TRIBUNJAKARTA.COM - Heboh vaksin Covid-19 disebut bisa menyebabkan rahim kering atau kemandulan (infertilitas).
Isu vaksin menyebabkan rahim kering ini sempat menjadi viral di media sosial beberapa waktu belakangan.
Lantas benarkah isu tersebut?
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSIA YPK Mandiri Jakarta, dr Darrell Fernando, SpOG, turut buka suara.
dr Darrell memaparkan, isu tersebut adalah hoaks.
Lebih lanjut dr Darrell menuturkan, dalam bidang kedokteran tidak ada istilah penyakit rahim kering.
dr Darrell Fernando menilai, yang sering dimaksud dengan rahim kering adalah gangguan kesuburan atau infertilitas.
Baca juga: Simak Prosedur Isolasi Mandiri, Berikut Tanda-tanda Pasien Covid-19 Memburuk Saat Isoman
Vaksin Covid-19 juga tidak membuat rahim kering atau infertilitas.
“Sudah ada penelitian dan pernyataan dari berbagai perhimpunan dan organisasi Obstetri dan Ginekologi bahwa vaksin Covid-19 tidak menyebabkan infertilitas, baik pada laki-laki maupun perempuan,” jelas dr Darrel dalam akun Instagram @darrellfernando.
dr Darrel menjelaskan, dalam sebuah penelitian tercatat sebanyak 35% penyebab infertilitas karena masalah pada laki-laki, seperti gangguan sperma, disfungsi ereksi, dan lain-lain.
Sedangkan 40-50% disebabkan oleh masalah pada perempuan, seperti kelainan saluran telur atau rahim dan gangguan pelepasan telur (ovulasi).
Kemudian, 10-15% tidak diketahui penyebabnya (unexplained).
Baca juga: Ketahui Cara Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Tandanya Pasien Isoman Dinyatakan Sembuh
“Sangat penting untuk konsultasi dan pemeriksaan infertilitas pada suami dan istri. Jika ada masalah kesuburan, konsultasikan juga pada ahlinya,” tegas dr Darrell.
Selain itu, dr Darrell mengunggah pernyataan Therapeutic Goods Administration (TGA) Australia mengenai tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kabar bahwa Covid-19 menyebabkan infertilitas.
“TGA tidak akan menyetujui vaksin untuk digunakan di Australia kecuali jika aman dan efektif. Ini termasuk dampak pada kesuburan,” ujar TGA.
Isu vaksin Covid-19 menyebabkan infertilitas tidak berdasarkan gagasan yang valid.
Disebutkan bahwa salah satu protein pada Covid-19 dan protein Syncytin-1 (yang membantu perkembangan plasenta) adalah sama, padahal keduanya berbeda.
Baca juga: Cek Daftar Hotel dan RS di Jakarta Layani Isolasi Mandiri Covid-19, Ini Nomor Teleponnya
Vaksin Covid-19, seperti vaksin lainnya, bekerja dengan cara melatih tubuh untuk mengembangkan antibodi melawan virus penyebab Covid-19.
“Saat ini tidak ada bukti bahwa antibodi yang terbentuk dari vaksinasi Covid-19 menyebabkan masalah pada kehamilan termasuk perkembangan plasenta. Selain itu, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa masalah kesuburan adalah efek samping dari vaksin apapun,” ujar TGA dalam pernyataannya.