Benny.
Baca juga: Dibuka 31 Mei, Catat Syarat dan Ketentuan Lengkap Pendaftaran CPNS dan PPPK 2021
Benny menuturkan, orangtua A melakukan ritual tersebut sekitar bulan Januari 2021 setelah dibujuk oleh B, tetangganya.
Korban pun ditenggelamkan di bak mandi hingga akhirnya tewas.
"Orangtua korban, disuruh H, juga B, agar korban diruwat, caranya dengan ditenggelamkan. Itu motif sementara," papar Benny.
Mayat A dtemukan warga di dalam kamar di rumahnya pada Minggu (16/5/2021) malam.
Saat ditemukan, mayat A tergeletak di atas ranjang dalam kondisi kering tinggal kulit dan tulang.
Baca juga: Terancam 15 Tahun Bui, Dukun Santai Bocah Tewas Jalani Ritual Usir Roh Jahat: Nanti Dihidupkan Lagi
Polisi menjelaskan, mayat korban sengaja disimpan orangtuanya sejak 4 bulan yang lalu sebagai bagian dari ritual ruwat.
Para pelaku akan dijerat UU nomor 17/2016 tentang Perlindungan Anak, Pasal 76 huruf c dan Pasal 80 Subsider Pasal 44 UU nomor 23/2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRD), ditambah Pasal 338 KUHP.
"Pasal yang kita kenakan berlapis, ancaman hukumannya 15 tahun penjara dan atau denda Rp 3 miliar," imbuh Benny.
Baca juga: Dijuluki Sultan Andara, Ternyata Nagita Slavina Punya Ambisi Miliki Mal: Khayal-khayal Babu Aja Ya
Dukun Praktik 5 Tahun
Kepala Desa Bejen, Sugeng menuturkan, H dan B telah menjalani praktik perdukunannya selama lima tahun.
Setiap saat H dan B keliling menawarkan jasa ilmu perdukunannya ke masyarakat Bejen.
Meski demikian, masyarakat tak ada yang percaya. Kemampuan mereka belum terbukti sama sekali.
Baca juga: Bukan untuk Melayat, Ternyata Wanita yang Maki Petugas Karena Tak Terima Diputar Ingin ke Tempat Ini
"Ini kejadian luar biasa buat kami. Orang tua korban ini kan sebenarnya juga sama-sama korban. Memang dua orang H dan B ini yang bertanggung jawab atas kematian A," ucap Sugeng.
Sugeng menegaskan, B dan H telah mempelajari ilmu perdukunan untuk mendapat pengakuan dari masyarakat.
Adanya kejadian ini, Sugeng selaku kepala desa mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan selalu waspada apabila ada kejanggalan di lingkungan sekitar.
"Saya mengimbau masyarakat supaya hati-hati, baik itu dengan praktik supranatural atau sejenisnya. Karena dunia penipuan sedang marak sekali, dan kami sangat terpukul atas kejadian ini," papar Sugeng.
Baca juga: Awalnya Galak Diminta Putar Balik di Anyer, Wanita Ini Akui Malu dengan Sikapnya: Bakal Dipenjara?
Sugeng menuturkan, sekitar empat kali ritual dilakukan sejak M berkonsultasi pada Januari 2021.
Ritual pertama yakni menenggelamkan A di bank mandi, tak berpengaruh dengan kesehatannya.
Begitu juga dengan ritual kedua dan ketiga, A masih menahan menghadapi ritual tersebut.
Baca juga: Seleksi Jalur Mandiri Unsoed Tahun 2021, Begini Panduan Lengkap Pendaftarannya
"Setelah keempat kalinya mungkin tubuhnya lemah, terus dia pingsan. Gak sadarkan diri lama sekali," ujar Sugeng.
Saat A tak sadarkan diri, B meminta M untuk memanggil H.
Sesampainya di rumah korban, H tahu jika A tak sadarkan diri.
Meski demikian, H menjanjikan kepada M akan menghidupkan kembali anaknya yang telah meninggal dunia tersebut.
"Yang paling lama menenggelamkan Ais ke bak mandi itu Budiyono. Sampai akhirnya tak sadarkan diri. Lalu pak Marsudi memanggil Haryono.
"Tapi dia bilang, tenang-tenang gak usah bingung, nanti tak hidupkan lagi," terang Sugeng.
Baca juga: Oki Setiana Dewi Akhirnya Buka Suara Diisukan Jadi Istri Ketiga Uje, Akui Hubungan Sebenarnya Ini
Masih kata Sugeng, saat itu H meminta M untuk membersihkan tubuh anaknya dan diminta untuk menaruh jenazahnya di dalam kamar dengan ditutupi kain.
"Dia bilang, supaya jenazah dik Ais dibersihkan dulu, dirawat dulu. Setelah bersih dijanjikan akan dihidupkan lagi," bebernya.
Selama menjalankan praktik supranatural, menurut Sugeng H dan B tidak meminta imbalan apapun kepada M.
Hanya sesekali M membelikan pulsa kepada H dan B, serta beberapa rejeki juga diberikan kepada H dan B.
"Tidak minta imbalan. Tapi kadang pak Marsudi membelikan pulsa kepada mereka. Kalau imbalan finansial enggak. Cuma ya kadang-kadang aja kalau ada rejeki ngasih," pungkasnya.
(tribunjakarta/tribunjogja)