Antisipasi Virus Corona di DKI

Pembuangan Tanah Proyek MRT CP-201 untuk TPU Rorotan: Mematangkan Lahan Pemakaman Covid-19

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi TPU Rorotan

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pembuangan tanah proyek pembangunan rute MRT Jakarta CP-201 rencananya bakal dilimpahkan untuk taman pemakaman umum (TPU) Rorotan.

TPU Rorotan merupakan kuburan bagi pasien Covid-19 yang telah meninggal dunia.

"Pembuangan tanah CP-201 dimulai sejak September 2020, difokuskan pada TPU Rorotan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, kepada Wartawan, Jumat (30/7/2021).

"Ini untuk mendukung pematangan lahan pemakaman Covid-19. Total volume tanah yang telah dibuang 85.174 m³," lanjut William, sapaannya.

Dalam hal ini, MRT Jakarta juga dibantu Dinas Bina Marga DKI guna melakukan perataan dan pemadatan tanah di TPU Rorotan.

Rencananya, jalan akses pembuangan tanah di TPU Rorotan total sepanjang 300 meter.

Baca juga: Kabar Bagus, 56 Persen Warga Jatinegara Sudah Divaksinasi Covid-19

"Pagar proyek pembatas makam sepanjang 150 meter dibantu oleh SMCC HK (dari total kebutuhan sepanjang
675 meter)," jelas dia.

"Alat buldozer beserta operator dan bensin dibantu Jaya Konstruksi dan Jakpro," sambungnya.

Dia melanjutkan, proyek MRT Fase 2 CP-201 kini lebih dari 16,5 persen.

Lokasi pembangunan stasiun MRT Fase CP-201 yakni dimulai dari Bundaran HI sampai Harmoni.

Baca juga: Wagub DKI: Pengunjung Warteg Wajib Sudah Divaksin Covid-19

Pihak MRT Jakarta pun telah membangun boks di Stasiun MRT Thamrin dan Stasiun MRT Monas.

"Kemudian, ada pekerjaan persiapan untuk kedatangan panel boring mesin yang digunakan untuk pengeboran dari Bundaran HI sampai Harmoni juga sedang disiapkan," tutur William, beberapa waktu lalu.

Alat panel boring atau mesin bor ini akan didatangkan langsung dari Jepang pada Oktober mendatang.

Rencananya, pengeboran untuk membangun jalur MRT bawah tanah bakal dilaksanakan pada tahun depan.

"Sambil itu disiapkan, penataan lalu lintas juga kami lakukan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan kepolisian," ucap William.

"Kemudian pertimbangan-pertimbangan atau upaya-upaya untuk proteksi dan perlindungan terhadap situs-situs cagar budaya," lanjutnya.

"Seperti yang sudah kami lakukan misalnya, di Tugu Thamrin begitu terus sampai Utara kami akan perhatikan bangunan cagar budaya. Jadi itu progres hari ini 16,5 persen," ucap William.

Dikerjakan Hati-hati

Pembangunan proyek MRT Fase 2 CP-201 relasi Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia menuju Stasiun MRT Harmoni dikerjakan secara hati-hati.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar, menjelaskan hal ini bertujuan menghindari kerusakan terhadap objek vital milik negara.

Objek vital tersebut di antaranya cagar budaya seperti Tugu Jam Thamrin dan Istana Negara.

Baca juga: Kendaraan Operasional Terminal Terpadu Pulogebang Antar Pasien Covid Masih Tahap Modifikasi

"Proses memperhatikan objek-objek vital negara dengan memperhatikan kawasan cagar budaya, koordinasi kami dengan pemerintah pusat dan daerah sudah dilakukan sejak proses desain (stasiun)," jelas William, di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (31/5/2021).

"Jadi, sudah kami koordinasikan secara matang sejak proses persiapan dari fase dua A, relasi Stasiun MRT Bundaran HI sampai ke Stasiun MRT Kota Tua," lanjutnya.

Misalnya, kata dia, pembangunan Stasiun MRT Monas yang dekat dengan Tugu Monumen Nasional (Monas).

"Jadi, untuk pembangunan Stasiun MRT Monas ini ada koordinasi antara Pemerintah Provinsi DKI dengan pemerintah pusat. Mesti hati-hati sekali," tutur William.

"Koordinasinya dilakukan lewat Kementerian Sekretaris Negara dan seluruh prosesnya itu dikonsultasikan"

"Termasuk lokasi di mana stasiun itu berada, pintu masuknya seperti apa, jalurnya kayak bagaimana, itu berapa jaraknya dari berbagai bangunan vital," lanjutnya.

Dia menambahkan, proses pembangunan segmen pertama yakni relasi Stasiun MRT Bundaran HI hingga Stasiun MRT Harmoni telah direkomendasikan pemerintah pusat dan daerah.

"Itu semua kami mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Sekretaris Negara dan itu menjadi pedoman dalam melakukan pembangunan fase 2 ini," tutup William.

Bangunan Stasiun Thamrin Terpanjang

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William P Sabandar, mengklaim Stasiun MRT MH Thamrin nantinya akan memiliki bangunan yang paling panjang dibanding lainnya.

"Stasiun Thamrin itu stasiun paling panjang, 440 meter," kata William, saat diwawancarai Wartawan, di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (31/5/2021).

"Kemudian yang kedua ini Stasiun Monas, kurang lebih 240 meter," lanjut William.

Baca juga: Perjuangan Lansia 100 Tahun Diantar Anak Demi Vaksin Covid-19: Kalau Lapar, Tinggal Makan Banyak

Stasiun MRT Thamrin dan Stasiun MRT Monas ini masuk ke dalam proyek MRT Jakarta Fase 2 CP-201.

Proyek tersebut akan membangun sejumlah stasiun MRT Jakarta.

Mulai dari Stasiun MRT Thamrin hingga Stasiun MRT Kota Tua.

"Kemudian ada Stasiun MRT Harmoni, Stasiun MRT Sawah Besar, Stasiun MRT Mangga Besar, Stasiun MRT Glodok, dan Kota Tua," beber William.

Nantinya, kata William, Stasiun MRT Kota Tua akan terintegrasi dengan Stasiun Kereta Rel Listik (KRL) Kota Tua.

"Stasiun MRT Kota Tua itu persis nanti akan terintegrasi dengan stasiun di Beos (Kota Tua). Total ada tujuh (stasiun MRT)," tutup dia.

Berita Terkini