TRIBUNJAKARTA.COM - Wajah Nurdin tampak lelah.
Petugas kamar mayat Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Sekupang, Batam, itu duduk termenung di pojok ruangan.
Ia beristirahat sejenak menyandarkan kepalanya ke dinding ruangan menghadap jendela setelah sibuk wrapping atau bungkus jenazah Covid-19.
Nurdin yang masih mengenakan hazmat, mengaku sudah berhari-hari belum pulang ke rumah untuk menemui anak dan sang istri.
Waktu sudah malam, jam dinding menunjukkan pukul 21.15 WIB.
Gedung kamar mayat RSBP itu memang tak luas, punya kamar pemandian mayat yang dilengkapi tiga bantalan, 6 mesin pendingin dan ruang manajemen.
Sementara tepat di samping kiri ruangan terdapat gedung perawatan isolasi pasien covid-19.
“Ini puncak Covid-19, parah ini. Mayat akibat Covid-19 makin tinggi, mau percaya atau tidak tapi ini udah sangat mengerikan,” ujar Nurdin saat ditemui Tribun di kamar mayat RSBP Sekupang, Selasa (7/7/2021) malam.
Nurdin baru saja selesai melakukan wraping jenazah Covid-19.
Jenazah Covid-19 itu akan dimakamkan pada malam ini juga.
“Capek bangat, ini mayat ke-6 yang sudah selesai di-wraping. Masih ada satu jenazah lagi, masih di IGD. lagi diambil,” ucap Nurdin.
Nurdin terlihat lelah, lekuk raut wajahnya terlihat mulai keriput, matanya sayu.
Baca juga: Kisah Petugas Kamar Mayat Terpaksa Tidur Bersama Jenazah Covid-19: Sudah Sangat Mengerikan
Ia seakan tak kuat lagi, namun pekerjaan belum usai, Nurdin pun harus menahan lelah.
Meski wajah sudah terbilang tua, paras wajahnya tak lagi seperti dulu, dahi pipinya terlihat keriput namun semangatnya tak pernah pudar.
Laiaknya petarung action sampai titik darah penghabisan itulah yang menggambarkan pekerjaan Nurdin.